"Baru juga pedekate udah ada ajah saingan" gumam Adam saat melihat seorang anak baru yang tampan dan kaya merepet terus dengan crushnya.
Dapatkah Adam bersaing dengan pria kaya dan tampan yang menjadi saingannya dalam merebut hati pujaan hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gantung
Rendy jadi merasakan bersalah pada Karmila karena menceritakan kebaikan Adam, hingga Karmila malah menjadi pesimis tentang hubungan nya dengan Adam walau hubungan mereka memang belum ada kaitan apa-apa, keduanya belum saling mengungkapkan saat itu tapi malah berpisah.
"Huft... kasihan juga si Mila... udah gue bikin jelek cintanya juga ngegantung" keluh Rendy.
Rendy pun terduduk sendirian di ruang tamu yang di sulap menjadi sebuah ruang tunggu ditoko.
Tring...
Terdengar suara pintu toko di buka Karmila langsung melayani pelanggan yang baru saja datang, dan saat sedang melayani pelanggan Rendy memperhatikan Karmila yang tetap ramah meski hatinya sedang sedih.
Dan Rendy pun menatap kearah depan dia melihat dia rumah Adam terlihat sangat sibuk.
"Dia mau buka kelas sepertinya" gumam Rendy saat melihat reklame yang terpajang di depan rumah Adam.
"Kesana ah... " gumam Rendy.
Sementara Karmila masih sibuk melayani pelanggan yang berjumlah tiga orang mereka memilih-milih dahulu roti dan cake yang akan mereka beli hingga Karmila tidak memperhatikan Rendy itu keluar dari toko.
Saat diluar Rendy langsung menyebrangi jalan dan berjalan kerumah Adam, Ucup sahabat Adam yang sedang membantu tukang merenovasi satu ruangan dirumah Adam yang akan di jadikan kelas baking nantinya melihat Rendy yang berpenampilan urakan langsung mendekati Rendy.
"Mau apa bang? " tanya Ucup
"Nggak mau apa-apa cuma lagi lihat-lihat ajah nggak boleh? " ucap Rendy santai.
"Ya boleh ajah sih kalo cuma lihat-lihat cuma kalo mau minta pungli nggak ada karena chef Adam sudah bayar keamanan sama pihak perumahan" ucap Ucup asal.
"Heh~~~dia kira gue preman komplek kali ya? " gumam Rendy.
"Weits sorry dory blueberry ya... gue bukan preman" ucap Rendy jumawa.
"Gue itu yang nangkepin preman" sambung Rendy.
"Mafia?! " celetuk Ucup.
"Sialan malah tambah parah nuduhnya" gumam Rendy.
"Gue musuh dari mereka semua njir"bahasa preman Rendy akhirnya keluar.
" Eleh... paling elu cuma pengangguran ngaku-ngaku jadi polisi lu mau. eres. temen. gue ya? nggak bakaln gue biarin lu hadapin gue dulu ciat... ciat... ciat"Ucup langsung berlagak seperti seorang pendekar silat di hadapan Rendy.
Semakin malas Rendy meladeni Ucup yang sok tahu.
"Eh... chef... apa kabar? " teriak Rendy saat melihat Adam yang tiba-tiba keluar karena mendengar suara teman nya berteriak-teriak.
"Elu kenapa sih Cup? " tanya Adam bingung.
Ucup masih berlagak seperti seorang pesilat yang akan bertarung.
"Ini ada orang yang mau minta pungli nih maksa ciat... ciat... ciat... " ucap Ucup.
"Hadeuh... elu pasti ngira dia preman ya? hehe awalnya juga gue begitu tapi bukan kok dia bukan preman dia kakaknya nona Ana" jelas Adam.
"Hah... serius? " Ucup terkejut.
"Iya dia abangnya Ana" jelas Adam kembali.
"Masa sih" Ucup melihat kearah Rendy dari atas hingga kebawah.
"Kok nggak mirip? " celetuk Ucup.
"Emangnya kakak beradik itu harus mirip ya? " ucap Rendy kesal.
"Ya iyalah si Adam ajah sama adek-adeknya mirip semua meski adeknya itu perempuan semua" cerocos Ucup.
"Berarti faktor genetik dari salah satu orang tua Chef itu lebih kuat hingga semua anaknya hanya mirip dengan salah satu orang tuanya, lah gue kan beda, genetik orang tua gue imbang mangkanya satu mirip bapak satu mirip mama" jelas Rendy.
"Ah pusing gue" Ucup kesal sendiri karena kalah berdebat.
Ucup pun akhirnya meninggalkan Rendy bersama Adam. dan mereka pun akhirnya mengobrol bersama di halaman rumah Adam yang sudah Adam rancang menjadi taman kecil.
"Baru sampe bang? " tanya Adam ramah.
"Eh... iya gue kesini mau menghibur adek gue yang lagi sedih karena patah hati" jelas Rendy.
"Hem... Ana patah hati? " tanya Adam sedikit penasaran.
"Dia menyukai seseorang? " tanya Adam lagi.
"Iya dari dulu sukanya cuma sama satu orang tapi dia ragu orang itu suka apa nggak sama dia" Rendy mulai bercerita.
"Wah ternyata dia tipe setia ya" Adam takjub.
"Iya kasihan tuh anak kisah cintanya ngegantung" Rendy cerita kembali.
"Gantung? maksudnya? " Adam bingung.
"Iya jadi statusnya belum jelas gitu saling suka apa nggak" ucap Rendy kembali.
"Ooo begitu sama kaya kisah gue dan Karmila status kita pun belum jelas gue bahkan nggak tahu dia suka atau nggak sama gue"
"Chef... chef... " tegur Rendy yang melihat Adam bengong.
"Eh... maaf saya melamun, adik abang itu berbakat saya berniat menjadikan dia asisten saya, tapi sulit sekali mengajaknya berbicara" jelas Adam.
Wah kesempatan bagus ini.
"Chef serius? " tanya Rendy antusias.
Tiba-tiba ada Bela juga disana yang sama antusias nya bertanya pada Adam tentang keseriusannya ingin merekrut Karmila kribo menjadi asistennya.
"Eh... sayang nyuslin gue ya... jadi terharu" ucap Rendy dengan nada tidak serius nya.
"Ck kepedean lu, gue nyusulin elu kesini takut cari perkara sama temen-temen chef" ucap Bela ketus.
"Ya enggak dong sayang... masa gue cari masalah sama orang" ucap Rendy dengan nada yang sama.
"Oia Ngomong-ngomong elu beneran setuju kalo si Ana jadi asisten chef? " tanya Rendy kali ini dengan nada serius.
"Iya lah... chef benar Ana itu berbakat sayang kalo dia hanya bersembunyi di balik dapur toko kecil kaya gini" ucap Bela serius.
"Nah... kalo nggak elu ajah yang ngerayu dia buat jadi asisten chef Bel... " Rendy seolah menemukan ide cemerlang.
"Ya nggak gitu juga gue nanti bakalan ngomong ke dia tapi gue nggak bisa maksa Karena Ana itu orang nya sangat tertutup dan susah di tebak jadi nggak bisa janji dia bakalan kasih jawaban setuju" Bela sedikit pesimis saat tahu karakter temannya itu seperti apa.
Adam dan Rendy pun yang tahu watak Ana seperti apa mereka pun hanya bisa menghela nafas dalam saja.
Hingga siang pun tiba mentari pun semakin tinggi, Bela dan Rendy kembali ke toko roti melihat wajahnya Karmila kribo masih seperti biasa datarrrrrr tak ada ekspresi apa pun di wajahnya itu meski sesekali dirinya tersenyum kepada pelanggan dan itu pun hanya senyuman ramah saja setelah itu wajahnya kembali datar kembali.
"Gimana ngomong nya? "bisik Bela pada Rendy.
Rendy nampak terlihat berfikir saat Bela berbisik di telinga nya.
" Atau kita atur ajah pertemuan untuk mereka berdua kali ajah kalo bicara berdua di tempat yang berbeda dia bisa mengeluarkan ekspresi nya dan perasaan nya"gumam Rendy yang bisa di dengar oleh Bela.
Wajah Bela berbinar dan dia langsung ingin berteriak namun dia tahan suaranya hingga hanya ekspresi antusias saja yang muncul di wajah cantik itu.
"Kita atur pertemuan itu jangan bilang sama dia kalau kita bakalan pertemukan dia sama chef" bisik Bela.
"Okey 👌🏻" ucap Rendy pun dengan nada berbisik.
Bersambung.
Semangat ya terus lanjut jangan ngegantung ya usahain sampai end