NovelToon NovelToon
Suamiku Om-Om Galak

Suamiku Om-Om Galak

Status: tamat
Genre:Tamat / Contest / Cintapertama / Perjodohan / Nikahmuda / Cintamanis
Popularitas:14M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kolom langit

Belum kering luka hatinya setelah kehilangan kedua orangtuanya dalam waktu berdekatan, Baby Aurora, seorang gadis remaja berusia 19tahun harus dihadapkan pada perjodohan dengan pria yang sama sekali tidak disukainya.

Galak, kasar dan pemarah, itulah sosok Damar Bimasakti di mata Baby.

Sedangkan dalam pandangan Damar, Baby hanyalah barang mentah di mana ia akan keracunan jika memakannya.

Akankah dua karakter yang bagai air dan minyak ini menyatu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bunda Selalu Benar!

Damar berusaha mengatur napasnya yang memburu. Rasanya laki-laki itu sudah tidak tahan berada di tempat itu. Suara desahan Tria yang terus terdengar terasa menyiksanya. Akhirnya, Damar memilih keluar dari apartemen Tria. Ia bersandar di dinding sambil mengatur napasnya yang terasa menyesakkan dada. Tria benar-benar tega menjalin hubungan terlarang dengan seorang pria tanpa adanya status pernikahan.

Masih dalam keadaan tak percaya, Damar mengusap wajah, kemudian segera mengayunkan langkahnya dengan malas menuju lift. Lebih baik segera pergi dari sana.

Tiba di lobby, petugas keamanan yang tadi berjaga menghampirinya dengan senyum ramah. Bahkan gurat kemarahan di wajah Damar masih terlihat. Akan tetapi, ia sangat pandai menyembunyikannya.

“Gimana, Mas? Ada Mbak Trianya?” tanya Pak Yoyo.

Walaupun masih terkejut dan marah, namun Damar masih berusaha tersenyum. “Ada, Pak,” jawabnya lalu menghela napas.

“Kenapa cepat pergi? Tidak biasanya, Mas?”

“Tria nya lagi ada tamu penting, Pak. Jadi saya tidak mau ganggu. Oh ya, Pak ... Jangan bilang sama Tria kalau saya habis dari sini, ya.”

Pria itu mengerutkan alisnya pertanda bingung. “Memangnya kenapa, Mas?”

“Tidak apa-apa, Pak! Saya tidak enak saja sama Tria dan tamu pentingnya.”

“Oh … siap, Mas Damar,” sahut Pak Yoyo sambil menganggukkan kepalanya.

Damar menepuk bahu Pak Yoyo, lalu mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribuan dari dompetnya. “Ini bukan sogokan. Saya ikhlas memberi buat anak Bapak, semoga bermanfaat,” ujarnya sambil memasukkan uang itu ke dalam saku Pak Yoyo.

Pria itu termangu karena merasa tidak enak sendiri. Namun begitulah Damar saat bertemu dengannya. Kadang tiba-tiba saja memberi uang.

“Te-terima kasih, Mas. Saya jadi tidak enak.”

“Ah, Bapak ini … Sudah, ya. Saya harus ke kantor lagi.”

Damar kemudian meninggalkan apartemen mewah itu dengan perasaan hancur. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya jika Tria yang dinilainya sebagai gadis baik-baik ternyata tega berbuat seperti ini. Damar menyandarkan punggungnya sambil menghela napas berat. Ia teringat pada pesan Bunda Yasmin yang selama ini menentang hubungannya dengan Tria.

Ternyata Bunda benar, Tria bukan perempuan baik-baik. Gumam Damar dalam hati.

Damar meraih ponsel, kemudian menghubungi sang bunda untukk membatalkan pertemuan dengan Tria.

“Halo, Bunda …”

“Assalamu alaikum, Damar!” ucap Bunda Yasmin memperingatkan Damar yang lupa memberi salam.

“Maaf, Bun. Assalamu alaikum.”

“Walaikum salam, Nak. Nah, begitu kan bagus. Kamu jadi ke sini sama Tria?”

“Oh, itu—” Damar menjeda ucapannya dengan helaan napas. Ia tak sanggup jika harus memberitahu bundanya tentang apa yang barusan ia dapati. “Tria nya lagi ada tamu penting, Bun. Jadi tidak bisa ketemu Bunda hari ini. Lain kali saja, ya …”

“Baiklah kalau begitu. Kebetulan hari ini bunda juga sibuk.”

“Ya sudaah, Bun. Aku mau ke kantor lagi. Bunda jangan lupa makan, ya!”

“Iya, Nak. Kamu juga.”

Panggilan berakhir. Tidak ingin berlarut dalam kemarahan, Damar segera menyalakan mesin mobil dan segera menuju kantor.

🌼🌼🌼🌼

Jika tadi Damar meninggalkan kantor dengan senyum yang mengalahkan cerahnya sang mentari. Siang itu ia kembali dengan wajah suram mengalahkan awan mendung. Dengan langkah tak bersemangat ia memasuki gedung kantor itu. Seorang resepsionis yang melihat kedatangannya segera memanggil.

“Pak Damar … Maaf ada tamu yang sedang menunggu,” ucap wanita muda itu.

Damar mengerutkan dahinya. Seingatnya, ia tidak memiliki janji dengan siapapun. “Siapa?”

“Ada di ruang tunggu.”

Damar melirik ke arah ruang tunggu yang tidak begitu jauh darinya, dimana tampak seorang gadis duduk dengan posisi membelakang. Baru melihat kunciran rambutnya saja, Damar sudah mampu mengenali siapa gadis yang sedang menunggunya itu.

Bambang! Mau apa dia? Tanya Damar dalam hati. Ia segera menghampiri gadis itu.

“Mau apa kamu kemari?” tanya Damar dengan nada super ketus. Sepertinya kejadian hari ini membuat mood-nya hancur. Baby harus siap-siap menerima sikap galak dan ketus dari laki-laki itu. Jangan sampai salah bicara sedikit saja. Bisa-bisa disemprot Damar dengan desinfektan.

“Maaf, Mas. Saya mengganggu,” ucap Baby kala menyadari tatapan tidak bersahabat dari Damar. Gadis itu segera mengeluarkan sebuah amplop berwarna cokelat dari dalam tas ranselnya dan memberikan kepada Damar.

“Apa ini?” Damar hanya menatap benda itu tanpa menyentuhnya.

“Ini uang ganti rugi perbaikan kamera Mas Damar.”

Damar menghela napas panjang, kemudian melirik Baby dengan tatapan penuh kecurigaan. Tentang darimana gadis itu mendapatkan uang itu dalam semalam, padahal ia sama sekali belum memiliki pekerjaan.

“Kamu dapat uang ini darimana? Kamu kan belum bekerja dan semalam kamu tampil di konser amal itu juga tidak dibayar. Kamu habis mencuri dimana?”

Sungguh tuduhan Damar begitu kejam. Baby pun menunduk. Ia tidak ingin mempermalukan dirinya dengan memberitahu Damar dari mana dirinya mendapatkan uang itu.

“Ini uang halal, Mas.”

“Kalau uang halal, kamu pasti bisa jelaskan dari mana kamu dapat uang ini, kan?”

Nada bicara Damar belum juga berubah. Malah semakin mengintimidasi. Namun, Baby harus tetap mengalah sebelum ia mendapatkan ponsel dan video miliknya dihapus. Sebab ancaman itu sangat mematikan baginya.

“Saya beneran, Mas … Ini bukan hasil mencuri.”

Damar tidak menyahut. Ia hanya menatap tajam dengan mata memicing—yang bermakna sebuah ancaman serius bagi Baby. Akhirnya, gadis itu pun menyerah.

“Saya habis jual biola pemberian ayah,” lirih Baby dengan mata berkaca-kaca, lalu memberanikan diri menatap bola mata Damar. “Sekarang Mas Damar puas?”

Damar terkesiap mendapati bola mata Baby yang telah berair. Dan untuk pertama kalinya, ia melihat Bambang sebagai Baby. Sikap galak yang tadi ia tunjukkan perlahan mulai surut. “Apa? kamu jual biola itu?”

Baby kemudian meraih pergelangan tangan Damar dan meletakkan amplop itu di tangannya. “Sekarang kita impas, kan. Balikin hape saya!”

Alih-alih menjawab, Damar malah mengembalikan amplop itu ke tangan Baby, namun Baby mengembalikan lagi ke tangan Damar.

“Dimana kamu menjual biola kamu?” Walaupun Damar sudah mulai melembutkan suaranya, namun masih terdengar cukup galak di telinga Baby.

“Memang kenapa? Mana hape aku, Mas … Balikin?!” Kini malah Baby yang terdengar galak.

“Kamu kurang bisa Bahasa Indonesia ya, Bambang? Saya tanya kemana kamu jual biola jelek kamu itu?”

“Enggak mau bilang. Siniin hape aku!”

Sambil berdecak, Damar mengeluarkan ponsel milik Baby dari dalam tas selempangnya. “Ambil!”

Dengan cepat Baby menyambar ponselnya dari tangan Damar. Memeriksa keadaan ponselnya dengan teliti. Seperti memastikan ponselnya kembali dalam keadaan utuh. Setelah puas, senyum tipis hadir di sudut bibirnya.

“Ok kita impas. Anyway by they way busway bye bye! Dasar Om galak!” maki baby dengan percaya dirinya sambil melambaikan tangan. Ia sudah bisa bernapas lega setelah membayar kerugian Damar. Ponsel pun sudah kembali ke tangannya dalam keadaan utuh.

“Bambang!” panggil Damar ketika Baby hendak melangkah pergi.

“Nama aku Baby, Mas Broh!”

Mulai deh keluar sifat melunjaknya. Dasar Bambang! Tapi kenapa dia jadi lucu begini, ya … kerjain ah ....

“Siapa bilang kamu sudah bebas?” Damar tersenyum misterius. “Video tawuran kamu belum saya hapus. Jadi nasib kamu masih ada di tangan saya.”

Seketika, wajah songong sok jagoan bak macan betina yang tadi terlihat di wajah Baby sirna. Ia kembali menjadi anak kucing. Damar benar-benar pandai membalikkan keadaan.

“Sesuai perjanjian, seharusnya kan mas Damar hapus video itu. Jangan jadi manusia ingkar. Sesungguhnya manusia ingkar itu—”

“Tidak usah ceramah, Bambang! Benerin dulu penampilan kamu!” ujarnya. “Sekarang kasih tahu dimana kamu jual biola butut kamu itu, kalau tidak …” Damar belum selesai mengeluarkan kalimat ancamannya sudah dipotong duluan oleh Baby.

“Di toko alat musik di sudut jalan!”

“Anak baik, ayo!”

Tanpa banyak bicara lagi, Damar menarik pergelangan tangan Baby keluar dari gedung itu.

🌼🌼🌼🌼

Sementara itu, di sebuah ruangan pribadi, Bunda Yasmin sedang melakukan panggilan dengan seseorang.

“Bagaimana, Embun? Kamu yakin, Damar benar-benar melihat kelakuan Tria?” tanyanya pada seseorang di seberang sana.

“Yakin, Bun. Damar keluar dari apartemen dengan muka kusut.”

“Alhamdulillah. Akhirnya Damar tahu bagaimana sifat asli si Tria. Makasih ya, Embun … Bunda sangat berterima kasih loh atas bantuan kamu.”

“Siap Bun. Aku selalu siap bantu Bunda.”

Bunda Yasmin tersenyum penuh kelegaan. Kini Damar sudah tahu seperti apa Tria yang sebenarnya. Tidak percuma ia meminta seorang gadis yang merupakan sahabat Damar dan juga berprofesi sebagai seorang jurnalis untuk memata-matai Tria. Sebab itulah tadi Bunda Yasmin memaksa Damar menemui Tria siang itu juga, agar Damar bisa melihat sendiri kelakuan Tria di belakangnya. Sebagai seorang ibu, Bunda Yasmin tentu tidak ingin Damar salah dalam memilih jodoh.

“Terus sekarang Damar dimana?”

“Pergi sama Baby, Bunda. Tapi enggak tahu mau kemana.”

“Ya sudah, biarkan saja.”

🌼🌼🌼🌼

Gak usah vote. Ramaikan aja dengan ninggalin Like dan komen sebagai bentuk cinta kalian ke akoohh, karena aku juga cinta kalian🤧🤧🤧😭😭.

Makanya aku tetep setia di noveltoon nemenin kalian ngehalu walaupun tulisannya amatir.

1
Inooy
huahahaha panggilan k Damar lebih parah ini 'Markonah' 🤣🤣🤣
Inooy
hihihi terima aj Beb,,anggap aj panggilan sayang nya Damar k kamu 🤭
Inooy
yg horor itu kamu Maar yg kerjaan nya marah2 mulu, skali nya ngomong kaya emak2 netizen yg lg PMS 🤣
Inooy
Bambang nya bermetamorfosis Maaarr 😅
ngedip Maar jangan bengong aj,,baru tau kan klo Bambang sebetul nya cantiiiik..🤭
Inooy
dari mewek skarang aga2 hareudang niiih...
Inooy
ya iya laaah,,g mungkin damar berubah dingin kaya kulkas klo Damar g mergokin kamu lg jungkit2 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
Inooy
huahahaha Tria..Tria,,emg nama nya Baby..pas kan nama nya??? 🤣
lagian kamu g sadar menuduh Damar sekingkuh,,yg ada kamu kali yg selingkuhin Damar..kamu aj g tau klo Damar abis mergokin kamu lg anu anu d apartemen mu..🤦‍♀️
Inooy
dasar kamu ngeyel Damar,,udh jelas2 insting seorang ibu itu selalu benar ada nya..sakit kan kamu liat orang yg kamu cintai lg berbagi peluh ma laki2 lain????
rasain kamu Damar...😠
Inooy
nah lhoooo,,benar kan apa kata2 bunda mu Maar..pasti smua nya terbongkar sedikit demi sedikit tanpa hrs d jelaskan ma bunda mu Mar, klo bunda yg ngejelasin pasti kamu g bakalan percaya deeh!!!
Inooy
skarang kamu bilang dekil, lama2 jg bakalan suka kamu teh Mar....
Inooy
kaya nya nih cerita seru deeh....
Inooy
kasian kamu Baby, nama nya d ganti jd Bambang ckckckck
Inooy
huahahahaha baru baca udh ada kata2 yg bikin ngakak 🤣🤣🤣
Seran Nahak
mana anakmu dengar markonah/Grin//Grin/
Mis Riyanti
lanjut thor
Tan Wahyudi
Luar biasa
Khanza Safira
baby smaa bunda lucu juga 🤣🤣 hayoo abis kamu damar 🤣👍
Khanza Safira
Dasar Damar hobi banget buat orang naik pitam plus ngakak /Sob/🤣🤣/Facepalm/
Khanza Safira
Ya Allah Thor, aku seneng banget 😭 baca cerita nya serasa ikut masuk dalam alurnya /Determined/
Khanza Safira
apa karena damar ngasih tau bahwa baby adalah calon istrinya jadi Ryu mundur
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!