Adeeva Rachella..
Dia terlahir sebagai Gadis Bisu, namun hal itu Adeeva sangat disayangi oleh kedua orang tuanya..
Hingga disuatu kejadian yang membuatnya tidak bisa untuk berbicara tentang keadilan kedua orang tuanya yang dibunuh oleh Pamannya sendiri..
Pamannya itu adalah Adik dari Ibunya Adeeva, dia adalah seorang gila dengan kekayaan itulah sebabnya dia membunuh kedua orang tuanya Adeeva karena ingin mengambil kekayaannya..
Hidup Adeeva berubah daratis saat kepergian kedua orang tuanya, dia tinggal bersama Pamannya namun dijadikan Pembantu oleh Istri dan Anak Pamannya..
Adeeva juga mendapat perilaku yang tidak pantas seperti sering dibully, disiksa dan lebih parahnya lagi dibuat hingga hampir mati oleh mereka..
Adeeva ingin menyerah, namun pada malam itu seorang Pria bernama Dellson Arden mengajaknya untuk keluar dari Neraka itu..
Adeeva setuju dengan hal itu, tetapi apakah kehidupan Adeeva akan berubah setelah bersama Dellson?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28-Apakah ini akhir?
2 hari kemudian mereka masih belum menemukan keberadaannya Adeeva, Dellson benar-benar sangat frustasi karena tidak bisa menemukan jejak Adeeva.
" Adeeva, dimana kamu? Aku berharap kamu baik-baik saja Adeeva". Lirih Dellson dengan nada yang frustasi
Begitu juga Bibi Nuh dan Clara, mereka sangat sedih karena tidak bisa mengetahui dimana keberadaan Adeeva.
Saat mereka sedang sibuk dengan pemikirannya masing-masing kini tibalah seseorang membawa Gadis kecil yang menurut mereka dia adalah dalangnya.
Brak!
Semuanya terkejut yang ada didalam Mansion itu, Dellson langsung bangun dari duduknya begitu juga Bibi Nuh dan Clara langsung berjalan kearah ruang tengah.
" Jemina"..
Seketika juga Clara langsung mendekati kearah Jemina yang berhasil dibawa salah satu kenalannya Ben.
" Dimana Adeeva?".. Teriak Clara membuat Jemina takut
" A-aku tidak tau dia dimana"..
Plak!
Clara menampar wajahnya Jemina, hal itu membuat Jemina merasa terkejut dan tidak terima bahwa Clara menampar wajahnya.
" Mengapa kau menamparku?"..
" Itu memang pantas untuk kau dapatkan karena telah membawa Adeeva pergi"..
" Kau tidak pantas karena kau hanya pembantu disini"..
Plak!
Clara menampar kembali wajahnya Jemina, air matanya mengalir dipipinya hal itu membuat Dellson maju mendekat kearah Jemina.
Tatapannya sangat menakutkan, hal itu membuat Jemina menundukkan kepalanya karena merasa takut melihat wajah Dellson.
Kini Bibi Nuh menarik Clara kedalam pelukannya dia tau bahwa Clara merasa kehilangan sangat Adeeva makanya itu membuatnya sangat kelepasan.
Namun Dellson tidak pernah marah bahwa apa yang dilakukan Clara kepada Jemina.
" Sekarang aku tanya, dimana Adeeva kau bawa pergi?".. Tanya Dellson dengan nada dinginnya
" B-bukan saya yang membawa pergi"..
" Lalu?"..
" Nona Retta yang membawa Adeeva pergi"..
Dellson mengerutkan keningnya mengapa Retta membawa
Adeeva pergi?
" Mengapa dia membawa Adeeva pergi?"..
" D-dia ingin membalas dendam kepada Nona Adeeva, jadi dia ingin saya membawanya keluar dari sini"..
Seketika rahang Dellson mengeras saat mendengarkan jawabannya Jemina,
" Jadi kau bekerja sama dengan Retta?"..
Jemina menganggukkan kepalanya, hal itu membuat Dellson menarik nafasnya dengan sangat panjang.
" Berapa yang diberikan Retta kepadamu?"..
" 30juta"..
" Hanya segitu kamu melalukan pekerjaan yang benar-benar membuat nyawa orang hilang! Aku bisa memberikanmu lebih dari itu"..
Jemina hanya diam saja, dia benar tidak tau bahwa secepat itu orang-orang menemukan dirinya padahal itu semua adalah rencananya Retta.
" Seharusnya tuan menghukum Retta bukan saya, dia yang menghampiri saya saat dipenjara dan mengajak saya bekerja tentu saja saya mau bukan salah saya kan jika begitu?"..
Dellson membelalakkan matanya saat mendengar perkataannya Jemina, Dellson tidak habis pikir bagaimana caranya Jemina berpikir?
" Masalah kamu bekerja itu tidaklah salah, tapi yang salah kamu bekerja sama dengan orang yang sudah salah dan membawa Adeeva pergi dari sini". Teriak Dellson membuat Jemina terdiam
Dellson menggusar wajahnya secara kasat dia benar-benar tidak tahu dimana Retta membawa Adeeva.
Kini Dellson mendekat kearah Jemina dan membisikkan sesuatu.
" Jika terjadi sesuatu kepada Adeeva, maka kau akan mengucapkan selamat tinggal kepada Dunia"..
Seketika sekujur tubuh Jemina merasakan merinding mendengar perkataannya Dellson, kini Dellson menjauh dari Jemina dan pergi begitu saja. Wajah Dellson berubah menjadi sangat menakutkan lebih dari yang tadi.
" Kurung dia digudang, jangan biarkan dia makan ataupun minum sebelum Adeeva ketemu".
***
Disisi gudang tua, dimana kondisi Adeeva terlihat sangat lelah dan lemah ternyata Retta telah menyiksa Adeeva habis-habisan.
Kini dari wajah sampai tubuhnya Adeeva terdapat memar-memar, hal itu Adeeva hanya bisa menahannya sampai Dellson menolongnya.
" Lihatlah wajah kasian".. Kata Retta sambil mencengkram dagunya Adeeva
Adeeva menatap kearah Retta dengan tatapan yang sangat tajam, seolah-olah Adeeva ingin membunuh manusia didepannya ini.
Namun apalah daya, Adeeva yang terikat dengan sangat kuat sehingga membuatnya tidak bisa bergerak.
" Sebentar lagi hidupmu akan berakhri"..
Adeeva tersenyum miring".. Lebih baik cepat saja kau membunuhku"..
" Haha apa kau sudah tidak sabar untuk bertemu Ayah dan Ibumu?".. Kata Retta dengan sombongnya".. Baiklah akan ku terima permintaanmu itu".
Kini Retta mengambil pisau yang begitu tajam, setelah itu mendekat kearah Adeeva hal itu membuat Adeeva hanya menatap Retta dengan tatapan tajam.
" Ucapkan selamat tinggal kepada dunia Adeeva"..
Mata Adeeva terbelalak dan menarik nafasnya dengan sangat panjang saat Retta menusuk perutnya,
Uhuk..
Adeeva terbatuk saat pisau itu menancap diperutnya, kini Retta menarik pisaunya setelah itu kembali menusuk perutnya Adeeva berkali-kali sehingga membuat Adeeva batuk darah.
Setelah itu Retta membuka ikatan ditangannya Adeeva membuat Adeeva jatuh kelantai..
Burkk.
Adeeva memegangi perutnya, terasa sesak yang dia rasakan kali ini. Kini Retta kembali mendekat kearah Adeeva dan memberikan sayatan demi sayatan ditubuhnya Adeeva dan wajahnya.
Adeeva ingin melawan namun dia hanya pasrah karena sudah banyak tenaga yang dikeluar Adeeva disaat Retta menyiksanya.
Uhuk..
" Lihatlah betapa mengenasnya dirimu"..
Klentingg ( suara pisau yang dilempar Retta )
Retta meninggalkan Adeeva yang sudah banyak mengeluarkan darah, hal itu membuat Adeeva benar-benar tidak bisa apa-apa.
Kini Adeeva membuka matanya dan menatap kearah langit-langit gudang tua itu terasa sepi dan sunyi yang Adeeva rasakan.
" Ayah Ibu, tolong jagakan Dellson dia adalah pria yang saat ini Adeeva sayangi dan cintai jangan biarkan dia menangis saat mengetahui keadaan Adeeva begini"
Adeeva meneteskan air matanya, dia tersenyum menatap kearah cincin yang diberikan Dellson itu..
" Dellson aku mencintaimu, hiduplah berbahagia disaat aku tidak ada lagi".. Lirih Adeeva dalam hatinya
Setelah mengatakan sesuatu dari hatinya, Adeeva akhirnya menutup matanya karena dia sudah tidak kuat lagi untuk menahannya.