Aura tiba-tiba harus menikah dengan laki-laki yang selama ini dia cintai dalam diam. Namun sayangnya pernikahan itu hanya dianggap sebagai ajang pembalasan dendam oleh Arga lelaki yang terpaksa menjadikan Aura sebagai pengantin pengganti, karena kepergian Sheila calon istrinya sekaligus sahabat Aura yang memilih pergi bersama cinta pertamanya dan meninggalkan Arga tepat dihari pernikahannya, sehingga Arga terpaksa memilih Aura untuk menggantikannya.
Penasaran dengan ceritanya langsung aja kita baca ...
Yuk ramaikan....
Update setiap hari...
Sebelum lanjut membaca jangan lupa follow, subscribe, like, gift ,vote and komen ya...
Buat yang sudah baca , lanjut terus. Jangan nunggu tamat dulu baru lanjut, dan buat yang belum ayo buruan merapat dan langsung aja ke cerita nya, bacanya yang beruntun ya, jangan loncat atau skip bab....
Selamat membaca ....
Semoga kalian suka dengan cerita nya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Tanpa disadari oleh dirinya yang sedang fokus berdiskusi dengan orang-orang yang ada di lapangan, seseorang memperhatikannya dari jauh, tatapannya yang sendu penuh ingin tapi tak bisa melakukan apa-apa yang bisa lebih dari yang dilakukan ,yang saat ini hanya bisa memandangi dari jauh dengan isyarat rindu tapi tak bisa memeluk , begitu ingin memiliki tapi tak mungkin lagi.
Diam-diam, ternyata Irma mengetahui keberadaan Reza yang terus memandang ke arah aura, Irma pun tidak mengetahui bahwa lelaki yang merupakan keluarga pemilik perusahaan tempat yang dia bekerja itu menaruh hati pada teman dekatnya itu.
Tak ingin mengusik kenyamanan Reza, Irma pun kembali fokus dengan pekerjaannya. Aura pun yang tidak tahu apa-apa dan masih berusaha menyelesaikan pekerjaan dengan berangkat seadanya. Dia tidak ingin dianggap makan gaji buta dan bekerja sesuka hati hanya karena sudah menjadi istri atasannya.
Tanpa berprasangka macam-macam, wanita itu mulai larut dengan suasana di dalam ruangan yang semakin ramai dengan banyak persiapan yang hampir selesai , dia tidak leluasa hanya dengan duduk-duduk di tempat, Aura pun berdiri dan bergabung dengan Irma dan anggota yang lainnya. Rasa lelahnya terabaikan dan berganti dengan semangat untuk menyelesaikan tugas sebaik-baiknya.
Di sisi lain Arga yang meskipun dikenal sebagai pemimpin yang dingin dan tegas, lelaki itu selalu disiplin dalam hal waktu , terutama yang berhubungan dengan pekerjaan dan pelayanan terhadap tamu perusahaan dan pengunjung umum yang akan dan sedang menggunakan beragam fasilitas yang disediakan.
Aura pun hendak kembali ke ruangan nya dan bersiap-siap untuk mengakhiri aktivitas kerjanya hari ini. Dia tidak ingin terlambat dan membuat suaminya menunggu untuk pulang bersama. Namun saat dirinya akan mengajak Irma meninggalkan ruangan , seseorang datang menghampiri kedua wanita tersebut dengan gaya yang berbeda.
Irma pun langsung menyambutnya dengan ramah karena sudah mengenalnya , sedangkan Aura hanya diam dan sekilas memperhatikannya saja Kemudian menunduk dan memperhatikan ponselnya lagi , dia baru mengangkat kepala saat sahabatnya memanggilnya.
"Aura, perkenalkan , beliau adalah Bu Risma pemilik rumah media yang bekerja sama dengan kita untuk acara malam ini. Bu Risma menggantikan tanggung jawab ketua tim pelaksanaannya yang berhalangan hadir karena sedang sakit. "
Aura pun mengalihkan pandangannya ke arah tamu tersebut , soal seorang perempuan yang sebaya umurnya dengan suaminya berdiri tak jauh dari posisi mereka saat ini. Begitu melihat Aura dan melihat dirinya apa adanya Risma pun terpana dan sempat tak berkedip. Risma pun tersenyum dan mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.
"Selamat sore, Bu Risma. " Suara Aura yang menyapa terlebih dahulu.
"Selamat sore! " ucapnya. " Bu Aura , senang berjumpa dan berkenalan dengan anda! "
Pandangannya mengikuti gerakan yang dilakukan Aura yang membuatnya terkesima, padahal sebagian wajahnya tertutup masker namun, di matanya kecantikannya itu masih terpancar dengan aura yang sangat kuat memikat hati.
Sayang sekali kekaguman itu hanya berlangsung sekejap , sebelum dirinya larut dalam pesona wanita lebih jauh , sebuah kenyataan menyadarkan dirinya yang terkejut tiba-tiba .
" Hai Bu Risma selamat sore. "
Seketika tiga orang tersebut serempak mengalihkan perhatiannya ke sumber suara yang berasal dari belakang Risma. Perempuan itu juga memutar badan untuk melihat siapa yang menimpa di ucapannya , di dekatnya Aura dan Irma seketika saling berpandangan dengan raut wajah pucat dan tegang.
"Pak Arga!"
Rupanya Risma bisa mengenali sosok tersebut, Kendati belum pernah bersua sebelumnya. Dia sedikit membungkukkan badan sebagai bentuk penghormatan, lalu mengulurkan tangan .
" Aura apakah pekerjaanmu hari ini selesai! kembali ke ruanganmu dan berkemas! "
"Baik Pak Arga!" Aura pun lekas undur diri dari sana tanpa mengatakan apa-apa , hanya tatapan syarat pertanyaan dari Risma yang mengiringi langkahnya yang tersisa dan menjauh dari tengah ruangan luas yang sudah dipenuhi properti mewah dan dekorasi Indah itu.
"Kamu juga!" Irma pun mendapatkan perintah yang sama . Bedanya, dia menyempatkan diri untuk berpamitan pada Risma sebelum berjalan cepat menyusul sahabatnya.
"Maafkan saya Pak Arga! Saya benar-benar tidak tahu jika Ibu Aura itu istri bapak. "
Kabar pernikahan Arga itu memang sudah tersebar di semua kalangan . Akan tetapi, tidak banyak yang mengetahui perihal kepergian calon istrinya itu yang kemudian digantikan oleh wanita lain yang kini menjadi pasangan sah lelaki itu . Wajar saja, jika sebagian orang tidak mengenali Aura sebagai istri Arga.
Sejenak pemilik salah satu vendor yang bekerjasama dengan visi penyelenggara acara pimpinan Ridwan itu menghela nafas panjang.
Sementara itu Arga sudah berkeliling ruangan dan memeriksa keseluruhan persiapan yang sedang sibuk-sibuk nya diselesaikan sore ini. Beberapa karyawan yang bertanggung jawab dan terlibat langsung dalam penyelenggaraan acara tersebut, menyapa dan memberikan hormat.
Suasana pun berubah sedikit lebih tegang dan mencekam karena lelaki itu sedang menilai hasil pekerjaan mereka secara profesional dengan raut wajah khas nya yang dingin dan tegas . Sejumlah koreksi di sampaikan dan di minta untuk diperbaiki secepat mungkin agar tidak menimbulkan masalah baru dalam pelaksanaan nya nanti.
Selang beberapa menit , kemudian Ridwan muncul di sana dan segera menghampiri atasannya. Lelaki itu lekas turun setelah Aura dan Irma kembali ke ruangan nya. Irma menyampaikan kepada nya Jika Arga sudah berada di bawah dan sedang melakukan pemeriksaan rutin.
"Selamat sore, Pak Arga!" seharus nya Pak Ridwan itu yang usia nya berada di atas Arga itu terjun langsung bersama Aura di lapangan . Namun, karena perintah mendadak dari Radit maka dia mengubah rencananya dan meminta Irma untuk menggantikan diri nya.
Sapaan nya tidak di tanggapi dan diri nya hanya di lirik sekilas, lalu di tinggalkan begitu saja . Ridwan pun menghela nafas lega yang berhembus panjang, karena itu arti nya tidak ada masalah besar di ruangan itu, sehingga Arga hanya memberi kan koreksi dan arahan terakhir secukup nya.
Ridwan tidak menahan kepergian Arga atasan nya itu، karena dia tahu Arga pasti akan segera pulang . Mengingat di atas tadi, Aura sudah berkemas dan meminta izin untuk pulang tepat waktu. Sesuai arahan Radit kepada nya dia tidak akan lagi memberi kan tugas tambahan yang akan membuat Aura harus bekerja lembur hingga malam nanti .
Di dalam mobil yang di kemudikan Arga sendiri dia tidak berbicara sama sekali . Tatapan yang lurus ke depan memperhatikan lalu lintas jalanan yang sedang padat padat nya di waktu menjelang petang seperti saat ini.
Di samping nya, Aura pun menahan diri untuk tidak membuka percakapan , meski pun dia ingin mencair kan suasana, dia masih menjaga perasaan suami nya yang beberapa waktu sebelum nya bersikap keras dan tegas.
**********