Seorang wanita yang harus berurusan dengan seorang pria yang selama ini dia benci. Bahkan pria itu menganggu kehidupan hingga dengan beraninya, pria itu berani mendekati dirinya. Dan menjadi hal yang mengkagetkan jika mana pria itu seorang duda. Apakah wanita itu menerima cinta dari seorang duda itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan bersama
"Ada apa kamu mencariku?" tanya Lukita yang langsung mendapat respon tatapan dingin dari Damian.
"Aku hanya ingin menjemputmu pulang." jawab singkat Lukita.
"Lalu sepeda motor bagaimana, kalau ditinggal bagaimana besok aku mau berangkat ke kampus?" tanya balik Lukita pada Damian yang masih tetap terlihat tenang.
"Masalah itu ada asistenku yang mengurusnya." jawab Damian, yang langsung memberi kode pada asistennya.
Mobil mereka langsung berjalan keluar dari kampus, nampak Lukita terdiam dengan arah pandangan mengarah kesamping jendela mobil.
"Kita pergi ke tempat biasanya." ucap Damian yang langsung memberikan kode pada asistennya.
"Baik tuan." jawab Milano yang sudah tahu dimana mereka akan pergi.
"Sebenarnya kita mau pergi kemana?" tanya Lukita pada Damian.
"Cari makan." jawab singkat Damian.
"Lebih baik cari tempat lain, aku tak mau ke tempat yang jualannya makanan yang aneh-aneh." ucap Lukita yang jujur saja jika makan direstoran makanan namanya aneh-aneh.
"Lalu kemana?" tanya Damian
"Aku mau kita beli seblak." jawab Lukita yang diam-diam pengagum makanan pedas.
"Seblak?"
"Iya, makanan super pedas dan enak." jawab Lukita yang begitu suka dengan seblak.
"Kalau kamu makan pedas bagaimana jika nantinya kamu sakit perut?" tanya balik Damian pada Lukita.
"Tidak akan, aku kan hobi makan pedas." jawab Lukita.
"Baiklah, dimana lokasi?" tanya Damian, Lukita langsung menunjukkan lokasi itu berada.
Beberapa menit kemudian
"Nah itu tempatnya." kata Lukita dengan menunjukkan lokasi tempat itu.
"Kamu yakin itu tempatnya?" tanya Damian, yang lokasi tampak sederhana dengan bangku kayu dan hampir seperti Cafe dipinggir jalan.
"Yakinlah jelas-jelas itu ada tulisan seblak." jawab Lukita yang langsung keluar dari mobil. Damian pun ikut keluar dari mobil.
"Ayo kita makan." ajak Lukita yang langsung masuk kedalam. Dibelakang Lukita ada Damian yang juga ikut mengantri ditempat itu.
"Mana susu milo?" tanya Lukita pada Damian.
"Dia ada didalam mobil, kenapa kamu mencari dia?" tanya balik Damian.
"Kamu ajak sekalian, jangan pelit jadi boss. Kasihan tuh asistenmu. Dia juga manusia ya juga butuh makan pula." ucap Lukita yang mengajarkan jika menjadi pemimpin harus tahu betul jika apa pun yang kita kerjakan juga ada tangan orang lain untuk membantu kita dalam pekerjaan.
Damian terdiam dan langsung menyusul menghampiri asistennya.
Lukita sibuk memilih topping seblak dimeja, dibelakang Lukita Damian dan Milano berdiri mengantri mengambil beberapa topping.
Damian mengambil satu-persatu dari topping itu, disusul Milano dibelakang. Akhirnya mereka duduk disatu meja sedangkan Milano duduk dibangku belakang.
Beberapa pengunjung melirik kearah Damian yang saat itu duduk dengan minuman yang sudah tersedia didepan meja mereka.
"Lihat tuh cowok, tampan banget." ucap salah satu dari mereka.
" Tapi wanita disampingnya itu apa ceweknya ya."
" Mana aku tahu. " jawab salah satu dari mereka.
" Dengarkan apa yang mereka ucapkan, apa kamu tidak risih. " Lukita bertanya pada Damian.
" Tidak, apalagi yang mereka katakan memang benar adanya. " jawab Damian dengan santai.
Nikita menepuk dahinya sendiri." Makin parah pria satu ini, bukannya marah tapi malah bangga. " batin Lukita yang tak habis pikir cara pola pikiran Damian.
Beberapa menit kemudian
" kenyang juga. " kata Lukita yang puas makan seblak yang begitu dia sukai.
" Benar-benar kalau makan seperti ini terus bisa sakit perut. " ucap Damian yang kaget aroma dari masakan itu.
"Biasa aja kali, kamu masih untung level 2 sedangkan aku saja level 5."
"Itu lebih parah." ucap Damian walaupun baru pertama kali dia memakan itu, tapi lama-lama makin enak juga.
"Ada sesuatu yang ingin aku omongin sama kamu, tadi pagi mamamu datang ke kostku." Lukita pun menceritakan semuanya yang terjadi tadi pagi.
"Apa, ke kostmu?" Lukita membalas dengan anggukkan.
"Mamamu datang memohon padaku untuk melanjutkan rencana pernikahan." jawab Lukita yang terlihat bingung.
"Lalu kamu jawab apa?" tanya Damian yang penasaran dari jawaban dari Lukita.
Lukita menghembuskan napas dengan pelan-pelan. "Akhirnya aku menerima walaupun dengan terpaksa. Jangan kepedean kamu, aku menerima hanya kasihan pada mamamu." jawab Lukita dengan ketus.
Damian yang mendengarnya hanya terdiam dan berpikir dari mana mamanya bisa mengetahui Lukita tinggal. "Pasti mereka berdua yang mencari informasi itu." batin Damian yang yakin jika orang suruhan dari papanya yang diam-diam mencari informasi itu.
Lukita pun berdiri dari tempat duduknya. "Ayo cabut." ajak Lukita yang sudah habis minumannya.
Damian pun langsung keluar dari tempat itu, ikuti Milano berjalan dibelakang tuannya. Akhirnya mereka sudah ada didalam mobil, mobil mereka mengarah ke arah kost Lukita.
"Apa ada hal lain yang mamaku bicarakan padamu?" tanya Damian,Lukita membalas dengan anggukkan kepala.