NovelToon NovelToon
Bianglala Negeri Impian

Bianglala Negeri Impian

Status: sedang berlangsung
Genre:berondong / Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Agung Riyadi

kisah cerita Randu, seorang anak korban musibah tanah longsor di kampungnya dan hanya dia satu satunya yang selamat, kemudian mendapatkan anugerah kesaktian yang tiada taranya dari jiwa leluhur, menjalani liku liku kehidupannya dan berusaha menggapai semua impian dan cintanya.
berhasilkah Randu, please check it out the story

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agung Riyadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapkan lima juta

"Lima juta kau bilang Ran?" tanya Bram sedikit kaget tak menyangka Randu dengan entengnya menyebut nominal yang bahkan dia sendiri pun akan enggan jika diajak bertaruh uang sebanyak itu.

"Iya kak lima juta nggak boleh kurang kalo lebih boleh," ujar Randu dengan santainya.

"Busyet ini anak menyebut nominal uang seolah olah menyebut harga kacang rebus saja," ujar Bram dalam hatinya.

"Kalo Heru Keling nggak mampu menyediakan uang itu bagaimana?" tanya Bram kemudian.

"Kalo nggak mau ya suruh dia lupakan saja untuk menantang aku kak, soalnya keringat tubuhku tidak dijual murah murah," balas Randu lepas apa adanya sambil mengunyah makanannya yang tinggal tersisa sesuap nasi saja di piringnya.

"Baiklah nanti aku bilang sama Heru Keling tapi nanti kalo menang aku dapat bagian kan?" tanya Bram sambil tertawa kecil.

"Ya tentu saja kak sepuluh persen hasil kemenangan akan kuberikan ke Kak Bram dan sepuluh persen lagi buat beli cemilan teman teman," ujar Randu seolah olah sudah yakin akan memenangkan taruhannya.

"Apakah kau yakin akan menang Ran? Heru Keling itu lumayan kuat loh basic dia adalah karate dan belakangan ini aku tau kalo dia juga mendalami jiu jitsu," ujar Bram mengingatkan.

"Ga masalah kak, yang penting dia ada duit lima juta saja sudah cukup untuk syaratnya," kata Randu setelah ia berkumur kumur dengan air minumnya.

"Tapi kamu sendiri ada duit segitu kan?"

"Ya ada lah kak, masa ingin taruhan nggak ada duit, hehehe."

"Omong omong Ran, tadi Heru Keling bilang sudah ketemu kamu di dekat STM swasta benarkah?" tanya Bram.

"Oh jadi dia rupanya Heru Keling itu kak, tadi aku hampir menabraknya baru hampir sih belum sampai crash,"

"Memang bagaimana ceritanya ?"

"Aku buru buru, sedang dia jalannya meleng tadi sebenarnya aku lihat dia sudah marah dan ingin memukul aku tapi nggak tau kenapa dia terus ngeloyor pergi gitu aja,"

"Aku heran sama kamu kok sepertinya kamu itu nggak ada takut takutnya sama siapapun itu memang karena asli dari keberanian atau hanya rasa percaya diri yang berlebihan? takutnya itu kau akan punya banyak musuh dari sikapmu itu,"

"Iya gimana kak, sekarang aza yang ditantang itu aku kan kak masa aku harus mundur bukankah itu akan memalukan buat kakak juga, orang akan bilang kalo murid Pak Hasan hanyalah seorang pengecut, kakak nggak pengen hal seperti itu terjadi kan?"

"Bagus Ran, aku beneran salut padamu kau kecil cabe rawit,"

"Eh nggak nggak istilah apaan itu kak, ehm kak sudah dulu ya kak aku ada PR yang harus aku kerjakan nih,"

"Iya iya, aduh rajin bener nih junior ku itu," ujar Bram sambil tertawa kemudian menutup panggilannya.

Setelah itu Bram ganti menelpon Heru Keling yang saat itu sedang berkumpul bersama anggota geng motor binaan kakak iparnya. Bram menyampaikan hasil pembicaraannya dengan Randu yang meminta Heru Keling untuk menyediakan uang sejumlah lima juta jika ingin menantangnya bertarung.

"Dia serius ngomong begitu Bram? dapat duit darimana aku? emang dasar kunyuk itu anak," ujar Heru Keling yang sudah tersulut emosinya.

"Iya itu adalah syarat mutlak jika kamu ingin menantangnya face to face Her, kalo memang tak ada uang sebaiknya tunda dulu saja keinginan kamu untuk balas dendam sampai studi banding," ujar Bram sambil tertawa dalam hatinya karena ia memang sudah perkirakan jika sahabatnya itu akan kesulitan untuk menyediakan uang.

Dalam hati pula Bram salut dan harus terpaksa mengakui Randu memang lebih cerdik darinya dalam memanfaatkan sebuah situasi.

"Baiklah Bram, malam ini akan ku usahakan uang lima juta yang diinginkan kunyuk itu," ujar Heru Keling berusaha menahan emosinya, bagaimanapun juga ia belum pernah merasa direndahkan seperti ini sebelumnya.

Heru Keling langsung berteriak melampiaskan emosinya yang membuncah di dalam dadanya begitu Bram telah menutup panggilan suara via telepon pintarnya.

"Ada apaan sih Her, Elu kaya orang sakit saraf tau nggak," ujar salah satu rekan Heru Keling di kelompok geng motornya.

"Mat, elu ada duit nganggur nggak gue pinjem dulu besok gue balikin lipat?" tanya Heru Keling pada rekannya yang bertanya kepadanya.

"Boro boro duit Her, rokok aza gue nebeng sama Riky," jawab rekannya itu.

"Memang elu butuh duit buat apa Her?" tanya rekannya yang rambutnya disemir abu abu.

"Buat taruhan duel Dod, elu ada duit nganggur nggak?" jawab Heru Keling pada si rambut kelabu yang bernama Dodi.

"Memang duel sama siapa? siapa yang berani nantangin elu?" balas Dodi.

"Randu anak SMP negeri kosong satu," jawab Heru Keling mulai terlihat gundah memikirkan sejumlah uang yang diminta oleh Bram tadi.

"Gimana kalian ada nggak patungan lah anggap aza taruhan kalo menang gue balikin dua kali lipat bro," lanjut Heru Keling lagi.

"Tapi elu yakin bakal menang nggak? soalnya aku dengar dari Andre tadi sore, dia ngomong ada jagoan baru di SMP negeri dan orang itu telah mengalahkan Arkan dengan gampangnya, barangkali orang yang nantangin elu itu jagoan baru yang dibicarakan Andre itu," ujar Dodi.

"Iya kayaknya memang Randu yang dimaksud Andre, aku juga sudah dengar dari Bram tadi dan soal menang itu fifty fifty lah, kalian kan juga tau kemampuan gue gimana," ujar Heru Keling yang merasa percaya diri mampu mengalahkan Randu secara telak setelah tadi sore mereka bertemu.

Menurut Heru Keling, Randu hanya selevel sama Vino saja sedangkan Vino jelas tunduk kepadanya karena pernah ia kalahkan dalam duel face to face meskipun harus ia akui saat itu Heru Keling cukup kewalahan juga menghadapi Vino yang punya dasar karate juga sama seperti dirinya.

Tapi kini Heru Keling merasa jauh lebih kuat dari sebelumnya karena telah menempa diri juga dengan jiu jitsu yang pelatihnya juga merupakan salah satu atlet nasional.

"Baiklah Her, gue pegang elu yah gue ada duit dua juta, bentar gue transfer ke elu tapi gue kagak bisa ikut nonton pertandingan elu soalnya gue disuruh nganterin bokap besok ke Marunda jadi elu balik transfer aza ke gue yah usai menang taruhannya," ujar Dodi yang kemudian merogoh hp dari saku celananya kemudian mengirimkan sejumlah uang yang ia sebut ke nomor e wallet Heru Keling.

"Mat....Frans...kalian gimana ikut pasang taruhan nggak ?" tanya Heru Keling kepada dua rekannya yang lain.

"Sori Her, gue bener bener lagi kosong banget ," jawab orang yang dipanggil Mat oleh Heru Keling yang lengkapnya bernama Matius Xaverius alias MX king karena motornya king.

"Aku ada gopek Her, tapi karena ini bener bener tabungan murni jerih payah ini hitungannya aku anggap bukan taruhan tapi pinjaman kalo ente menang ente balikin plus bunganya terserah ente kalo ente kalah ente tetep balikin gopek saja gimana?" ujar Frans.

"Deal !" jawab Heru Keling yang memang terdesak oleh kebutuhan dana cepat itu, sisanya ia pikir bisa dapatkan dari rekan rekan sekelasnya.

1
Agung Riyadi
luar biasa
Laelia
Ngangenin deh ceritanya.
Agung Riyadi: makasih 🙏🙏
total 1 replies
Phoenix Ikki
Bingung mau baca apa lagi sekarang. 🤷‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!