Pernikahan Rere dan Haikal yang tinggal menghitung hari, terpaksa batal karena Rere diketahui hamil. Rere merasa jika dirinya menjadi korban perkosaan, tapi dia tak tahu siapa yang melakukannya karena dia dalam kondisi tidak sadar saat itu. Disaat dia hancur karena pernikahannya batal dan mengandung janin dari orang yang tidak dia kenal, Romeo datang dan menawarkan diri untuk menikahinya. Tanpa Rere tahu, jika sebenarnya, Romeo adalah orang yang telah menodainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENGIKUTI
Jia keluar dari kamar Rere dengan wajah sembab. Wanita itu sampai lelah membujuk putrinya untuk mengaku siapa yang telah menghamilinya, tapi hasilnya tetap sama, Rere tetap bilang tidak tahu.
Dia memasuki kamar, melihat suaminya masih terjaga dan sedang menunggunya.
"Bagaimana Ma, apa dia sudah mengatakan, siapa yang menghamilinya?"
Jia menggeleng, membuat Tomas makin frustasi.
Jika cara halus istrinya tidak berhasil, mungkin sedikit kekerasan bisa membuatnya mengaku.
"Mau kemana?" Jia menahan tangan suaminya yang hendak keluar kamar.
"Biar papa yang tanya sama dia."
Jia tahu seperti apa watak suaminya. Disaat emosi seperti ini, pria itu bisa melakukan kekerasan. Tidak, dia tak mau sampai hal itu terjadi. Dia bisa melihat luka batin dimata putrinya, dia tak ingin luka tak berdarah itu, masih harus ditambah lagi dengan luka fisik.
"Sudah malam, besok saja." Jia berusaha membujuk.
"Meski sudah malam, papa tidak akan bisa tidur sebelum tahu siapa yang menghamili Rere." Tomas melepaskan tangan istrinya lalu keluar kamar. Tapi Jia tak putus asa, segera dia susul suaminya dan tahan pria itu ketika hendak menarik gagang pintu kamar Rere.
"Sudah malam Pah. Jangan bikin keributan yang sampai terdengar tetangga."
Benar apa yang dikatakan Jia. Kehamilan Rere ini aib, jangan sampai tetangga sampai tahu. Tomas akhirnya mengurungkan niat mendatangi kamar Rere, kembali masuk kedalam kamarnya dan mengistirahatkan diri meski dia yakin, malam ini tak akan bisa tidur nyenyak.
"Pah." Panggil Jia yang saat ini sedang rebahan disebelah suaminya. "Apa papa percaya makhluk halus bisa berinteraksi langsung dengan manusia?"
Tomas menoleh kearah istrinya dengan dahi mengkerut. Ada masalah besar, kanapa malah bahas makhluk halus?
"Apa mungkin, manusia bisa diperkosa jin?"
"Kita ini sedang dalam masalah serius Mah, kenapa malah bahas yang gak penting." Tomas kesal dengan pembahasan itu.
Jia teringat apa yang diceritakan Rere tadi. Meski dia yakin semua orang tidak akan mempercayai cerita itu, tapi dia percaya. Dia yakin Rere tidak berbohong. Tapi sosok yang memperkosa itu yang jadi permasalahannya. Tak bisa dibuktikan, tak terlihat dan tidak meninggalkan jejak apapun kecuali yang ada ditubuh Rere.
"Apa mungkin Rere diperkosa jin Pah?"
Tomas yang awalnya rebahan seketika duduk. Dia memang percaya adanya jin, tapi jika jin bisa memperkosa manusia, dia tak yakin.
"Jangan mengarang cerita."
Jia menceritakan apa yang dialami Rere dihotel pada suaminya.
"Sosok yang memperkosa Rere itu tidak jelas Pah, tak meninggalkan jejak sama sekali. Dan teman teman Rere juga tak merasakan adanya kejanggalan malam itu. Mereka tidur bertiga. Selain itu, tak mungkin ada yang tiba tiba bisa masuk kekamar hotel tanpa ada akses masuk."
"Hentikan omong kosong itu Mah. Aku yakin Rere itu mengandung anak manusia, bukan jin. Cepat atau lambat, kita akan tahu siapa dia. Tidurlah, besok kita selesaikan masalah ini."
.
.
.
Romeo sama sekali tak bisa tidur malam ini. Bayang bayang wajah Rere yang menangis mengganggu pikirannya. Setiap kali memejamkan mata, bayangan itu selalu datang. Dia benar benar dibuat gelisah karena itu.
Apa yang harus aku lakukan?
Romeo memukul mukul keningnya dengan telapak tangan yang mengepal. Rere hamil, dan itu anaknya, haruskan dia diam saja? Waktu cutinya tinggal 3 hari, pilihannya ada dua, dia kembali ke Jepang, atau mengungkap semua ini dan menikahi Rere. Tapi pilihan kedua itu, konsekuensinya sangat besar. Sedangkan pilihan pertama, itu artinya, fix dia pecundang sejati.
Romeo melihat jam, sudah pukul 2 dini hari, tapi ngantuk belum juga datang.
Romeo mendatangi kamar ibunya, meminta kunci mobil lama milik ayahnya yang ada digarasi.
"Dini hari seperti ini, kamu mau kemana?" tanya Bu Risa cemas.
"Ada kepentingan dikit Bu."
"Bukan yang aneh anehkan?"
Romeo menggeleng cepat sambil memegang kedua tangan ibunya. "Romeo akan baik baik saja. Romeo hanya ingin pergi kesuatu tempat."
Akhirnya Bu Risa menyerahkan kunci mobil tersebut. Mobil tua yang memiliki nilai history tinggi, hingga Bu Risa melarang saat Haikal hendak menjualnya. Meski mobil lama, Haikal masih merawatnya, sehingga masih bisa digunakan.
Disinilah Romeo saat ini, didepan rumah Rere. Dia memandangi rumah tersebut sambil mikirkan Rere yang mungkin saja mendapatkan kekerasan dari orang tuanya. Tak tahu kenapa, sejak meninggalkan rumah ini tadi malam, dia terus gelisah. Besar keinginannya untuk kembali kesini dan bertemu Rere. Dorongan hati itulah yang membuat Romeo berada disini sekarang.
Disaat tengah mimikirkan solusi yang akan dia ambil, tiba tiba Romeo melihat Rere keluar dari rumah lalu membuka pintu gerbang.
Mau kemana dia dini hari seperti ini?
Setelah membuka gerbang, Rere masuk kedalam mobil yang terparkir dihalaman lalu melakukannya kejalanan
Romeo mengikuti mobil Rere. Jam 4 dini hari seperti ini, mau kemanakan wanita itu? Pikiran pikiran negatif, mulai merasuki pikiran Romeo.
Rere mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Beruntung jalanan lumayan lenggang dijam ini, jadi Romeo masih bisa mengejar.
Rere menghentikan mobilnya tak jauh dari sebuah jembatan penyeberangan. Keluar lalu berjalan menyusuri jembatan yang lumayan gelap itu.
Jangan jangan dia?
Romeo cepat cepat turun dari mobil untuk menyusul Rere. Dia tak mau wanita itu sampai berbuat nekat.
selamat meo n rere 💐🤗
momen yg dinanti reader, pengakuan Romeo, dan akhir cerita kisah Romeo nd Rere /Slight/
deg-degan juga menuggu momen itu 🙁