They Are Not Your Baby

Pagi itu, usai sarapan Fira meminta bicara berdua saja dengan Ghama. Lelaki itu menolaknya karena ada urusan yang harus dia tangani. Apakah karena perkataan Bisma pagi tadi? Tidak ada yang tahu termasuk Fira.

Setelah kepergian Ghama, Fira juga ikut pergi ketika Bu Arin datang menjaga kedua malaikat kecilnya. Ban mobil Fira juga sudah dibenarkan oleh Ghama, lelaki itu berkata jujur padanya semalam.

Dia melajukan mobilnya menuju tempat kerjanya tapi terhenti ketika 4 mobil hitam mencegatnya. Wanita itu beberapa kali membunyikan klaksonnya tapi ke empat pemilik mobil itu menghiraukannya.

"Shit! Siapa mereka" dia membuka pintu mobilnya, Fira keluar dari mobilnya dan mendekati salah satu mobil yang paling menghalangi jalannya.

Fira menggedor kaca mobil si pelaku, "Kenapa menghalangi jalanku" ucapnya membuat sang empu membuka pintunya.

Hap-

Seorang pria dari arah belakang Fira membekap mulutnya dengan kain yang dibubuhi obat tidur. Fira tidak sadarkan dirinya sementara dibawa oleh mereka.

...-...

Dilain tempat, Ghama baru saja memasuki kantornya. Jihan dan Rio sudah berada disana, mereka menceritakan segalanya yang mereka ketahui tentang pencarian sikembar keluarga Andersons.

"Apa hanya ini?" tanya dia.

Mereka berdua mengangguk, bukan hal mudah untuk menyelidiki apa yang ditemukan sikembar. Apalagi jika Dylan yang menyelidiki sepenuhnya maka tidak ada satupun yang berhasil mereka dapatkan.

Ghama membaca dari atas hingga akhir tumpukan kertas tersebut. Kedua netra lelaki itu tertuju pada supir taxi yang mengantar Fira. "Apakah ada fotonya" tunjuk Ghama pada nama supir taxi tersebut.

Kebetulan saat Fira tiba di depan apartemennya semalam Ghama sempat melihat taxi yang dinaiki Fira, jelas sekali supir yang membawa Fira bukanlah pengidap narkotika akut. Kemungkinan besar Kaylan sudah terkecoh.

"Tidak ada tuan!" sahut Rio.

"Selidiki dia" titahnya mengakhiri pembicaraan mereka.

Jihan dan Rio sudah pergi. Ghama bersandar pada kursinya, dia menghela nafasnya. Lelaki itu sedang kebingungan, Fira atau Eva dia tidak tahu harus apa? Memilih bukanlah hal yang ingin dia lakukan. Memiliki keduanya juga bukan hal yang bisa dia lakukan.

Dia mondar-mandir menunggu kedatangan Bisma. Lelaki itu sudah meminta Bisma datang menemuinya sebelum dia tiba di kantornya.

Pintu akhirnya terbuka, lelaki yang dia tunggu pun sudah tiba. "Ada apa? Kenapa memanggilku?" tanya dia melangkah masuk.

Ghama menatapnya, "Bagaimana Kaylan dan Dylan, apa mereka mengatakan sesuatu padamu?" ucap Ghama balik bertanya.

Dia bergeleng kepala. Benar-benar tidak ada yang aneh dengan Abang kembar Evangelista Andersons itu, mereka terlihat masih mencari keberadaan adik kecilnya.

Sementara mereka berbicara, Jihan berlarian dari arah luar mendatangi Mereka. "Bos lihat berita sekarang" ucapnya dengan nafas tersengal.

"Nona Eva ditemukan" sambungnya.

Mendengar nama Eva disebutkan olehnya, Ghama bergegas membuka berita di ponselnya, itu adalah siaran langsung dari sikembar keluarga Andersons. Mereka memberitahukan jika adiknya sudah ditemukan dia adalah Chika Delfira.

"Siapa dia?" ucap Ghama menatap Jihan penuh tanya. Dia meneliti setiap inci wajah Chika, tidak terlihat sedikitpun kemiripannya dengan Eva sewaktu kecil. Apakah perubahannya bisa sedrastis itu? Pikirnya.

"Dia nona muda keluarga Andersons tuan" kata Jihan membenarkan berita yang diberikan Kaylan dan Dylan.

"Atur pertemuan dengannya" titah Ghama.

...-...

Bukh ...

"Apa-apaan ini! Kenapa bisa salah bawa, kalian benar-benar tidak becus bekerja lihatlah berita. Mereka menemukan gadis itu" ucapnya menghempaskan ponsel ditangannya. Lelaki paruh baya itu menonton berita Kaylan dan Dylan yang memperkenalkan adik kecilnya.

Dia sangat murka kepada bawahannya, mereka salah membawa target yang diinginkannya. "Apa kalian bodoh! Sudah ku katakan, bawa gadis bernama Fira itu, kenapa kamu membawa wanita ini" ucapnya lagi.

"Tapi tuan, semalam bukankah dia yang anda suruh kami ikuti" sahut salah satu dari 4 bawahannya.

"Yang kusuruh intai gadis didalam taxi itu" sahutnya.

"Tapi bos, wanita itulah yang berada didalam taxi semalam. Tanya saja supir taxinya, dia pasti tahu wajahnya" sahut salah seorang lagi.

Lelaki yang dipanggil Johan itu berjalan mendekati supir taxi yang dimaksud anak buahnya. Dia menyiramnya dengan seember air.

"Siapa kalian?" tanya dia ketika sadar. Bapak-bapak supir taxi itu heran, pagi-pagi sekali mereka datang dan membawanya dengan paksa.

"Kamu lihat dia" tunjuk Johan pada Fira yang terbaring tidak sadarkan diri. Wanita itu kondisinya baik-baik saja kecuali tangan dan kakinya yang diikat seutas tali.

"Apa dia penumpang yang kau bawa kemarin?" sambung Johan bertanya.

Bapak-bapak itu jelas sekali mengingat wajah Fira, tapi entah angin apa yang membawanya untuk berbohong. Supir taxi tersebut berbohong pada mereka, dia mengatakan jika bukan Fira yang menaiki mobilnya.

Lelaki bernama Johan itu lebih murka lagi. Dia merasa bawahannya sangat-sangat tidak bisa dia andalkan, kenapa menculik keponakannya saja tidak bisa.

"Kalian semua bodoh!" pekiknya.

Dia adalah Michael Johan Andersons, saudara kembarnya Michael Jordan Andersons. Dia dikabarkan meninggal dunia ketika usianya menginjak 18tahun, kala itu sikembar Jordan dan Johan serta Abra masih bersekolah di SMA yang sama.

"Ketika dia masih kecil kalian gagal menculiknya, sekarang kalian gagal lagi. Sialan!" dia menampar ke empat bawahannya.

"Kami berani sumpah bos, dia adalah wanita didalam taxi itu. Ketika kami memeriksa nomor ponselnya dia benar Fira yang anda cari bos" ucapnya.

Sebelum Fira tiba dirumah Bu Andin kemarin, Johan menyuruh bawahannya mendatangi pengasuh tersebut, untuk mendapatkan nomor telfon Eva. Nama Fira adalah paling banyak yang dihubungi oleh Bu Andin. Asumsi Johan jika Fira adalah Eva, keponakan yang dia cari. Melalui nomor telfonnya dia berhasil melacak keberadaan Fira ketika dia didalam taxi.

"Lalu siapa Chika Delfira yang diperkenalkan dua keponakanku itu?. Selidiki segera" titahnya.

Dua orang bawahannya sudah pergi, dua orang sisanya dia suruh mengawasi Fira dan supir taxi tersebut yang diketahui bernama Edo.

Selang beberapa waktu Fira membuka matanya, dia mendengar segala ucapan mereka tadi. "Apa yang mereka maksud adalah Eva yang dicari Ghama?" gumamnya.

"Lalu apa hubungannya denganku" kata Fira berusaha bangkit. Pak Edo menatapnya, dia memberi isyarat agar berpura-pura tidak mengenalinya.

"Terimakasih pak" ucap Fira pada supir itu. Dia sangat-sangat berterimakasih karena pak Edo tidak memberitahukan kebenarannya pada lelaki mirip Jordan tadi.

Fira melihat sekelilingnya, dua orang yang mengawasi mereka berada di kursi tidak jauh dari pintu keluar. Jika ingin keluar dari ruangan itu, Fira haruslah melewati pintu yang di jaga mereka. Entah gedung itu berada dimana tapi luasnya gedung tersebut hanya memiliki satu pintu keluar.

.......

...[29]...