NovelToon NovelToon
Petualangan Sang Pendekar Di Dua Negeri

Petualangan Sang Pendekar Di Dua Negeri

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Perperangan
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Ikri Sa'ati

Cerita ini mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang pendekar sakti. Bermula dengan tidak diakui sebagai anak oleh ayahandanya, sedangkan dia belum mengetahui.

Tahunya dia ayahandanya yang sebagai seorang raja telah mati terbunuh saat perang melawan pemberontak yang dipimpin oleh seorang sakti berhati kejam, yang pada akhirnya kerajaan ayahandanya berhasil direbut.

Hingga suatu ketika dia harus terpisah juga dengan ibunda tercintanya karena suatu keadaan yang mengharuskan demikian pada waktu yang cukup lama.

Di lain keadaan kekasih tercintanya, bahkan sudah dijadikan istri, telah mengkhianatinya dan meninggalkan cintanya begitu saja.

Namun meski mendapat berbagai musibah yang begitu menyakitkan, sang pendekar tetap tegar menjalani hidupnya.

Di pundaknya terbebani tanggung jawab besar, yaitu memberantas angkara murka di dua negeri; di Negeri Mega Pancaraya (dunia kuno) dan di Mega Buanaraya (dunia modern) yang diciptakan oleh manusia-manusia durjana berhati iblis....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 32 PERTARUNGAN DI KEDIAMAN PAK HENDRA Part. 2

Sementara itu, di saat Pasukan Siluman Topeng Merah sudah ribut-ribut di kediaman Pak Hendra, tiga orang pemuda tampan yang sudah menghabisi nyawa Boss Alex, boss kecil gembong mafia dan seluruh anak buahnya, mereka hendak bergegas melaksanakan tugas berikut.

Saat ini ketiganya tengah berjalan hendak keluar dari tempat klab malam itu. Butuh sedikit perjuangan untuk bisa sampai ke pintu keluar.

Masalahnya, di samping mereka harus melewati lautan orang yang berjoget ria sambil melakukan adegan-adegan mesum, juga suara musik yang begitu bising, pula gadis-gadis jalang dengan beraninya menggelayuti mereka dengan manja-manja nakal.

Pemuda tampan berbaju kuning yang bernama Jack tampak santai saja. Bahkan seperti menikmati permainan gadis-gadis itu dengan gaya konyolnya, sedikit.

Sedangkan pemuda tampan berjaket hitam dan pemuda tampan berjas merah yang bernama Saka, laksana patung berjalan mereka tampak tidak menghiraukan perbuatan nakal gadis-gadis binal itu. Sehingga membuat mereka jadi kesal-kesal manja.

Tak lama kemudian, ketiga pemuda tampan itu sampai sudah di ambang pintu keluar. Tinggal satu langkah lagi mereka sukses keluar dari tempat laknut ini.

Tapi gilanya tiga orang gadis yang tergolong amat cantik dan berdandan gila-gilaan, maksudnya sexy habis, masih saja menggelayuti ketiga pemuda itu seolah tidak kenal menyerah. Disertai jejalan rayuan-rayuan panas yang menggoda iman.

Namun, begitu pemuda berjaket hitam dan Saka telah melewati pintu keluar, Jack langsung cepat bertindak.

Dia langsung menarik dan menahan ketiga gadis cantik nan sexy itu yang hendak mengikuti mereka. Dengan berbagai daya upaya dia mengusir secara halus ketiga gadis cantik itu.

Hingga akhirnya ketiga gadis cantik sexy abis itu mau juga masuk kembali ke dalam setelah mendapat ciuman satu persatu dari pemuda konyol itu.

Setelah menghempaskan napasnya sedikit kasar sepeninggal ketiga gadis tadi, Jack kembali melangkah menyusul kedua temannya yang sudah berjalan duluan menuju parkiran.

Namun baru saja Jack dapat menyusul kedua temannya, tiba-tiba empat pemuda tanggung berdandan urakan yang berjalan berlawanan arah seperti menghampiri mereka.

Hingga akhirnya keempat pemuda itu sudah berdiri di hadapan mereka seperti menghadang. Maka otomatis ketiga pemuda tampan itu berhenti melangkah.

"Hahaha...! Daffa..., Daffa...," sapa salah seorang penghadang yang berada agak paling depan seraya tertawa pelan yang sinis dengan sikap peremehan. "Gue kira lu cowok culun yang lugu. Nyatanya lu juga datang ke tempat kayak gini...."

"Boleh juga si culun ini, Rey....," kata teman pemuda yang menyapa duluan itu seraya tersenyum mengejek.

Hampir saja Jack mendamprat pemuda tanggung yang sebenarnya bernama Reynold dan temannya itu kalau tidak cepat ditahan oleh Saka. Meski masih penasaran tapi Jack terpaksa menahan diri juga.

"Sebaiknya kalian duluan menuju target!" titah pemuda berjaket hitam yang ternyata bernama Daffa itu. "Biar aku yang mengurus 4 pemuda ini."

"Baik, Tuan Muda," sahut Saka dengan patuh.

Lalu dia meninggalkan tempat itu dengan cepat sambil menarik Jack yang seperti masih belum terima sang boss dihina oleh bocah ingusan.

Sepeninggal kedua rekannya, Daffa kembali beralih menoleh pada geng The Tiger. Lalu langsung berkata kepada Reynold sebelum pemuda urakan itu bicara lagi yang pastinya mengejek.

"Sorry, gue nggak punya banyak waktu. Kalau bisa, sebaiknya kalian jangan ngehalangi gue!"

"O..., ternyata lu orang sibuk juga," kata Reynold jelas bernada mengejek. "Lagi sibuk apa sih?"

"Hei, culun! Teman lu yang dua tadi ke mana?" tanya teman Reynold yang sebelah kiri disertai dengan sikap angkuh dan peremehannya. "Menuju target?! Target apaan?"

"Sorry, gue harap kalian menyingkir!" kata Daffa tetap tenang, tidak menggubris ejekan geng The Tiger itu.

Setelah tertawa mengejek, Reynold menepuk-nepuk pundak Daffa yang tampak diam saja. Setelah itu Reynold meninggalkan Daffa, masuk ke dalam gedung klab itu setelah mengajak ketiga anggota gengnya.

Daffa cuma melirik sebentar geng The Tiger itu. Lalu tak lama meninggalkan tempat itu, hendak melaksanakan tugas yang sudah dia dan kedua temannya agendakan.

★☆★☆

Kembali ke kediaman Pak Hendra yang masih berkecamuk pertarungan antara Klan Rajawali Emas melawan Pasukan Siluman Topeng Merah....

Sang pemimpin pasukan, begitu melihat situasi yang jelas tidak menguntungkan pihaknya itu, tanpa berpikir panjang lagi langsung segera bertindak.

Setelah memerintahkan lima perwira Pasukan Siluman Topeng Merah untuk menyerang, dia melesat duluan, terjun ke kancah pertarungan.

Entah kapan mencabutnya, tahu-tahu di tangan kanannya sudah tergenggam pedangnya.

Sementara empat ksatria klan yang terus memantau mereka, tidak tinggal diam. Dengan gerakan cepat mereka melesat menyongsong 6 perwira Pasukan Siluman Topeng Merah itu.

Sedangkan empat ksatria elit klan yang sudah bertempur, begitu melihat pergerakan enam perwira Pasukan Siluman Topeng Merah, mereka juga segera melesat ke arah keenam perwira tersebut.

Jadi, begitu enam perwira Pasukan Siluman Topeng Merah sudah bergerak menyerang, langsung disongsong oleh delapan ksatria elit Klan Rajawali Emas.

Cakrayuda memilih lawannya yang tepat. Dia langsung melesat menyongsong sang pemimpin pasukan. Sedangkan yang lain menyongsong kelima perwira Pasukan Siluman Topeng Merah yang lainnya.

Namun ternyata pemuda tampan kakak Arabella itu didahului oleh Pandan Arum yang kebetulan melesat duluan dan lebih dekat posisinya dengan sang pemimpin pasukan.

Maka dengan amat terpaksa Cakrayuda mengubah arah serangannya, menyasar perwira pasukan yang lain.

Sedangkan Pandan Arum terus saja meneruskan serangannya, tanpa perduli kalau dia dan Cakrayuda sebenarnya menyasar lawan yang sama, tadinya.

Bukan main! Tubuhnya bergerak dengan amat cepat laksana menghilang. Tahu-tahu dia sudah berada di hadapan sang pemimpin pasukan.

Pedang bermata duanya yang sudah terayun ditebaskan ke arah leher sang pemimpin pasukan dengan cepat yang menghantar hawa kematian.

Tentu saja sang pemimpin pasukan terkejut atas serangan Pandan Arum yang begitu tiba-tiba. Tapi bukan berarti dia bisa kecolongan dengan mudah begitu saja.

Maka segera diayunkan pedangnya dengan cepat ke atas, menangkis laju pedang Pandan Arum.

Traaang...!

Dua pedang yang berisi tenaga dalam saling beradu dengan keras di udara bagai hendak memekakkan telinga. Memercikkan bunga api yang bertebaran ke udara.

Sedetik kedua pedang itu saling berhantaman di udara, sedetik berikutnya masing-masing pemilik pedang terseret ke belakang dua langkah.

Tapi tak lama baik Pandan Arum maupun sang pemimpin pasukan kembali saling menyerang. Tidak tanggung-tanggung masing-masing mereka langsung mengerahkan jurus-jurus pedangnya yang terhebat.

Sementara itu pula tujuh ksatria klan sudah saling serang menyerang dengan lima perwira Pasukan Siluman Topeng Merah. Masing-masing pihak sudah mengerahkan jurus-jurus hebat yang mereka miliki.

Disebabkan kelebatan tubuh mereka amat cepat, jurus-jurus yang dimainkan begitu lihai dan lincah, sehingga mereka terlihat bagai bayangan yang saling sambar.

Tanpa terasa pertarungan sudah berlangsung sekitar belasan menit. Dan tentunya dalam durasi itu sudah ada hasil yang diperoleh.

Beberapa Pasukan Siluman Topeng Merah kembali bertumbangan dengan bersimbah darah. Meskipun juga ada satu dua pasukan Klan Rajawali Emas yang terkapar tumbang.

Darah semakin banyak berceceran di pelataran rumah Pak Hendra yang cukup luas itu. Mayat semakin banyak terkapar di situ. Sungguh pemandangan seperti itu membuat suasana di kediaman rumah Pak Hendra semakin mengerikan.

★☆★☆

Di saat-saat pertarungan sedangkan berlangsung, tiba-tiba lima perwira Pasukan Siluman Topeng Merah melenting keluar dari arena pertarungan. Membuat tujuh ksatria elit Klan Rajawali Emas sempat terkejut.

Sehingga bersamaan dengan itu membuat pertarungan menjadi terhenti.

Akan tetapi belum lama lima perwira Pasukan Siluman Topeng Merah berpijak di tanah, seketika masing-masing mereka mengusap wajah dengan telapak tangan kanan dengan cepat.

Maka kejap berikutnya wajah mereka langsung terbungkus topeng siluman yang menyeramkan dengan sepasang mata bersinar redup warna merah keputihan.

Bukan itu saja perubahan yang terjadi pada lima perwira itu. Seketika kekuatan dan kesaktian mereka meningkat dua kali lipat. Membuat tampang mereka semakin garang, ganas, dan menyeramkan.

Melihat itu, ketujuh ksatria klan tentu saja bertambah terkejut dibuatnya. Namun Cakrayuda yang cepat menyadari keadaan, cepat memperingatkan semua rekannya.

"Waspada! Mereka sudah berubah menjadi mode siluman. Kesaktian mereka pasti lebih kuat dari sebelumnya. Kita harus meningkatkan kesaktian kita juga!"

Setelah berkata begitu, Cakrayuda langsung menambah energi saktinya. Sehingga tampak dari tubuhnya menguar uap bening berwarna putih. Hal yang sama juga terjadi pada keenam rekannya yang lain.

Belum lama mereka menambah energi sakti, lima perwira Pasukan Siluman Topeng Merah seketika melesat dengan cepat melancarkan serangan.

Namun ketujuh ksatria elit klan sudah siap akan serangan ganas kelima perwira itu. Sehingga tidak butuh waktu lama pertarungan kembali tercipta. Tapi pertarungan kali ini lebih hebat dan lebih ganas dari yang sebelumnya.

Sementara pertarungan antara Pandan Arum melawan sang pemimpin pasukan juga berlangsung semakin seru.

Entah sudah berapa jurus yang mereka kerahkan. Yang jelas gerakan mereka semakin cepat dalam memainkan jurus. Sehingga yang terlihat bagai dua hantu malam yang saling sambar.

Tetapi seketika sang pemimpin pasukan melenting keluar dari arena pertarungan. Sehingga dengan begitu saja pertarungan menjadi terhenti. Karena Pandan Arum cukup terkejut dibuatnya, sehingga dia tidak mengejar sang pemimpin pasukan.

Sedangkan sang pemimpin, begitu sepasang kakinya berpijak ke bumi, tahu-tahu seluruh wajahnya sudah terselubung topeng yang sebenarnya keren namun amat menyeramkan.

Topeng Siluman!

Dengan memakai Topeng Siluman yang amat menyeramkan itu, kehebatan dan kesaktian sang pemimpin pasukan meningkat. Tampak energi sakti yang menguar dari tubuhnya begitu ganas.

Lalu, tanpa menghiraukan keterkejutan Pandan Arum yang melihat perubahan pada dirinya, dia melesat amat cepat kembali menyerang lawannya. Demikian cepat gerakannya, tahu-tahu dia sudah berada di hadapan Pandan Arum dalam jangkauan serangan.

Pedangnya yang membawa hawa ganas dan hawa kematian mengayun dengan cepat menebas batang leher Pandan Arum.

Sedangkan Pandan Arum masih terkesima ngeri melihat perubahan pada sang pemimpin pasukan. Sehingga seakan tidak menyadari kalau sebentar lagi lehernya bakal putus.

Tetapi naluri bertarungnya menyadarkannya, dan secara refleks pedangnya terayun ke atas menangkis laju pedang sang pemimpin pasukan.

Sehingga akibatnya, karena saking kuatnya hantaman pedang sang pemimpin pasukan, membuat pedang Pandan Arum langsung terlempar ke kanan, lalu lepas dari genggaman dan terlontar cukup jauh.

Belum sempat Pandan Arum menyadari apa yang terjadi, tubuhnya sudah terlontar jauh ke belakang dengan deras karena kaki kiri sang pemimpin menendang dadanya dengan telak, kuat dan keras. Sehingga membuat gadis cantik itu menjerit tertahan.

Sedangkan sang pemimpin, selagi Pandan Arum masih melayang di udara, tangan kirinya langsung didorong dengan kuat ke depan. Maka melesatlah sinar merah bulat yang mengawal hawa panas.

★☆★☆★

1
juju Banar
lanjut
Adhie: lanjuuut...
total 1 replies
anggita
chapternya sdh banyak tpi yg mampir baca masih sdikit. klo mau promo novel bisa ke tempat kami. bebas👌
Adhie: makasih kaka...
total 1 replies
anggita
oke thor, terus berkarya tulis, semoga novel ini lancar jaya.
Adhie: terima kasih dukunggannya...
total 1 replies
anggita
wow... naga merah, kuning.
Adhie: hehehe...
total 1 replies
anggita
like👍 dukungan utk fantasi timur lokal.
anggita
gang.. red blue girl 8🙄
anggita
hadiah tonton iklan☝
anggita
tiap chapter cukup panjang 👌
Adhie: itu gaya saya dalam menulis novel kaka... biar agak puas bacanya dalam satu chapter
total 1 replies
anggita
pangeran pandu wiranata..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!