NovelToon NovelToon
Jodoh Yang Di Tukar

Jodoh Yang Di Tukar

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: shangrilla

Azzam tidak menyadari bahwa wanita yang ia nikahi bukanlah kekasihnya, melainkan saudara kembarnya.

Sejak kepulangannya dari Kanada, sebenarnya Azzam merasa ada yang aneh dengan kekasihnya, ia merasa kekasihnya sedikit berubah, namun karena rasa cintanya pada sang kekasih, ia tetap menerima perubahan itu.

Bagaimana jika suatu saat Azzam mengetahui yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shangrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam terakhir

Happy reading..

Azzam dan Zura duduk berdampingan di tepi pantai Karimunjawa, tangan mereka saling menggenggam erat. Langit malam yang bertabur bintang seolah menjadi saksi bisu atas cinta yang telah mereka rajut selama bulan madu ini. Angin laut yang sejuk menerpa wajah mereka, membawa aroma garam yang menyegarkan.

Zura menghela napas dalam-dalam, menatap lekat ke arah laut yang gelap dan luas. "Aku tidak ingin malam ini berakhir, Mas," ucapnya dengan suara yang lirih, penuh keharuan.

Azzam mengangkat wajah Zura dengan jemarinya, menatap mata istrinya itu dengan penuh kasih.

"Malam ini mungkin akan berakhir, Sayang," jawab Azzam, "tapi kenangan kita akan selalu ada. Setiap kali kita menutup mata, kita bisa kembali ke sini, ke malam yang tak terlupakan ini."

Mereka berdua kemudian berdiri, berjalan beriringan menyusuri garis pantai sambil sesekali ombak kecil menyapa kaki mereka. Tawa dan canda mereka menggema di antara deru ombak dan bisikan angin, menciptakan melodi yang hanya bisa dimengerti oleh dua hati yang sedang dimabuk asmara.

Dengan tangan masih saling tergenggam, Azzam dan Zura kemudian berhenti, menghadap ke arah laut yang luas. Azzam mengeluarkan sebuah botol kecil dari sakunya, di dalamnya terdapat secarik kertas. "Ini adalah pesan kita untuk laut," katanya sambil memberikan botol itu kepada Zura.

Zura tersenyum, membuka botol tersebut dan menulis sesuatu pada kertas itu dengan hati-hati. "Untuk Karimunjawa, tempat di mana cinta kami bertemu dengan keabadian," tulisnya. Mereka berdua lalu melemparkan botol itu ke laut, menontonnya mengapung pergi, membawa harapan dan mimpi mereka bersama arus.

Malam itu, di bawah taburan bintang yang tak terhitung jumlahnya, Azzam dan Zura berpelukan erat, merasakan detak jantung satu sama lain. Di sini, di Karimunjawa, mereka telah menemukan surga mereka, sebuah kenangan yang akan terpahat abadi dalam lembaran hidup mereka.

"Ayo kita kembali ke penginapan, kita istirahat, besok pagi kita sudah terbang pulang." ajak Azzam.

Zura mengangguk setuju, mereka berdua berjalan beriringan, tangannya saling menggenggam, seraya sesekali berbisik tentang kenangan indah yang telah mereka ciptakan bersama di pulau ini.

Sesampainya di penginapan, mereka langsung menuju kamar. Azzam membuka pintu dan membiarkan Zura masuk terlebih dahulu. Kamar itu masih rapi dan bersih, layaknya menanti kedatangan mereka kembali. Zura melepas sandalnya dan langsung terjun ke atas tempat tidur, menghempaskan diri dengan rasa lelah yang tercampur bahagia.

Azzam yang melihat Zura begitu lelah, tersenyum dan mengikuti jejaknya, duduk di sisi tempat tidur. Dia mengambil remote AC dan menyalakannya agar ruangan terasa lebih sejuk. "Besok kita harus bangun pagi, sayang. Penerbangan kita tidak mau kita lewatkan," ujar Azzam seraya mengusap punggung Zura.

Zura hanya mengangguk, matanya terpejam sejenak menikmati sejuknya udara yang mulai mengalir dari AC. "Aku tahu, tapi biarkan aku menikmati beberapa menit lagi di sini. Rasanya seperti mimpi, bulan madu yang sempurna," gumamnya dengan suara lelah.

Azzam hanya tersenyum, mengangguk penuh pengertian. Dia beranjak ke balkon untuk menikmati udara malam, membiarkan Zura beristirahat sejenak. Dari balkon, dia bisa melihat pantai yang kini sudah mulai gelap, hanya suara ombak yang terdengar, mengingatkannya pada hari-hari indah yang baru saja mereka lewati. Di sana, dia berdiri seorang diri, merenungi semua kenangan indah yang telah tercipta, sebelum bulan madu mereka resmi berakhir.

Puas menikmati udara malam di balkon ini, Azzam kembali ke kamarnya. Cahaya lampu tidur memantulkan bayangan mereka di dinding kamar penginapan yang hangat dan nyaman. Dengan lembut, dia mendekatkan wajahnya, bibirnya berbisik kata-kata yang menghangatkan hati.

"Sayang, malam ini adalah permata yang akan selalu berkilau dalam ingatanku," ucapnya dengan sepenuh hati. Zura, yang terbungkus dalam selimut, merasakan jantungnya berdegup kencang, matanya berkaca-kaca tak percaya bahwa momen ini akan segera berakhir.

Azzam mengambil sebuah kotak kecil dari saku celananya, membukanya perlahan untuk mengungkapkan sebuah kalung berliontin hati yang indah. "Ini tanda cintaku, agar kamu selalu ingat akan Karimunjawa, dan malam-malam manis yang telah kita bagi," lanjut Azzam seraya memakaikan kalung tersebut di leher Zura. Gadis itu menyentuh liontin tersebut, tersenyum melalui air matanya.

"Mas-" Zura sudah tidak bisa berkata-kata lagi, ia tenggelam dalam rasa harunya.

Azzam menggenggam tangan Zura, merasakan kehangatan dan kelembutan jemarinya. "Biarlah ombak menjadi saksi bisu, bahwa aku akan selalu menjagamu, mencintaimu, seperti malam ini, selamanya," tutur Azzam, matanya menatap lurus ke dalam jiwa Zura. Malam itu, dihiasi bisikan ombak dan angin sepoi, mereka berdua merajut janji, memadukan dua hati yang kini menjadi satu.

Zura menatap Azzam dalam. "Kamu mencintai aku, Mas?" Suaranya lirih, namun cukup untuk membuat ruangan yang semula dipenuhi kebahagiaan kini menjadi hening.

"Apa kamu mencintai aku mas? Mencintai aku sebagai Zura. Bukan Zahwa." tanya Zura dalam hati.

Wajah Azzam yang tadinya sumringah kini berubah pucat. Dia tidak pernah menyangka Zura akan menanyakan hal itu, terlebih di malam bulan madu mereka.

"Zahwa, sayang. Aku mencintaimu dengan segala yang aku miliki. Dengan segenap hati, jiwa, dan ragaku," ucap Azzam, matanya menatap dalam ke dalam mata Zura, mencoba menenangkan gelisah yang terasa.

Zura merasakan jantungnya berdegup kencang, mendengar kata-kata Azzam yang begitu tulus. Dia menghela napas, mencoba meredakan kegelisahan di dalam dada. "Aku hanya... takut jika semua ini hanya mimpi," bisik Zura dengan suara yang bergetar.

Azzam mengangkat tangan Zura, menciumnya lembut. "Ini bukan mimpi, sayang. Ini nyata, sebagaimana cintaku padamu yang sangat nyata," jawab Azzam, suaranya penuh keyakinan. Dia memeluk Zura erat, berharap dapat menghapus semua keraguan yang mungkin bersarang dalam hati istrinya itu.

Dalam dekapan itu, Zura merasa sebuah kehangatan mengalir dalam dirinya, memenuhi ruang-ruang yang sempat dingin oleh keraguan. Malam itu, di kamar yang kini dipenuhi oleh kelembutan dan kehangatan cinta, mereka berdua menemukan kepastian akan sebuah perjalanan baru yang akan mereka lalui bersama, dengan cinta sebagai kompas mereka.

To be continued.

1
ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ 𒈒⃟ʟʙᴄ
baru mampir novel kembaran🙈🙈bab awal aja sudah banyak teka teki ini🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
Linda Semisemi
kok ga ngerasa ada perbedaan ya? walo pun kembar pst ada bag fisik yg berbeda. pdhl udh pacaran lama di Kanada
Nurul Safitri
sebener nya zahwa itu kmna ya ??
Nurul Safitri: innalillahi
farila: meninggal
total 2 replies
farila
lanjut Thor
𝐙⃝🦜༄iannaimutsekaliM⃟3💋࿐👥
masuk pak ekooo... undaaaa cynkkkk
ᴍᴜsᴀғɪʀ_24434: muacchhh 😘😘😘
total 1 replies
farila
tetap semangat author
ᴍᴜsᴀғɪʀ_24434: makasih kak😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!