Takdir Yang Kusalahkan

Sejak pertemuan itu dengan Ajid kami sering bertemu di cafe ini. Membooking room walau hanya 2jam 2jam aku di booking full olehnya. Tentunya dengan uang tips tips lainnya. Sampai kami kelelahan hujan pun mengguyur malam itu. Kupaksa dia membooking lagi 1jam sampai menunggu hujan mereda kami menunggu di room saja.

lantunan lagu lagu syahdu tanpa karaoke di stell musik musik pengantar keromantisan menemani kita berdua di room dengan memesan beberapa makanan cemilan dan minuman hangat.

"hujan belum juga reda..." kataku membuka percakapan. " oiya, kamu kerja dimana mas?"

"disini..katanya ngakak..."

"ih serius ihh ..... " candaku sambil mencubit cubit mesra pahanya.

"aww geli mbak..." tangkisnya dengan tawa.

"mbak mbak mulu..emang akku mirip mbak mbak apah..." manyunku.

"ya kamu juga mas mas mulu emang mas baso... Ha ha ha. " kontan kami tertawa berdua.

Ajid menggeser duduknya hingga tak sedikitpun ruang untuk berkutik, dia mendekap pinggangku hingga bobaku menempel di dadanya. "mulai sekarang panggil aku ajid " bisiknya.

jurus nakalku mulai ugal ugalan, langsung saja ku naik dilahunannya pahaku mendekapkan pahanya. Posisiku menindihnya dan bobaku tepat berada di antara wajah dan mulutnya. "kamu terlalu menarik, untuk ku panggil mas baso." bisikku.

Pagutan bibirnya melahap dua bobaku. Kuremas rambut cepaknya. Tanpa henti dia sambil meremas bagian belakangku. Nafasnya masih terasa hangat dan tersengal sengal, aku terus saja memainkan kenakalanku untuk menaikkan gejolak keinginannya. Keringatnya mulai terasa dia kembali menindihku di sofa room ini, membuka bagian atas baju tengtop ku, kembali dia meremas dan menghisap bobaku.

Ku arahkan jemariku menyentuh bagian bawah di dalam celanya levis nya, besar dan panjang serta menegang. Kubuka perlahan, kemudian dia membukanya tergesa, mengarahkan ke arah bagian bawahku. Rok mini ku ia tepis sampai ke arah perutku tangannya masih tidak diam meremas bobaku seakan tidak mau ada yang tertinggal malam itu.

Jlebb benda lunak itu menusuk bagian bawah ku. Kami terlena di ruangan itu sampai mencapai klimaksnya. "diluar aja sayang ..." bisikku. Alhasil dia memuntahkan cairan putihnya di paha putih mulusku.

Kami berdua terkulai lemas di sofa. Kubersihkan dan kurapihkan kembali rambutku yang acak acakan. Tisu ruangan hampir habis karena membersihkan lava putih miliknya.

Dia masih terduduk sambil berkata, "maaf wi, aku gak kuat berdekatan dengan kamu..."

aku balas dengan senyum, "gak apa sudah biasa"

"mana norek mu, "

kusodorkan handphone ku perlihatkan ke arahnya norek tertera di handphone ku. Dia langsung mengetik.

"done ya sudah masuk rekeningmu."

nominal lima ratus ribu rupiah sudah masuk di rekeningku sebagai imbalan buang lava. Ha ha ha ...

"thanks."

"kapan aku bisa membooking mu lagi," kapan aja bisa.

...****************...

Hubungan kami semakin intens baik itu hubungan sekedar antar jemput dan ketemuan ataupun keintiman kita berdua layaknya pasangan suami istri. Aku menanggapi semua hubungan ini dengan dia adalah pelangganku. Sampai pada suatu hari aku menanyakan profesinya.

"kamu kerja dimana Yank .." Di sudut cafe sambil minum kopi hangat.

"aku seorang prajurit TNI di kodim *** ...."

apaaaaaa???? TNI di kodim *** ???tersedak tenggorakanku ketika hendak meminum kopilate pesananku. Gila!!!!! Seprofesi dengan mantan suamiku yang tak bertanggungjawab meninggalkanku ketika bayiku masih tiga bulan dalam pangkuan. Ya !!! mantan suamiku seorang perwira TNI aku dan dia bertemu masih di room karaoke sampai aku hamil, kami menikah tanpa persetujuan orangtuaku dan orangtuanya. Menikah di bawah nikah kantor. Dia meninggalkan aku dan bayiku di sebuah kontrakan sepetak daerah Subang. Kemudian dia melayangkan surat perceraian, tanpa sedikitpun mau bertemu denganku. Aku bersusah payah mencari informasi dan lain sebagainya tidak pernah kutemukan tentang dia. Ku pulang ke rumah orangtuaku di Jatinangor kabupaten Sumedang. Drama pun terjadi tangisku dan tangis mama ku pecah begitu saja. Sampai papah mencari keberadaan orang tersebut, tetap tidak bisa apa apa karena memang keluarga besarnya orang berpengaruh di intitusi tersebut.

Singkat cerita aku dan mantanku berpisah tanpa bertemu lagi sampai hari ini. Aku gak bisa Jid, gak mau melanjutkan hubungan ini dengan yang seprofesi dengannya, aku kapok gak mau mengulang lagi luka. "aku janda Jid, sudah punya anak." tandasku.

"lalu? Kalau aku mau serius denganmu."

"gak bisa maaf jid, aku ingin fokus kerja dan melanjutkan studiku."

"kerja disini sebagai ini?gila kamu! Aku mau nerima anak kamu!"

"gak apa apa gila! Kalau mau pake hati jangan sama saya!" lalu berlalu meninggalkannya..

Sejak saat itu aku tak mau menerima bookingan dia kembali. Walaupun rasa ini masih tersimpan tapi aku sudah bertekad untuk tidak kembali lagi dengan masa laluku. Ya, itu awal mula aku bertemu Ajid di masa lalu.

Sampai ku tahu dia mendekati teman dekatku. Rasa cemburu, khawatir dan entahlah campur aduk. Hanya saja aku berdoa sama Allah SWT semoga mereka berdua diberikan segala kebaikan dan Ajid benar benar menyayangi Neneng dan melupakan masa lalu denganku.

...****************...