Ranum Nayra harus hidup menderita dengan sang ibu serta adiknya yang masih balita, setelah ayahnya memilih menikah lagi dengan wanita kaya raya yang baru dikenalnya.
Apakah Ranum akan tabah menerima setiap takdir yang sudah tertulis untuknya?
atau malah sebaliknya menyerah di tengah jalan?
Cus, di baca bastie supaya nggak penasaran😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ranum Ketakutan
"Kemana lagi kaki ini harus melangkah, Ya Allah?
"Kenapa hidupmu menjadi seperti ini?"
"Apa dosa yang telah aku lakukan sehingga Engkau mengujiku seperti ini?"
"Ibu, kenapa ini semua harus terjadi kepadaku?"
Di saat Ranum masih saja berbicara pada dirinya sendiri. Tiba-tiba saja dua pemuda yang sepertinya sedang mabuk malah menarik pergelangan tangannya.
"Hai cantik, mau kemana malam-malam begini? Lebih baik ayo kita bersenang-senang," kata pemuda bertubuh kurus yang memegang pergelangan tangan Ranum.
"Iya cantik, abang akan membuatmu merasakan nikmatnya surga dunia," sahut laki-laki yang bertubuh gempal itu.
Ranum menggeleng kuat. "Jangan sakiti saya, saya mohon … ." Ranum memberontak sambil terus memohon berharap dua laki-laki itu tidak akan melakukan apa-apa pada dirinya. "Tolong, lepaskan saya, saya janji tidak akan melaporkan ini ke pihak yang berwajib." Ranum mengatakan itu berharap agar dua pemuda itu takut. Namun, apa yang Ranum lihat malah membuat dirinya menjadi semakin takut. Karena dua pemuda itu tertawa terbahak-bahak sambil menyeretnya dengan sangat kasar sehingga pergelangan tangan Ranum terasa sangat sakit.
"Sebentar saja, kita berdua ini hanya mau memberikan kamu sedikit saja vitamin merem melek, supaya kamu tahu bahwa kita berdua ini jago dalam hal apapun termasuk menjebol benteng pertahananmu, cantik." Si kurus kering malah membuat tubuh Ranum gemetaran. "Bul, ayo kita bawa saja dia ke semak-semak itu," ujar si kurus lagi, yang mengajak si gembul membawa Ranum ke semak-semak.
"Beres, ayo cantik jalan saja, ini akan terasa nikmat Abang yakin kalau Neng cantik akan ketagihan." Gembul itu tersenyum mesum kearah Ranum. "Lex, lu aja yang duluan nanti gue belakangan gimana?"
"Oke, kalau lu mau bekas gue nggak masalah," sahut si kurus yang bernama Alex. "Tugas lu hanya mengawasi saja, biar gue yang akan memberikan asupan bergizi kepada si cantik ini."
Ranum yang mulai mengerti dengan arah pembicaraan kedua pemuda itu, menggeleng kuat-kuat sambil terus saja memberontak. "Lepaskan saya, saya mohon … jangan lakukan apa-apa kepada saya." Ranum mengeluarkan seluruh tenaganya untuk tetap terus memberontak supaya bisa lemas dari pemuda-pemuda yang sedang mabuk itu.
"Rupanya dia sudah tidak sabar, mau merasakan pisang goreng gosong kita," seloroh si gembul sambil mencium rambut Ranum. "Tunggu apalagi ayo ki–"
Ranum yang tidak punya pilihan lain pada akhirnya memutuskan untuk menendang s*l*ngk*ngan kedua pemuda itu. "Maaf ini semua harus saya lakukan!" Setelah berhasil menendangnya Ranum berlari tanpa menoleh ke belakang di mana dua pemuda itu sedang meringis kesakitan karena tadi burung mereka sudah Ranum tendang sekuat tenaga.
Tapi sayang tanpa Ranum tahu kedua pemuda itu saat ini masih bisa berlari mengejarnya dari belakang.
"Kurang ajar! Rupanya dia mau kita memperlakukannya dengan kasar!" teriak si bertubuh gempal.
Ranum yang tidak hati-hati saat berlari akhirnya terjatuh karena ia tersandung oleh batu. "Akh, kakiku sangat sakit," kata Ranum meringis. Ketika ia akan mencoba bangkit lagi. Tiba-tiba si gembul malah menyeret kakinya menuju ke semak-semak sehingga ia berteriak meminta tolong. "Tolong, seseorang tolong saya!" Suara Ranum melengking saat gadis hamil itu meminta tolong. "Tolong, tolong … tolong, tolong saya!" Meskipun Ranum tahu jalan itu saat ini sangat sepi. Namun, ia tetap saja berteriak meminta tolong sehingga terlihat sebuah mobil mewah berhenti tepat di dekatnya yang masih saja di seret.