NovelToon NovelToon
ALTAIR: The Guardian Eagles

ALTAIR: The Guardian Eagles

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur
Popularitas:16.6k
Nilai: 5
Nama Author: Altairael

[MOHON DUKUNGAN UNTUK CERITA INI. NGGAK BAKAL NYESEL SIH NGIKUTIN PERJALANAN ARKA DAN DIYAN ✌️👍]

Karena keserakahan sang pemilik, cahaya mulia itu pun terbagi menjadi dua. Seharusnya cahaya tersebut kelak akan menjadi inti dari kemuliaan diri si empunya, tetapi yang terjadi justru sebaliknya---menjadi titik balik kejatuhannya.

Kemuliaan cahaya itu pun ternoda dan untuk memurnikannya kembali, cahaya yang telah menjadi bayi harus tinggal di bumi seperti makhluk buangan untuk menggenapi takdir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Altairael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TIGA BERSAUDARA BERHADAPAN

Arka duduk bersila di atas batu besar, sedangkan Diyan yang kondisinya masih lemah berada di atas pangkuan, bersandar pasrah pada dadanya. Ketiga altair agung berdiri di hadapan mereka, menatap prihatin sekaligus bangga. Prihatin pada takdir mereka dan bangga atas keberhasilan yang baru saja keduanya capai.

Diyan menatap Cariyasukma dengan senyum lebar yang senantiasa terukir di bibir pucatnya. Sekarang dia mengingat altair itu. Dialah altair yang memanggil namanya untuk pertama kali. Pantas saja waktu bertemu di dalam mimpi dia merasa cukup familier.

Sekali lagi terbukti bahwa ikatan emosional jauh lebih melekat kuat. Ingatan boleh dibatasi lupa, tetapi ikatan emosional merambah pada seluruh elemen yang dikandung raga, menyebabkan setiap bagian mampu merasa dan otomatis beresonansi dengan masa-masa yang bahkan isi kepala telah melupakannya.

"Kamu mengenali aku, bukan?" tanya Cariyasukma dan Diyan hanya mengangguk kecil sebagai respon. Cariyasukma mendekat lalu mengusap kepalanya. "Sahen Yang Agung memberkatimu."

"Terima kasih. Terima kasih juga sudah membebaskan aku dari Bhanu Angkara. Sekarang aku ingat, dulu waktu memaksaku untuk menyatu seutuhnya, dia sering menyerukan nama Arka."

Cariyasukma terkekeh ringan. "Sayang sekali, kecerdasan yang dia miliki nggak bisa menolongnya. Satu telah menjadi dua, tentu saja juga harus memiliki nama masing-masing. Sudah takdir jika dia mengambil bagian yang nggak akan merespons bila dipanggil dengan nama Arka, karena nama yang ditakdirkan untuknya adalah Diyan."

"Karena itulah, Bhanu Angkara tidak bisa menguasaimu sepenuhnya." Cariyapurna menimpali perkataan koleganya. "Tapi ... jika kamu berada di dalam tubuhnya lebih lama hingga jiwa iblisnya semakin kuat, maka kamu pun nggak akan bisa menolak lagi dan akhirnya menjadi sama seperti dia."

"Aku tahu, sebagian kecil energi negatif Bhanu Angkara menempel padaku, menjadi penghubung antara aku dan dia. Selama itu belum disingkirkan, aku nggak bisa naik ke Sahen Gaganantara ...." Setelah bicara cukup panjang, Diyan tiba-tiba terdiam dengan tatapan terpaku pada Cariyapurna. Dia adalah altair pertama yang dia temui di dalam mimpi.

Setelah sayap terentang, ingatan dan pikirannya pun terbuka. Dia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya atau lebih tepat dikatakan, dia tahu apa yang harus dilakukan---menghadapi Bhanu Angkara dan mengalahkannya.

"Arka akan selalu bersamamu." Karena Diyan terus menatapnya, Cariyapurna merasa berkewajiban merespons perkataan altair muda itu. "Kalian harus bekerja sama. Yang terpenting adalah saling memahami dan saling percaya."

"Ingatlah apa yang pernah aku sampaikan, Arka." Cariyawarta turut bicara. "Terlebih di saat hatimu sedang mengalami kebimbangan."

Tanpa perlu berpikir untuk mengingat, Arka mengucapkan kembali apa yang pernah Guru Agungnya sampaikan dulu, "Semua telah direncanakan, sekecil apa pun diperhitungkan, tidak akan datang terlambat ataupun terlalu cepat. Nasib bisa diperbaiki setelah takdir digenapi."

Cariyawarta tersenyum teduh. "Tak kurang seperti yang aku harapkan darimu. Takdir yang seperti apa dan nasib yang bagaimana? Sebentar lagi kamu akan tau dan jangan ragu untuk menggunakan pedangmu."

"Pedang?" Arka terkesiap. Dia melupakan pedangnya, tadi terlempar entah ke mana saat dia terjatuh. "Aku menghilangkannya ...." Wajahnya pucat pasi karena ngeri. Ngeri telah menghilangkan pusaka sakti pemberian Sang Pencipta Semesta.

Cariyasukma terkekeh. "Jangan panik. Dia nggak ke mana-mana. Panggil saja jika kamu membutuhkannya."

Baru saja Arka menghela napas lega karena penjelasan Cariyapurna, tiba-tiba hal mengejutkan yang rasa-rasanya bisa memaksa jantungnya berhenti berdetak terjadi.

"Datang padaku, Diyan! Apa kamu nggak menyayangi ayah dan ibumu?"

Arka dan Diyan saling menatap syok. Suara Bhanu Angkara menggema di udara. Ketiga altair agung juga mendengarnya.

"Sudah saatnya kalian kembali dan melaksanakan tugas," ujar Cariyapurna. "Tugas kami untuk mendampingi kalian cukup sampai di sini ...."

"Saatnya kalian untuk mengambil keputusan sendiri. Aku yakin, kalian pasti bisa." Cariyawarta menambahkan.

"Arka, Diyan." Cariyasukma menatap teduh. "Selesaikan tugas kalian dan sampai bertemu kembali di Sahen Gaganantara."

"Kami akan berusaha melakukan yang terbaik. Terima kasih untuk bantuannya selama ini." Arka menunduk singkat sebagai bentuk hormat. Setelah itu menatap adiknya. "Apa kamu siap?"

Senyum tipis menghiasi bibir Diyan. "Tentu saja," ujarnya, sembari perlahan duduk tegak.

"Berdirilah kalian," pinta Cariyapurna.

Karena kondisi sang adik masih lemah, Arka pun membimbingnya untuk bangkit. Balkan saat berdiri pun harus menyandar padanya. Ketiga altair agung mendekat. Cariyasukma dan Cariyawarta memegang bahu Cariyapurna, sementara yang bersangkutan mengangkat kedua tangan di atas kepala Arka dan Diyan.

Tubuh ketiga altair agung tiba-tiba bersinar sangat terang, dari telapak tangan Cariyapurna muncul cahaya yang kemudian menaungi kepala Arka dan Diyan. Cahaya itu berputar-putar di atas kepala mereka, lalu secara perlahan helai demi helai menjuntai ke bawah. Helaian seperti benang itu meresap ke dalam kepala Arka dan Diyan, seperti benang yang sedang ditenun.

Suara Cariyapurna menggema dalam benak Dyan, "Matamu adalah portal yang bisa menghisap apa saja dan mengirimnya ke mana pun yang kamu inginkan, kecuali Sahen Gaganantara. Kekuatan yang telah tersegel selama tujuh belas tahun itu bisa saja menyerang balik dirimu sendiri jika sembrono. Pergunakan di saat genting dan bijak-bijaklah."

Bersamaan dengan berakhirnya suara Cariyapurna, benang-benang cahaya itu meresap seluruhnya ke dalam kepala mereka, lalu tubuh keduanya pun lenyap begitu saja.

"Semoga berhasil, putra-putra Gaganantara," ucap Cariyapurna sebelum akhirnya dia dan kedua rekannya juga lenyap.

Tawa menggelegar menyambut kedatangan Arka dan Diyan. Begitu membuka mata, bola api Bhanu Angkara adalah hal pertama yang mereka lihat.

"Dasar bola api jelek! Di mana ayah dan ibu kami?!" Suara teriakan Diyan menggema di dalam ruang bawah tanah yang selama ini menjadi tempat persembunyian Bhanu Angkara.

Alih-alih menjawab, Bhanu Angkara malah hanya tertawa dan terus tertawa. Diyan pun menjadi geram dibuatnya. "Jawab pertanyaanku, Bhanu Angkara!"

"Sabar, An." Arka memegang lengan adiknya erat-erat, mencegahnya bertindak ceroboh.

"Jangan sok jagoan hanya karena sayapmu sudah terentang, bocah! Karena pada akhirnya kamu hanya akan menjadi wadahku ...." Bhanu Angkara kembali tergelak-gelak sambil terbang berputar-putar.

Sekuat apa pun Bhanu Angkara, tidak menjamin raga yang ditempatinya menjadi sama kuat. Mamat adalah satu-satunya manusia yang mampu menampung roh apinya, tetapi bukan berarti bisa bertahan dari serangan makhluk Sahen Gaganantara.

Raga Mamat yang telah dia ambil alih sepenuhnya sudah musnah. Kini rencananya berubah. Dia yang akan merasuki tubuh Diyan alih-alih rohnya yang akan dia hisap. Sekarang yang dia butuhkan adalah wadah.

"Kamu tidak akan pernah mendapatkan kesempatan itu karena aku nggak akan membiarkannya!" Arka berteriak sembari maju selangkah dan berdiri tepat di hadapan sang adik.

Selagi Bhanu Angkara masih tergelak-gelak sambil terus terbang berputar-putar, Diyan menarik lengan sang kakak dan berujar konyol, "Kita sejajar, oke? Jangan sok jagoan maju sendirian."

Ujarannya bisa dikategorikan dalam gurauan, tetapi dalam situasi seperti sekarang ini siapa yang akan tertawa. Arka malah mendelik. "Jangan konyol," hardiknya, tetapi Dyan malah tersenyum lebar hingga matanya tertimbun kerutan. Benar-benar konyol.

"Kamu nggak bakal bisa mencegahku, Arka! Karena Diyan akan memberikan raganya dengan sukarela!"

Mendengar itu Diyan pun terkekeh mencemooh. "Jangan mimpi!"

Bhanu Angkara kembali tergelak, lalu berkata, "Bagaimana jika pertaruhannya adalah nyawa orang tua kalian?!"

Arka dan Diyan tersentak, lalu saling bertukar pandang dengan mata melebar.

"Di mana mereka?!" Diyan yang memang lebih mudah panas berteriak berapi-api.

Makhluk tanpa belas kasih seperti dia, pastinya tega melakukan apa pun untuk mencapai tujuan. Diyan sangat mengkhawatirkan kedua orang tuanya.

"Tunjukkan di mana orang tua kami, Bhanu Angkara ...." Arka berusaha tetap tenang sehingga suaranya hanya terdengar tegas alih-alih berteriak marah seperti sang adik.

1
Aegis Aetna
ninggalin jejak dulu. nanti aku lanjut.
anggita
iklan☝+like👍 utk novel fantasi timur lokal. smoga sukses Thor
anggita
bojonegoro... jawa timur.
bang sleepy
Akhirnya sampai di chap terakhir update/Whimper/ aku bagi secangkir kopi biar authornya semangat nulis 🤭💗
bang sleepy
pengen kuguyur dengan saos kacang rasanya/Panic/
bang sleepy
brisik kamu kutu anjing! /Panic/
bang sleepy
bisa bisanya ngebucin di moment begini /Drowsy/
bang sleepy
mank eak?
diyan selalu berada di sisi mas arka/Chuckle/
bang sleepy
shock is an understatement....... /Scare/
bang sleepy
sabar ya bang arka wkwwk
bang sleepy
tetanggaku namanya cecilia trs penyakitan, sakit sakitan trs. akhirnya namanya diubah. bru sembuh
bang sleepy
mau heran tp mrk kan iblis /Drowsy/
bang sleepy
dun dun dun dunnnn~♪
bang sleepy
astaga suaranya kedengeran di telingaku /Gosh/
bang sleepy
Hah... jd raga palsu itu ya cuma buat nguji arka ama diyan
Alta [WP: Yui_2701]: Kenyataan emang pahit ya🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
bang sleepy
bener uga ciii /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
bang sleepy
idih idihhh
bang sleepy
nyembur wkwkwkwk
bang sleepy
Tiba-tiba cinta datang kepadaku~♪ #woi
bang sleepy
kan bener. kelakuannye kek bokem. tp dia altair
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!