Mencintai Ipar Ku Sendiri

"Selamat pagi Bapak Daniel, kami dari Rumah sakit ingin menyampaikan bahwa salah satu karyawan di tempat Bapak mengalami kecelakaan dan mengakibatkan korban meninggal di tempat. Kami tidak bisa menemukan data-data di ponsel korban karena ponselnya mengalami rusak parah dan kami hanya menemukan name tag atas nama beliau juga alamat kerja, sehingga kami memutuskan untuk menghubungi perusahaan Bapak dan kami disambungkan dengan anda."

Kalimat tersebut selalu terngiang di kepala Daniel ketika dia menerima telepon di ruangannya beberapa saat yang lalu. Saat ini Daniel dan Tejo sudah berada di dalam mobil menuju ke Rumah sakit yang sudah di beritahukan sebelumnya. Tejo melihat wajah tegang Daniel sejak menyetir mobil, Tejo sudah meminta agar dirinya saja yang menyetir tetapi tidak ada respon dari Daniel. Akhirnya Tejo pun membiarkan Daniel tetap menyetir asalkan masih dalam kecepatan normal. Tidak lupa Tejo memberitahukan kepada Pak Dito tentang masalah mereka berdua dan meminta ijin untuk keluar di jam kerja karena urusan pribadi. Karena bagaimana pun Daniel dan Tejo hanyalah karyawan bukan pemilik perusahaan.

Begitu sampai di Rumah Sakit, Daniel segera memarkirkan mobilnya setelah itu dengan tergesa keluar dari mobil menuju ke kamar mayat di Rumah sakit tersebut dengan diikuti oleh Tejo. Meskipun sejak tadi Daniel tidak memberitahukan kepadanya tentang kejadian ini, Tejo tahu bahwa terjadi sesuatu dengan Lia sehingga mereka ke Rumah sakit tetapi Tejo tidak sampai berpikir bahwa Lia sudah meninggal.

Tetapi ketika Tejo mengikuti Daniel yang ternyata ke kamar mayat, Tejo pun menghentikan Daniel. Dengan terpaksa Daniel pun berhenti dan menatap Tejo yang terlihat sangat penasaran.

"Kog ke kamar mayat?" tanya Tejo yang masih berpikiran positif bahwa Lia hanya luka biasa saja.

Daniel tidak menjawab pertanyaan Tejo kemudian segera berbalik kembali menuju ke kamar mayat yang sudah dekat dari tempatnya berdiri. Tejo tidak mau mengikuti Daniel karena akhirnya Tejo bisa mengerti dengan apa yang terjadi kepada Lia hanya lewat pandangan Daniel saja.

Tejo berjalan perlahan karena rasa penasarannya dan benar saja dia melihat Daniel yang hanya berdiri di sebelah jenazah seseorang dengan ditemani oleh seorang dokter yang menjaga dan bertanggung jawab. Daniel hanya menatap jenazah Lia dengan pandangan kosong saja, Daniel tidak tahu harus berbuat apa bahkan air matanya pun seakan tidak mau keluar bukan berarti dia tidak sedih, tetapi memang terkadang titik terendah seseorang adalah ketika hanya bisa menatap dan tidak mampu berkata apa-apa.

Perlahan Tejo mendekati Daniel kemudian menyentuh bahu Daniel seolah memberinya kekuatan. Daniel hanya bergeming tidak bereaksi apapun. Tetapi beberapa saat kemudian Daniel segera memeluk Tejo yang berada di sampingnya dan bersamaan dengan itu Daniel mencurahkan semua rasa dihatinya kepada Tejo.

Tejo pun memberinya kekuatan karena tidak ada salahnya seorang pria akan menangis karena sesuatu hal dan hal itu adalah wajar. Karena para pria juga bisa memiliki rasa sensitif. Dan Tejo pun tidak banyak berkata karena yang Daniel butuhkan adalah kekuatan untuk menerima semua yang ada di depan mereka masing-masing. Karena Tejo yakin nanti jika Daniel sudah siap dan sudah bisa legowo maka Daniel pasti akan bercerita kepadanya.

Setelah merasa cukup, jenazah Lia pun dibawa pulang ke rumahnya untuk didoakan dan dimakamkan di dekat rumah Lia. Karena Lia sudah tidak memiliki keluarga maka Daniel lah yang bertanggung jawab untuk itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hari-hari sibuk nih gaes, dikit-dikit dulu yahh...