NovelToon NovelToon
Jodoh Setelah Hijrah

Jodoh Setelah Hijrah

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:11.9k
Nilai: 5
Nama Author: As Cempreng

Ana Arista, gadis berusia 22 tahun yang hijrah dengan mulai memakai hijab. Namun, dia harus menerima kenyataan pahit saat pernikahannya dibatalkan dua minggu sebelum pernikahannya, karena alasan hijabnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon As Cempreng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

Ketika Hamdan sering berjalan di kamar rawat inapnya untuk latihan pernafasan. Dia melirik Anna yang masih diam saja di sudut kamar sambil memandangi kumpulan obat TBC yang banyak di pangkuan.

Tatapannya meredup bagaimana bisa dia marah, bila setiap dia menatap mata putrinya lalu Anna merasa dilihati langsung membalas dengan tatapan berusaha bersinar.

Kamu ini sudah tidak menganggap Abi apa? Masih tidak mau cerita! (Abi)

Sementara itu.di tempat lain,

Zani Dirgantara menyambut besannya yang datang dari Bandung. Handoko Alamsyah diajaknya ke lantai dua di ruang kerja bahkan dirangkulnya dan dihadapkan sahabatnya itu ke arah taman belakang.

Handoko Alamsyah terpaku pada putranya yang duduk di kursi taman dengan empat bungkus rokok di atas meja aluminium, sepertinya tiga bungkus telah kosong.

"Begitulah pekerjaannya. Tak bisa diandalkan sepertimu. Tahu istrinya hamil bukannya menjaga, ini malah merokok!" Tatapan Zani begitu meremehkan.

"Akan kuperingatkan dia!" Handoko keluar dari sana menyusul putranya. Bukanlah hal sepele bila dia diminta datang oleh Zani untuk menjenguk putranya. Pasti ada masalah.

"Apa kabar?" Tanya Handoko dengan sangat lembut, setelah duduk lama di samping Rustam.

Anaknya tampak tak berniat menghentikan rokoknya. Sebenarnya, Handoko bingung begitu melihat wajah putranya yang lebam terutama di pipi kanan putranya, apa Zani melakukan itu pada sang putra? Kalau dia menanyakan ini pada putranya, bisa-bisa Rustam jadi kekanak-kanakan.

Sudah dua batang rokok dihisap Rustam sejak Handoko duduk di sampingnya. Rustam menghela napas kasar dan melirik sebentar mata bapaknya.

Tidak ada keinginan untuk menguji kesabaran bapak, tetapi Rustam sudah terbiasa dengan kemarahan dan teriakkan bahwa apapun akan berbelit-belit tetapi tidak sampai pada tujuan obrolan. Dengan kaku, terpancar jelas dari raut wajah Alam antara kemuakan , kebosanan dan banyak kata-kata yang akan dikeluarkan tetapi saat melihat bapaknya langsung menguap, percuma.

"Kemana perginya uang 45 juta yang kuberikan untuk Anna, Pak?" Rustam dengan logat Banyumasan begitu medok. "Bapak beneran sudah kasih ke Anna, ya?"

Handoko menoleh dengan pelan, dia sampai lupa dengan uang tersebut saking sibuknya dengan pekerjaan yang diberikan oleh besannya. "Sudah dikasih, tentu saja!" katanya dengan mantab dia sudah jago berbohong dengan istrinya.

Rustam membelalakkan mata, tak tahu mana yang bisa dipercaya. Bapaknya atau Anna. "Lalu kenapa Anna sampai diusir dari rumah? Tinggal di pinggiran sungai. Anna tak mungkin berbohong pada Rustam, dia jujur tentu saja-"

"Kau jadi menuduh Bapak yang berbohong?Oh!"

Rustam langsung menggelengkan kepala. Dia semakin bingung. Lalu berdiri. Ingin dia mengecek sendiri. Akan tetapi tangannya ditarik langsung hingga dia duduk dengan kasar.

"Kamu bertemu dia?"

Rustam mengembus napas kasar saat rokok ditangannya dirampas sang bapak. Dia berusaha memintanya kembali saat sang bapak menghisapnya. "Berikan itu Pak- jangan merokok!"

Handoko tersenyum simpul. "Sungguh lucu Rustam, Rustam! Berhentilah merokok baru pantas kamu menyuruh bapak begitu."

"Anna dan aku kemarin bertemu di rumah sakit." Rustam dengan suara serak seraya bersikeras merebut rokok dari tangan sang bapak. Begitu bapaknya terkejut dia meraih rokok itu lalu membuangnya dan menginjak-injak dengan sandal. "Rustam nyaris memukulnya."

Handoko sedikit melongo.

"Dia marah besar dan mengatakan semua apa yang ada di kepalanya. Rokok ini satu-satunya pelarian Alam .... Jangan larang Alam. " Rustam menatap nanar rokoknya, malang seperti Anna.

"Rustam, usaha yang kau jalankan sendiri saja gulung tikar, kau gagal! Kalau kau sama dia jadi apa ... Jadi pemulung?"

"Bapak, pernah dengar istilah anak adalah cerminan dari orang tua?" lirih Rustam.

"Bapak adalah kepala rumah tangga tapi ibu yang banting tulang dan bapak duduk manis di rumah? Sepertinya kegagalanku dari dulu menurun dari Bapak? Tapi Bapak tahu apa bedanya Rustam dengan Bapak? Rustam tetap berusaha walaupun gagal berkali-kali, menurut Rustam itu wajar. Sayangnya, sekarang Rustam tidak bisa berusaha lagi, Rustam seperti kehilangan harga diri Rustam. Tidak mencari nafkah dengan cara Rustam sendiri, kehidupan sekarang yang terlalu diatur-atur, kadang Rustam berpikir sepertinya mati dengan penyakit ini adalah pilihan terbaik, ya Pak? Bukannya penyakit ini merebut kehidupan Rustam dari dulu? Rustam malu jadi parasit, Pak," cebiknya dengan mata merah.

Dari lantai dua, Zani mengamati menantunya.

"Pih, kamu yakin Handoko bisa mengatasinya?" Tanya Zulaikha yang baru datang dan berdiri di sisi suaminya.

"Selama ini aku belum pernah kecewa. Hanya Handoko yang bisa membuat Rustam menurut." Zani merangkul bahu istrinya menjauh dari ruang kerja.

"Ayo, kita bujuk putri kita lagi. Rustam setelah ini pasti perhatian ke Aram seperti sedia kala. Namanya juga anak muda, berantem hal biasa. Seperti dulu kita ya, Mih!"

Zulaikha tersenyum lembut sambil membenarkan rambutnya kemudian dijepit lagi.

Di kamar, Aram juga memperhatikan Rustam. Jantungnya berdebar kencang. Apa yang dibicarakan mereka? Apa tentang wanita kemarin?

Papi mertuanya bilang dia tak perlu mengkhawatirkan apapun, Rustam tak akan memikirkan siapapun. Tapi ... Aram terganggu dengan kemarin tentang apa yang dilihat dan didengarnya langsung di rumah sakit.

Aram mengelus perut besarnya saat bayij6 menendang kuat. "Kamu akan memiliki papih terbaik, Putraku! Dan tidak ada yang boleh mengambilnya dari kita, bahkan walau dalam pikiran papimu."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dihari ke empat, Hamdan diijinkan pulang dari rumah sakit. Menjelang Magrib, Azzam mengemudikan mobil, di mana di sebelah kirinya duduklah umi. Di belakang ada Anna dan abi.

"Kenapa kita ke sini?" Abi ternganga di dalam maskernya. Pandangan matanya tetap dipenuhi kekaguman saat mobil itu memasuki pelataran rumah dua lantai yang megah dengan lampu gemerlap.

Jantung Sarah berdegup kencang, tidak mungkin kan niatan Azzam tetap dijalankan. Bukankah abi sudah menolak untuk mengontrak sebuah rumah lagi.

"Abi, Umi? Untuk sementara kalian akan tinggal di sini. Azzam akan mengenalkan kalian pada Dokter Jacobs. Dia akan tinggal dilantai dua, tetapi sekarang Beliau masih transit di Doha."

"Dokter Jacobs itu siapa?"

"Beliau adalah ahli TBC, kehadirannya akan banyak membantu Kita."

"Azzam, kamu mendatangkan dokter dari mana?" Kening Sarah berkerut tetapi nadanya penuh ketakjuban.

"Dari Perancis, Umi. Jangan sungkan, karena Beliau juga sering menemani Azzam....."

Suara-suara di sekitar Anna menjadi senyap saat Anna terhanyut dalam dunianya sendiri.

Ana meremas wajah dengan tangan kiri. Malu memikirkan kebodohannya yang ditutup setan. Tangan lain dari tadi memegangi dada kiri, merma4s dan berkali-kali menghadiahkan alfatihah untuk dirinya sendiri.

Wahai diri, maafkanlah aku. Aku tidak membencimu, tapi tolong bantu aku sadar, sesadar-sadarnya kalau Mas Alam telah menentukan pilihan.

Kamu dan aku juga harus berubah haluan. Yuk, lepaskanlah Mas Alam. Nggak papa biar Mas Alam bahagia, setidaknya kamu udah tahu kejelasan perasaan Mas Alam yang tidak membutuhkanmu lagi.

Tapi, aku masih sayang, Mas.

Ya Allah apa yang telah saya lakukan? Apa saya benar-benar menangis di depan Mas Alam dan istrinya? Uhh! Sekarang bagaimana Ku minta maaf ke mereka? Apa aku minta temenin Bang Azzam? Ya Allah sungguh aku tidak tahu dengan hatiku sendiri....

Jangan murka dengan aku, Ya Allah, hamba manusia lemah yang sepertinya menyakiti hati Aram, tetapi aku tak bermaksud begitu Ya Allah!

Anna ridho. Tolong berikanlah kebahagiaan ke Anna juga seperti Mas Alam yang bahagia begitu.

Masa aku sedih sendirian, kan nggak adil Ya Allah? Jangan lama-lama Ya Allah sakitnya. Kasian Bang Azzam kalau nungguin Anna lama-lama.

Abang sampai menggendong Anna, Anna malu. Semoga Bang Azzamnya nggak illfeel gara-gara sikap Ana kemarin. Aamiin.

Ana menoleh saat merasakan usapan jari yang terasa kasar di ujung matanya. Kristal bening yang terus menetes begitu saja seperti cairan infus padahal dia tak bersuara, tetapi tentu saja seluruh dadanya seperti berlubang. Untung Bang Azzam dan umi sudah turun dari mobil.

Dia menatap mata Abi dengan sendu saat mata Abi justru tersenyum penuh kasih sayang. "Abi, Anna minta maaf udah banyak nyusahin Abi."

Anna menganga karena kain di atas matanya ditarik ke bawah hingga dia tak bisa melihat karena diuwel-uwel ke wajahnya seperti saat kecil. "Abi ih rusak!" rengeknya tetapi dia malah mendengar tawa abi yang bahagia karena candaan itu. Dia terkejut karena dipeluk dalam keadaan seluruh wajah ditutup.

"Kamu sudah besar aja, putri Abi?" suara Abi begitu dalam.

"Anna masih kecil, Abi. Masa Anna pingsan digendong abang?"

"Pingsan?" Terdengar Abinya berpikir.

"Hm!"

"Sudahlah nikah sekarang aja ya. Biar Azzam bebas gendong-gendong kamu, apa kamu terus mau menyiksa abi di neraka?"

"Maaf Abi, sumpah Anna tidak akan pingsan lagi. Anna juga mau nikah tapi malu bilangnya lagi pula kita masih di isolasi! Abi ngga mau kita nularin ke yang lain kan?"

"Gimana kalau Abi tantang kamu tiga hari ini jawab lamaran Nak Azzam lalu kita mulai siapkan semua, atau nikah agama dulu, Nak? Abi takut sekali kamu tergelincir...."

"Abi percaya ke Anna."

"Hu, Azzam gencar banget gimana Abi bisa tenang, Nak?"

1
Widi Widurai
kaya tau kisah inii.. tp dicritain siapa y 🤔
S. M yanie
semangat kak..
S. M yanie: sama sama kak, saling mendukung yah, karna aku baru belajar.
As Cempreng tikttok @adeas50: terimakasih kak yanie🙏 kakak juga semangat
total 2 replies
LatifahEr
Nyesek, Thor 😥
As Cempreng tikttok @adeas50: igh igk/Sob/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!