Pernahkah kalian membayangkan bertemu dan menjadi dekat dengan seorang penyanyi idol terkenal?
Membayangkannya saja tidak berani... Tetapi berbeda dengan Maya.
Ia sangat mengidolakan Reynold dari groupband starlight yang sangat digandrungi oleh kaum hawa.
Bukan hanya terkenal saja, tetapi Reynold merupakan seorang pengusaha sukses.
Apakah bisa Maya menjadi lebih dekat dengan Reynold yang memiliki banyak sekali fans?
Apakah Maya mampu menjadi seorang kekasih yang tegar untuk seorang Reynold?
Penasaran kan??...
Yukk kita baca saja kisah mereka readers 🫠
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Camomile_tea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7.
Karena terus terpikirkan perkataan Sasa dan Rika tadi, Maya menjadi bimbang. Disaat stres seperti ini biasanya Maya suka makan yang manis-manis.
Setelah tiba di toko roti langganannya, Maya mengambil roti-roti kesukaannya. Tak lupa ia membelikan roti kesukaan mama Shinta dan Papa Rudi juga.
Disaat mau menuju ke kasir, tidak sengaja ada seorang perempuan menabraknya.
"Maaf mbak saya tidak sengaja. Saya terburu-buru soalnya." ucap wanita cantik tersebut dengan sopan.
"Iya tidak apa-apa mbak." jawab Maya.
"Kalau begitu saya permisi ya mbak. Sekali lagi maaf ya." ucap wanita itu lagi dengan sopan.
Kemudian Maya kembali menuju kasir.
"Kenapa sepertinya aku pernah melihat wanita itu ya." batin Maya. Ia mengingat-ingat kembali sepertinya wanita itu sangat familiar.
"Ah... Iya itukan wanita yang ada di mobil kak Reynold waktu itu." batin Maya lagi.
Diingatnya wanita itu sangat cantik, tubuh tinggi dan kulit putih mulus. Maya menjadi rendah diri sendiri.
********
Setelah menyelesaikan segala keperluan untuk konsernya nanti malam, Reynold dan anggota Starlight lainnya diberikan waktu untuk istirahat di hotel yang sudah di sediakan.
Setelah masuk ke dalam kamar hotel yang telah di sediakan, Reynold langsung beranjak ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Lima belas menit kemudian Reynold sudah selesai dengan ritual mandinya, dengan masih menggunakan handuk yang melilit setengah tubuhnya ke bawah Reynold berjalan menuju kopernya untuk memakai baju dan celananya. Setelah itu ia merebahkan tubuhnya ke atas kasur.
"Maya sedang apa ya? Kenapa akhir-akhir ini aku terus kepikiran dia." Gumam Reynold sambil menampilkan senyum manisnya.
Ia mengambil ponsel dari dalam tas nya. Kemudian mulai menjelajahi dunia maya. Ia mencari-cari akun anstagram Maya.
"Banyak banget foto-fotonya. Manis juga cewek ini." ucap Reynold sambil senyum-senyum sendiri.
Akhirnya Reynold mencoba untuk mengirimkan pesan kepada Maya. Entah kenapa sejak pertemuannya dengan Maya waktu itu, ia jadi kepikiran wanita itu terus.
"Hai Maya... Lagi apa nih?" isi pesan yang dikirimkan Reynold kepada Maya.
********
Maya yang sudah pulang tadi langsung merebahkan tubuhnya karena lelah. Bukan lelah fisik saja, tetapi ia juga terus kepikiran tentang Reynold dan wanita yang tidak sengaja ditemuinya di toko roti tadi.
Akhir-akhir ini Maya susah untuk tidur pada malam hari. Terkadang susah tidur karena terlalu senang, terkadang juga susah tidur karena banyak yang sedang ia pikirkan.
Saat Maya melamun tiduran sambil memeluk boneka kesayangannya, tiba-tiba ponselnya berbunyi tanda ada pesan yang masuk. Langsung saja Maya menyambar ponsel yang ia letakkan di sisinya.
Setelah melihat nama yang tertera yang mengirimkan pesan padanya, tanpa sadar Maya senyum-senyum sendiri menampilkan lesung pipinya.
"Hai Maya... Lagi apa nih?" isi pesan yang dikirimkan oleh Reynold.
"Tumben banget dia panggil namaku. Biasanya panggilnya adik kecil melulu." ucap Maya lirih sambil cengar cengir.
"Aku lagi rebahan aja kak. Kakak sendiri lagi ngapain?" balasan pesan Maya.
Tak perlu menunggu lama, pesan yang dikirimkan Maya langsung centang dua biru yang menandakan jika pesan itu telah dibaca oleh si empunya nomer.
"Sama dong... Aku juga lagi rebahan. Kayaknya kalau rebahannya sebelahan lebih enak ya 😉." balasan Reynold.
"Apaan sih kak... Yang ada di grebek warga kita, terus dinikahkan paksa nanti." balas Maya.
"Ya udah nikah dulu lah, biar enak-enaknya gak terganggu. By the way, sepertinya besok aku udah kembali ke Jakarta. Jadi kan ketemuannya?" tanya Reynold.
"Mesum ya... Nanti di sunat baru kapok ya... Ha ha ha... Iya jadi dong. Mau ketemu dimana emangnya?" balas Maya.
"Ha ha ha... Jangan dong, harta paling berharga ini May. Kamu share location aja rumah kamu ya, besok aku jemput sekitar jam tujuh malam ya."
Maya sangat berbunga-bunga, sejenak ia melupakan wanita yang ia temui di toko roti tadi siang.
"Oke kak..." kemudian Maya langsung mengirimkan share location rumahnya kepada Reynold. Setelah itu Maya keluar kamarnya untuk makan malam bersama kedua orang tuanya. Sedangkan Reynold bersiap-siap untuk konsernya malam ini.
Saat di meja makan...
Tring...
Bunyi pesan masuk di ponsel Maya, kemudian Maya membuka ponselnya dan ternyata Reynold mengirimkan foto dirinya yang sedang menggunakan kostum untuk konser.
"Ganteng banget sih." ucap Maya lirih tetapi masih bisa di dengar oleh mama Shinta yang duduk persis di sebelah Maya.
"Siapa yang ganteng May?" ucap mama Shinta.
"Jangan-jangan kamu sudah punya pacar ya May?" tuduh mama Shinta sambil senyum-senyum melihat anaknya tersipu malu.
"Apaan sih mama. Maya cuma lagi liat ini boyband Starlight bias nya Maya ma." kilah Maya kepada mamanya.
"Iya... Iya deh yang gak mau ngaku." ucap mama Shinta sambil senyum menggoda anak semata wayangnya itu.
Akhirnya mereka makan dalam diam, hanya terdengar suara sendok dan garpu yang beradu.
"Maya udah selesai makannya... Maya balik ke kamar dulu ya ma.. pa..." pamit Maya kepada kedua orang tuanya.
"Iya sayang." ucap mama Shinta dan papa Rudi bersamaan.
Di dalam kamar Maya melihat kembali foto yang dikirimkan Reynold kepada dirinya tadi. Sambil senyum-senyum Maya memandangi foto itu.
"Ganteng banget sih kamu kak... Tapi apa iya kak Reynold udah dijodohin ya?" ucap Maya lirih.
Rasa penasaran itu terus muncul dalam benaknya. Tidak sabar menunggu hari esok, ingin mengeluarkan semua unek-unek di dalam hatinya.
Akhirnya Maya menyelami alam mimpinya dan berharap besok ia akan mendengar berita baik bukan berita buruk.
********
Jam menunjukkan pukul delapan pagi, tetapi Maya masih tetap setia memeluk boneka kesayangannya. Padahal jam sepuluh ia ada kuliah.
Tok...Tok...Tok...
Pintu kamar Maya di ketuk. Yah... Siapa lagi kalau bukan mama Shinta yang bertujuan membangunkan anaknya itu.
"Kebiasaan deh ini anak... Susah bener kalau di suruh bangun pagi. Katanya hari ini ada kuliah pagi." gerutu mama Shinta. Mencoba membuka pintu kamar Maya, ternyata tidak di kunci.
Melihat anaknya yang masih tertidur pulas dan sudah terbuka kemana-mana selimutnya. Mama Shinta hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah tidur anaknya itu.
"Bangun May... Katanya mau ada kuliah pagi." ucap mama Shinta sambil menggoyangkan tubuh Maya perlahan. Menyadari tidak ada pergerakan pada anaknya, mama Shinta memiliki ide jahil.
Ia mengambil sedikit air dari kamar mandi yang ada di dalam kamar Maya. Lalu menyipratkannya ke wajah Maya.
"Mama apaan sih... Jadi basah kan... Maya masih ngantuk ma." gerutu Maya karena kaget air dingin yang tiba-tiba membasahi wajahnya.
"Makanya ayo bangun... Katanya ada kuliah pagi kan. Ini udah jam delapan masih aja ngorok." timpal mama Shinta.
"Iya... Iya... Ini juga udah bangun ma." ucap Maya sambil mengerucutkan bibirnya.
"Ya udah mama tunggu di meja makan ya. Buruan nanti telat." kata mama Shinta lagi.
********
