"Jordan, sebaiknya kita bercerai saja. Aku bukan wanita yang sempurna untukmu, aku mandul dan tidak bisa memberimu keturunan. Mama, telah mencarikan jodoh yang terbaik untukmu, yang bisa memberimu keturunan, bukan wanita sepertiku yang tidak sempurna." (Celine)
"Bodoh!! Aku tidak peduli dengan opini orang lain tentang dirimu. Memiliki anak dalam rumah tangga memang penting, tapi bagiku tidak ada yang lebih penting daripada dirimu. Jangan menilai sendiri dirimu dengan kalimat-kalimat bodoh seperti itu, kau tidak mandul, hanya saja Tuhan belum mempercayai kita untuk menjaga titipannya. Celine, dengarkan aku, sampai kapanpun aku tidak akan pernah meninggalkanmu!!" (Jordan)
Celine merasakan dunianya runtuh ketika dokter mendiagnosa jika dirinya tidak akan pernah bisa hamil dan melahirkan. Hati wanita mana yang tidak hancur mendengar kabar tersebut. Dengan air mata yang bercucuran, dia meminta Jordan untuk menikah lagi, namun dengan tegas Jordan menolaknya karena dia sangat mencintainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35: Karma Itu Nyata
Kabar tentang meninggalnya Rossa akhirnya sampai ke telinga Jordan dan Celine. Celine merasakan kepuasan yang mendalam saat mendengarnya. "Akhirnya, dia mendapat apa yang pantas baginya," ujarnya dengan senyuman dingin.
Jordan menatapnya, mencerna ekspresi Celine dengan hati-hati. "Celine, apakah kamu baik-baik saja dengan semua ini?" tanyanya khawatir.
Celine mengangguk, mata penuh dengan kepuasan. "Sangat baik, Ge. Sangat baik." Jawabnya tegas, tanpa ragu sedikit pun.
"Harusnya Kau membiarkan aku membantumu dan menghancurkan wanita itu, Tapi semua sudah terlambat karena wanita itu sudah mati. Hanya tersisa mama dan Jennie, aku tidak peduli Meskipun mereka berdua adalah keluargaku sendiri, tetapi karena mereka berani menyakitimu maka harus mendapatkan pembalasan yang setimpal. aku akan memberikan hukuman pada mereka berdua," ujar Jordan panjang lebar.
Celine menggelengkan kepala. "Tidak Ge, biarkan aku melakukannya sendiri, aku akan memberikan hukuman dan pelajaran pada mereka melalui tanganku. Aku ingin mereka merasakan ketakutan dan frustasi karena perbuatannya," terang Celine."Dan kematian Rossa memang aku inginkan,"
Jordan merasa puas dengan kematian Rossa, meskipun dalam hatinya terbersit keinginan untuk memberikan hukuman yang lebih berat. Namun, saat Celine menyatakan keinginannya untuk menyelesaikan masalah itu sendiri, Jordan mengalah.
"Aku mengerti, Sayang. Aku akan membiarkanmu menangani ini," ucapnya sambil mencoba menyembunyikan rasa ketidakpuasannya.
Celine tersenyum pada Jordan, merasakan dukungan dari suaminya. "Terima kasih, Ge. Aku akan menangani semuanya," ucapnya mantap.
Jordan mengangguk, meskipun ada keraguan di hatinya. "Aku akan selalu ada untukmu," katanya dengan tulus.
Jordan menatap ponselnya dengan ekspresi serius, mendengar kabar yang tak terduga itu. "Jennie, kecelakaan dan Mama masuk rumah sakit jiwa?" gumamnya, terkejut dengan berita yang mendadak itu.
Celine menatap Jordan dengan campuran perasaan puas dan sedih. "Ini adalah balasan atas apa yang mereka perbuat pada kita," katanya dengan suara tegas namun penuh kepedihan. "Mereka layak mendapatkannya."
Jordan mengangguk singkat, ekspresinya tetap datar. "Mungkin ini adalah karma," ujarnya dingin, tanpa sepatah pun rasa penyesalan terpancar dari matanya.
Celine menggeleng, lalu menatap Jordan dengan pandangan penuh kekecewaan. "Tapi, Ge, mereka masih keluargamu. Kita tidak bisa mengabaikan rasa peduli kita terhadap mereka," ujarnya dengan nada yang lembut namun tegas.
Jordan menghela napas, menatap Celine dengan tatapan yang sulit dibaca. "Aku tahu, Celine. Tapi kita harus fokus pada diri kita sendiri sekarang," katanya mantap, menguatkan tekadnya.
Celine mengangguk, meskipun hatinya terasa berat sekali. "Baiklah, Ge," ucapnya dengan suara yang sedikit bergetar. Jordan meraih Celine ke dalam pelukannya, memeluknya dengan erat dan penuh kasih sayang. Mereka saling bersandar, menemukan ketenangan dalam kehangatan satu sama lain.
🌺🌺🌺
Hans William merasa putus asa melihat kondisi istrinya yang kritis. Seperti Jordan, dia juga merasa bahwa ini adalah bentuk karma bagi Tamara atas perbuatannya yang jahat. Hans merasa sangat kecewa dengan tindakan Jennie. Baginya, tindakan putrinya itu merupakan karma yang seharusnya mereka terima atas perbuatan mereka terhadap Celine selama ini.
Hans William menatap dokter dengan ekspresi khawatir yang mendalam. "Bagaimana kondisi istrinya, Dok?" tanyanya, suaranya penuh dengan kegelisahan.
Dokter menarik nafas dalam-dalam sebelum menjawab. "Sayangnya, kondisi Nyonya Tamara sangat kritis. Dia mengalami gangguan mental yang cukup serius dan memerlukan perawatan intensif," jelas dokter dengan serius.
Hans menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. "Apakah ada harapan untuk kesembuhannya?" tanyanya dengan nada rendah.
Dokter menggeleng perlahan. "Kami akan melakukan yang terbaik untuk merawatnya, tapi jujur saja, prognosisnya cukup sulit. Gangguan mental yang dia alami cukup parah," ungkap dokter dengan tegas.
Hans merasakan keputusasaan merayapi hatinya. "Terima kasih, Dok. Tolong lakukan yang terbaik untuk menyelamatkan istri saya," ucapnya dengan suara tercekat oleh emosi.
Dokter mengangguk. "Saya akan memastikan bahwa Nyonya Tamara mendapatkan perawatan terbaik yang kami bisa berikan," janji dokter dengan tulus.
Hans mengangguk, menunjukkan rasa terima kasihnya. "Terima kasih, Dok," ucapnya singkat.
Setelah Hans meninggalkan ruangan, dia merasa hancur oleh kenyataan bahwa istrinya dalam kondisi yang begitu serius. Sementara itu, di dalam hatinya, dia juga merasa bahwa ini adalah konsekuensi dari perbuatan keji mereka terhadap Celine.
🌺🌺🌺
Setelah bertahan selama satu hari satu malam, akhirnya jennie menyerah dan menghembuskan nafas terakhirnya. Hans William menatap ke arah makam Jennie dengan perasaan campur aduk. Sedikit terpukul dan terkejut, dia merasakan kehancuran keluarganya dalam sekejap. Istrinya gila, putrinya meninggal, namun dalam hatinya, dia merasa bahwa ini adalah karma yang pantas bagi mereka berdua.
Saat ini, di pemakaman, Hans, Jordan, dan Celine berdiri bersama. Hans terkejut ketika mengetahui bahwa menantunya, Celine, ternyata masih hidup. Namun, rasa bahagia pun menyelimuti hatinya saat melihatnya. Meskipun keluarganya telah mengalami banyak penderitaan, kehadiran Celine membawa sedikit harapan bagi masa depan mereka.
🌺🌺🌺
Bersambung
...biar otak'y gk macet,sgl berbuatsn ads konsekuennya
kurang ajar rossa, juga ibunya kakaknya, biar dirasakan pembalasan dr celine 😡😡