NovelToon NovelToon
My Special Queen

My Special Queen

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Suami ideal
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: FUNtasy

Mengisahkan tentang seorang wanita yang sangat beruntung. Dinikahi oleh seorang pria muda yang tampan dan kaya, yang berasal dari keluarga konglomerat. Pria yang telah menjadi suaminya benar-benar idaman setiap wanita. Tulus mencintai istrinya dan tidak pernah memandangnya dari status sosial. What a charming prince!

Tapi.... Semua itu tidak sepenuhnya membuat wanita itu bahagia. Justru, ia 'sibuk' berpikir cara menjadi istri yang baik dan sempurna. Ia selalu takut dan khawatir jika ingin melakukan sesuatu atau berkata sesuatu pada suaminya. Wanita itu takut berbuat kesalahan yang akan membuat dirinya dibenci sang suami. Over thinking sampai stres, sudah menjadi bagian dari hari-harinya. Aneh, bukan?

Bagaimana sikap sang suami memiliki istri yang sangat 'istimewa' itu? Apakah ia akan bosan atau... Makin cinta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FUNtasy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 35

Setiap anak pasti memiliki karakter masing-masing yang membuat dirinya unik.

Hai, Aku Riska. Anak yang berkarakter sangat berbeda dari dua saudaraku, Surya dan Saras. Kami hidup sederhana bersama kedua orang tua yang sangat menyayangi anak-anaknya(?)

Surya, anak pertama yang penyabar, dewasa, pintar dan sangat bisa diandalkan. Dia bisa mengganti peran orang tua jika ayah dan ibu sedang tidak berada di rumah. Di sekolah, Abang sangat disukai oleh para guru karena sikap baiknya dan tentunya prestasinya yang tinggi.

Saras, si bungsu yang berwajah cantik dan menggemaskan. Ia adalah anak perempuan yang kalem, pintar, dan nurut sama orang tua. Tidak beda jauh dengan Bang Surya, Saras juga sangat pintar. Disekolah, ia memiliki banyak teman karena Saras suka membantu teman-temannya yang kesusahan mengerjakan tugas dari guru.

Kalau aku.... Haaah! Ya, begitulah. Aku sangat berbeda dari Abang dan adikku. Cerewet, tidak suka belajar dan hobi memanjat pohon. Aku tak pernah masuk ke rangking lima besar. Entah kenapa, kepalaku dilanda pusing kalau duduk berlama-lama di depan buku. Aku lebih suka bermain dengan dua orang sahabat ku yang selalu mendengarkanku bercerita tentang banyak hal.

Aku anak yang tidak bisa diam. Sangat berbeda dengan Abang ku dan adikku. Aku sering ditegur oleh guru karena kakiku yang tidak bisa diam. Berjalan-jalan dikelas sambil menggambar adalah kebiasaan yang kulakukan saat guru sedang menerangkan pelajaran.

Tidak seperti dua saudara ku yang pintar dan memiliki semangat belajar yang tinggi, aku lebih suka bermain layang-layang di lapangan, main bulu tangkis dengan dua orang temanku dan memanjat pohon apel milik tetangga.

Karena perbedaan itulah, aku mendapatkan perlakuan 'istimewa' dari orang tuaku. Ibu selalu memaksaku untuk belajar. Tidak jarang badanku dipukul karena sulit untuk mengerti pelajaran tersebut.

"Bodoh banget sih kamu tuh! Kayak adek mu dong! Pinter, rangking dua, berprestasi tinggi. Kamu udah kebanyakan main! Gak boleh kemana-mana! Duduk diam, tulis semua pelajaran ini!" Kata ibu yang saat itu memarahiku karena aku mendapat nilai merah di ulangan harian.

Setelah ibu meninggalkanku, aku bermain lagi. Menggambar, menulis khayalanku, Corat coret kertas lalu melipatnya menjadi sesuatu, dll. Ya, belajar bukanlah hal yang menyenangkan bagi anak bodoh sepertiku.

Tak heran, guru-guru disekolah sering membanding-bandingkan antara ku dengan Saras. Ya, aku dan adikku bersekolah di sekolah yang sama.

Meskipun sering dibanding-bandingkan, aku tidak pernah membencinya karena, kenyataannya seperti itu. Dan aku tidak mau menjadi Saras. Aku adalah diriku sendiri.

AWALNYA.......

Saat itu, aku duduk di bangku kelas 5 SD. Aku asik membaca cerita didalam kelas pada jam istirahat. Semua nampak biasa-biasa saja. Ada yang menikmati jajanan, mengobrol dengan teman sebangku, ada yang bermain lompat tali di dalam kelas.

Tiba-tiba saja teman-teman sekelasku yang perempuan berisik. Aku terkejut sekaligus penasaran. Akhirnya, aku berjalan dua langkah dari bangkuku.

Ternyata, mereka sedang melihat-lihat alat tulis yang baru milik Novita, anak yang paling cantik di kelas. Ia mengatakan bahwa orang tuanya yang bekerja di luar kota, mengirimkan koleksi alat tulis yang lucu-lucu kesukaannya.

Sebenarnya, aku iri. Aku juga ingin memiliki alat tulis yang baru. Namun, ku pendam keinginan tersebut karena tau, orangtuaku tidak akan mau membelinya untuk anak yang malas belajar sepertiku.

Saat berjalan kembali ke bangku ku, tiba-tiba Novita mengatakan sesuatu yang membuat ku sangat marah. Ia mengatakan bahwa alat tulis yang ku pakai sudah usang seperti sampah. Tidak hanya itu, ia juga mengata-ngatai ku pengemis karena pernah minta kepada wali kelas untuk membelikan ku pensil.

Ya, itu memang benar. Karena saat itu, aku kehilangan pensil dan takut untuk mengatakannya pada ibu. Karena takut dimarahin, jadinya terpaksa aku meminta kepada wali kelasku untuk membelikan sebuah pensil untukku. Beliau tidak membelikan ku tapi, memberikan dua buah pensil miliknya.

Melihat ekspresi wajah Novita yang merendahkan ku dan mendengar tawaan remeh dari seluruh teman sekelas, aku pun tersulut emosi. Ku hampiri dia lalu...

BRAK!

Ku gebrak mejanya sampai alat tulis kesayangannya jatuh lalu ku injak salah satunya sampai patah. Ia pun marah besar lalu menampar ku. Tak terima, ku balas tamparannya. Setelah itu, terjadi aksi jambak rambut. Aku yang tenaganya lebih darinya, dengan mudah melepaskan diri.

Beberapa saat kemudian, seorang guru yang kebetulan melewati kelas 5, melihat kejadian tersebut dan langsung menghampiri ku yang sedang marah-marah sambil menunjuk ke arah muka Novita yang sembab.

Saat itu juga, aku dimarahi oleh guru tersebut dan langsung diseret ke lapangan sekolah untuk dihukum, berjemur di lapangan sampai waktu pelajaran selesai atau saat waktunya pulang.

Hatiku kesal bukan main karena, aku yang disalahkan. Sedangkan yang awal mula membuat keributan, Novita. Anak itu malah diobati, dihibur dan sama sekali tidak disalahkan. Aku ingin mengatakan kejadian yang sebenarnya tapi.... Mengingat tidak ada yang menyukai ku, aku diam. Takkan ada yang mau mendengarkan ceritaku.

Setelah beberapa saat merasakan panasnya matahari siang,

Drap drap drap!

Tiba-tiba seseorang berlari menghampiriku. Jantungku berdegup kencang sekali. Aku takut orang yang menghampiri ku adalah ibu. Aku takut dimarahi habis-habisan olehnya sambil dipukul.

Air mata ku menetes kemudian mengalir deras. Aku menangis ketakutan sambil meremas rambutku sampai ada beberapa helai yang jatuh.

"Dek, jangan begini."

Ketika mendengar suaranya, hatiku tenang seketika. Itu Abangku, orang yang selalu mendengar cerita ku yang membosankan dan selalu menghiburku ketika ada masalah. Aku menangis sesenggukan menghampiri abangku. Ia memberiku minuman dingin dan langsung ku minum karena aku memang merasa haus.

Setelah itu, aku bercerita tentang apa yang sebenarnya terjadi. Beruntung, Abang percaya. Aku memang tidak pernah membohonginya karena, Abang tidak pernah marah dan selalu mendengarkan.

Saat sedang asik bercerita, tiba-tiba ada anak-anak yang berasal dari kelas 4. Mereka menunjuk ke arah ku lalu mengataiku 'orang gila'.

Abang yang kesal, berdiri hendak menghampiri mereka. Langsung Ku tahan abang karena aku tidak ingin memperbesar masalah.

Sore harinya, ibu dan ayah pulang dari luar kota.

Brak!

Ibu membuka pintu kamar ku dengan kasar lalu marah-marah. Benar saja, mamanya Novita mengadu kepada ibuku perihal kejadian disekolah tadi. Tidak hanya marah, beliau juga memukulku. Awalnya aku hanya diam karena bisa menahannya namun, karena makin keras jadinya aku menangis.

Setelah puas menghukum ku, Saras menghampiri ku. Dengan wajah yang terlihat kesal.

"Mbak, kenapa sih bikin ibu marah terus? Ngertiin ibu dong! Mbak kan tau, beliau capek habis dari luar kota. Bukan cuma sekali lhoo ibu marah besar sama mbak. Berubah dong, mbak. Aku kasihan lihat ibu kecapekan begitu. Kita cuma disuruh belajar yang rajin dan gak bikin masalah. Emangnya, dua permintaan itu sulit untuk mbak?" Ujarnya panjang lebar sambil meremas buku yang dipegangnya.

Baru kali ini, perkataan menyakitkan keluar dari mulut mungilnya. Seketika aku melamun, memikirkan kata-kata yang barusan ia tujukan kepada ku.

Hatiku merasa kesal, marah dan kecewa. Adikku yang selama ini dekat dengan ku dan sangat ku sayangi, membuatku marah. Dia tidak tau apa-apa, seenaknya berkata seperti itu.

"Saras, kau sendiri yang memulai semua ini. Suatu saat, kau akan menyesal atas perkataanmu! Takkan pernah ku lupakan itu!"

1
gaby
Thor, Riska di bully di depan Reza ko Reza diem aja. Malah yg mbuli pacar dr asistennya Yoga. Ko Yoga ga ngomelin pacarnya si Novi?? Dr skian bny cwok, dr sodara sampe suaminya ga ada yg bisa jd pelindung. Buat apa Riska nikah kalo malah jd beban pikiran.
FUNtasy: Yoga gak tau kalau pacarnya, si Novi kenal ama Riska. Sekarang, Surya udah ketemu sama Riska kok heheh. Reza lagi rencanain sesuatu. Nanti ada saatnya dia beraksi terang-terangan. Author juga kasian sama Riska tapi, yaaa jalur cerita nya begini. heheh. terimakasih sudah berkunjung. Reader setia 😘😍
total 1 replies
gaby
Thor, Riska kan karakternya lembek & inseccure. Harusnya karakter Reza bisa jd pelindung dong. Masa dah tau smua ucapan & kelakuan emaknya ke istrinya, msh ga ngasih pelajaran buat emaknya biar jera. Mungkin sebaiknya Reza meninggalkan jabatannya & pindah rumah yg mana ga ada satupun org tau. Biar ortunya kewalahan nanganin perusahaan sendirian. Masa nunggu Riska keguguran karena stress baru Reza brani ngelawan emaknya
FUNtasy: nanti ada saatnya Reza melawan. Lagi susun rencana. Author juga udah greget 😁😁
total 1 replies
gaby
Semangat thor, dari segi crita & alur dah bagus utk seorang pemula. Bahkan sjauh aq baca, sm skali ga ada typo. Salut sm othornya
FUNtasy: Terimakasih 😊
total 1 replies
gaby
Ksian amat Riri, pdhl jaman dah maju skrg. Dan jaman skrg kbanyakan justru menantu yg zolim sm mertua. Lawan mertua sampah, aduin smua masalah ke suami. Kalo suami lbh mendukung ibunya, cari suami baru yg lbh sayang ke istri drpd ortunya
gaby
Aq baru gabung ka & Kayanya critanya bagus. Tp aq liat knp upnya ga rutin y?? Kalo bisa rutin tiap hari ka, biar pembaca ga bosen ningguin up
FUNtasy: Terimakasih sudah berkunjung.😊 maaf, ya author lagi sibuk banget. mudah-mudahan setelah ini, diusahakan untuk up rutin 🙂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!