Terjebak dalam kesalahpahaman di masa lalu, menyebabkan Lauren dan Ethan seperti tengah bermain kejar-kejaran di beberapa tahun hidup mereka. Lauren yang mengira dirinya begitu dibenci Ethan, dan Ethan yang sedari dulu hingga kini tak mengerti akan perasaannya terhadap Lauren. Berbagai macam cara Lauren usahakan untuk memperbaiki kesalahannya di masa lalu, namun berbagai macam cara pula Ethan menghindari itu semua. Hingga sampai pada kejadian-kejadian yang membuat kedua orang itu akhirnya saling mengetahui kebenaran akan kesalahpahaman mereka selama ini.
“Lo bakal balik kan?” Ethan Arkananta.
“Ke mana pun gue pergi, gue bakal tetap balik ke lo.” Lauren Winata.
Bagaimana lika-liku kisah kejar-kejaran Lauren dan Ethan? Apakah pada akhirnya mereka akan bersama? Apakah ada kisah lain yang mengiringi kisah kejar-kejaran mereka?
Mari ikuti cerita ini untuk menjawab rasa penasaran kalian. Selamat membaca dan menikmati. Jangan lupa subscribe untuk tahu setiap kelanjutan ceritanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Choi Jaeyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hobi yang Menguntungkan
Enam buah motor sport yang melaju di sirkuit malam ini begitu menakjubkan. Masing-masing ke enam pembalap itu merebutkan posisi yang mereka inginkan, memutar pedal gas dengan semangat tinggi agar melaju dan melampaui posisi lawan. Suara nyaring yang dihasilkan dari motor masing-masing pun mengiringi perjalanan mereka menuju garis finish.
Saat ini posisi Lauren masih sama seperti saat memulai start, yaitu berada di posisi paling akhir. Namun gadis itu nampaknya masih santai, seraya memperhatikan di mana celah yang tepat untuk mengubah posisinya.
Setelah melewati tikungan pertama yang sangat mudah dilewati oleh Lauren, akhirnya dia dapat melihat celah yang dia nantikan. Gadis itu tersenyum, mulai melajukan motornya agar dapat masuk ke celah tersebut. Namun tak disangka-sangka, tiga orang yang posisinya paling berdekatan dengan Lauren menyadari hal itu. Dengan gerakan cepat, mereka dapat menutup celah tersebut dan kesempatan Lauren pun sirna begitu saja.
Lauren berdecak sebal, kenapa mereka harus secepat itu menyadarinya. Tapi bukan Lauren namanya jika cepat menyerah, dia kembali melihat celah yang dihasilkan oleh ketiga orang yang sudah menghalanginya tadi. Tak ingin membuang kesempatan, Lauren pun kembali melajukan motornya. Sayangnya keberuntungan belum berpihak kepada Lauren, nyatanya ketiga orang tersebut tetap menyadari cepat akan tindakan Lauren. Alhasil mereka berhasil menghalangi gadis itu untuk menembus celah yang diinginkannya.
Gagal untuk yang kedua kalinya, semakin membuat Lauren kesal. Akhirnya gadis itu mengerti, ternyata ketiga orang ini sengaja bertugas untuk menghalangi dirinya agar tidak dapat ke posisi pertama. Hal ini tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja, secepatnya Lauren harus mencari cara agar dapat menembus pertahanan ketiga orang tersebut.
"Teknik mereka cuma bikin sakit mata doang," gerutu Lauren dalam hati.
Sudah hampir setengah jalur yang mereka lalui, itu artinya mereka akan mendekati satu tikungan yang begitu tajam. Tikungan di mana Lauren mengalami kecelakaan sebulan yang lalu. Pastinya sebelum menghadapi tikungan itu, Lauren sudah harus bisa menyalip ketiga orang ini.
Gadis yang mengenakan pakaian serba hitam itu memulai strateginya. Pertama dia melajukan motornya ke sebelah kiri, di mana ada celah begitu besar yang dia lihat. Pembalap yang berada di posisi kelima menyadari hal itu dan segera menutup celahnya, tentunya hal itu sudah dapat ditebak oleh Lauren. Tindakan dari pembalap tersebut rupanya menghasilkan celah lagi di antara pembalap yang berada di urutan keempat. Namun Lauren tetap dapat menebak, pembalap tersebut pasti akan gantian menutup celah itu. Gadis itu pun berpindah ke sebelah kanan dan benar, pembalap urutan ke empat itu juga dengan cepat menghalanginya.
Rupanya mereka mudah terpancing pikir Lauren, senyum miring pun tercetak di wajahnya yang tertutupi helm itu. Tidak ingin membuang kesempatan untuk kedua kalinya, Lauren memutar pedal gasnya begitu kencang dan menembus celah besar yang tak dapat dihalangi lagi oleh pembalap urutan keempat dan ketiga. Sukses sudah usaha Lauren untuk menyalip dan menembus pertahanan ketiga orang tersebut, kini dia harus menyalip dua orang lagi di hadapannya. Ditambah lagi dia harus menaklukan tikungan tajam itu, tantangan untuk malam ini ternyata cukup berat baginya.
Di sana, sudah terlihat jelas tikungan tajam itu di depan mata. Di saat itu juga Lauren merasa gugup, kejadian sebulan lalu seketika mengudara dipikirannya. Ternyata hal serupa kembali terulang, di mana dia harus merebutkan posisi pertama sambil melewati tikungan tersebut. Tetapi malam itu keberuntungan tidak berpihak kepadanya, sebab terjadi kesalahan kecil yang dilakukan Lauren menyebabkan gadis itu tergelincir dan keluar dari jalur. Luka parah dan kerusakan motornya tidak dapat dihindari dari kecelakaan tersebut, termasuk juga amukan dari sang kakak.
Namun Lauren tak akan mengulangi kesalahan itu untuk yang kedua kalinya. Dia memantapkan dirinya agar dapat melewati tantangan tersebut, agar dapat memenangkan pertandingan malam ini. Setelah berada cukup dekat dengan tikungan itu, Lauren sudah dapat menyalip merebutkan posisi kedua. Ternyata menyalip ke posisi kedua tak sesulit sebelumnya, sebab nampaknya pembalap urutan kedua ini masih belum cukup berpengalaman dalam dunia balap.
Lauren tak mempermasalahkan itu, kini dia benar-benar sudah dekat dengan tantangan untuk dirinya sendiri. CBR250RR miliknya pun mulai melaju perlahan tapi pasti, saat memasuki tikungan kemiringan motornya sudah hampir menempel dengan aspal. Lauren benar-benar sekuat tenaga untuk mempertahankan posisinya itu, berharap jangan sampai tergelincir dan kejadian itu terulang kembali. Sedikit lagi, sedikit lagi tikungan itu selesai. Setelah hampir menyelesaikan tikungan itu, Lauren kembali tersenyum miring dan
BRUUUM
posisi motornya sudah kembali tegak dan di situlah Lauren melajukan motornya, menyalip pembalap urutan satu itu dan mendapatkan posisi pertama yang diinginkannya. Senyum lebar pun tak dapat ditahan oleh Lauren lagi, selain sudah menaklukan tikungan tajam itu, sebentar lagi dia akan mendekati garis finish. Itu artinya dia akan memenangkan pertandingan malam ini, dan identitas aslinya tetap akan tertutup dengan rapi. Dengan semangat yang membara, Lauren menambah kecepatan motornya dan meninggalkan kelima pembalap tadi jauh di belakangnya.
Garis finish pun sudah dilalui Lauren dengan begitu mulus, diiringi dengan sorak sorai penonton yang bergembira atas kemenangan pembalap favoritnya. Bagi mereka yang melakukan taruhan, hal itu sangat membahagiakan sekaligus menguntungkan bagi mereka. Tak salah mereka menaruh taruhan kepada Luna, sebab kemampuan pembalap itu memang sangat menakjubkan.
"Nice work, babe."
Baru saja Lauren memarkirkan motor sportnya di pinggir jalur, Yara sudah mendekatinya dengan senyum semringah.
Lauren membuka kaca helm full face nya. "Giliran gue menang, baru lo ngomong manis gitu ke gue."
"Aelah Lun, balas manis juga napa. Kan lo udah menang, dan berhasil naklukin tikungan itu sesuai keinginan lo," Yara tersenyum lebar seraya merangkul pundak Lauren.
Selanjutnya gadis itu tak menanggapi ucapan Yara, namun tak juga menjauhkan sosok itu darinya.
"Kemampuan yang bagus," laki-laki yang Lauren tebak adalah ketua geng yang sudah menantangnya balapan tadi, mendekati mereka seraya memberikan sebuah tas hitam kepadanya.
Segera Lauren mengambil tas itu. "Lo juga bagus," sebenarnya gadis itu hanya berbasa-basi. Padahal dalam hatinya sudah ingin tertawa karena mengingat teknik mereka balapan tadi.
"Semoga kita bisa tanding lagi nanti."
"Sorry. Gue tipe pembalap yang nggak akan balapan dengan orang yang sama."
Seketika raut wajah laki-laki itu berubah drastis, dari tatapannya Lauren dapat menebak pasti orang itu tengah menahan emosinya. Dia tersenyum dibalik helm full face nya, rupanya geng ini memang sangat mudah terpancing olehnya. Setelah laki-laki itu melenggang pergi tanpa berbasi-basi lagi, tas yang berada di tangan Lauren segera berpindah tangan ke Yara.
"Lumayan nih, buat nambah duit service kesayangan gue," Yara membuka tas tersebut dan di dalamnya terdapat banyak uang berwarna merah tersusun rapi. Bisa dibilang uang itu adalah taruhan dari pertandingan, dan Lauren lah yang memenangkan taruhan tersebut.
Kalian ingat bukan? Di mana Lauren yang dihukum Gevan dengan cara memotong uang sakunya selama satu bulan. Dari uang taruhan itulah dia bertahan tanpa sepengetahuan Gevan. Percayalah, sebelum Lauren menjadi pembalap hebat sekarang dan sebelum ketahuan oleh Geo. Gadis itu hanyalah seorang manajer seperti Yara, dan pembalap yang dia dampingi adalah kakak kelasnya waktu SMA. Saat itu dia hanya berniat untuk main-main saja sambil mendapatkan uang saku tambahan. Namun lama-kelamaan dia tertarik dengan dunia balap, dan mulai mempelajari setiap teknik seorang pembalap.
Setelah melalui beberapa latihan, akhirnya Lauren turun lapangan dan bertanding. Walaupun di pertandingan pertamanya Lauren tak langsung memenangkan pertandingan, tetapi hal itu sama sekali tidak menciutkan nyalinya. Justru hal itu malah semakin membuat Lauren semangat untuk berlatih, hingga sampai saat ke dirinya memenangkan setiap pertandingan, menjadi idola banyak orang dan menjadi pembalap terhebat sampai sekarang.