NovelToon NovelToon
Ibu Palsu Untuk Anak-anak Ku

Ibu Palsu Untuk Anak-anak Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / BTS / Blackpink / CEO / Percintaan Konglomerat / Ibu Tiri
Popularitas:11.9k
Nilai: 5
Nama Author: zahra xxx

Victor Winslow, seorang CEO sukses, terlibat dalam kecelakaan tragis saat terburu-buru menjemput anak-anaknya, menabrak seorang wanita yang kehilangan ingatannya dan tidak memiliki identitas. Sementara itu, putrinya Kayla mengalami penurunan kesehatan yang drastis dan menginginkan seorang ibu. Victor, dengan keputusan yang ekstrem, memberikan ingatan dan informasi palsu kepada wanita itu agar bisa menjadi ibu bagi anak-anaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zahra xxx, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 34

Jennie keluar dari kamar mandi, merapikan rambut basahnya dengan handuk. Ketika dia kembali ke kamar rawatnya, dia melihat seorang perawat baru masuk, membawa nampan berisi obat dan satu suntikan. Perawat ini bukan yang biasanya datang memberikan obat kepada Jennie, dan hal itu membuat Jennie sedikit curiga dan waspada.

"Pagi, Nyonya. Saya menggantikan teman saya hari ini. Dia sedang libur," ujar perawat itu dengan senyum ramah.

"Emm, baiklah," jawab Jennie pelan, meskipun hatinya masih merasa tidak nyaman.

Perawat itu menyiapkan suntikan untuk Jennie dan menyuruhnya duduk di sofa. Dia memeriksa jarum suntik terlebih dahulu untuk memastikan apakah berfungsi dengan baik sebelum menyuntikkan obat kepada Jennie. Jennie memperhatikan dengan cermat setiap gerakan perawat itu, rasa curiga di dalam dirinya belum hilang.

Setelah yakin bahwa jarum suntik berfungsi dengan baik, perawat itu lantas menyuntikkan obat tersebut ke lengan Jennie. Jennie mencoba membaca label pada obat yang disuntikkan.

"Jybio Solutions," gumam Jennie pelan, matanya menyipit sedikit.

"Benar, J," ada bisikan kecil yang muncul di dekat telinga Jennie. Ada nada misterius dalam suaranya yang membuat Jennie merinding.

Jennie segera menoleh ke arah perawat, namun perawat tersebut tampak tidak mengatakan apa-apa dan berperilaku seperti biasa. Dia menyelesaikan tugasnya dengan tenang, lalu meninggalkan ruangan Jennie tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Jennie terdiam, mengingat Jybio Solutions. Nama itu seakan akrab di telinganya, meskipun dia tidak bisa mengingat di mana atau kapan dia mendengarnya sebelumnya. Saat dia masih tenggelam dalam pikirannya, Kayla dan Key, kedua anaknya, terbangun dan mencari Jennie. Kayla mulai sedikit menangis, mungkin merasa cemas karena tidak menemukan ibunya di sampingnya saat bangun.

Segera, Jennie memeluk Kayla dan Key untuk menenangkan mereka. "Jangan menangis, sayang," ujar Jennie lembut sambil mencium pipi Kayla.

Kayla menenggelamkan wajahnya di perut Jennie, merasa nyaman dan aman di sana. Entah mengapa, Kayla selalu suka berada dekat dengan perut Jennie, mungkin karena aroma dan kehangatannya yang menenangkan.

Langkah kaki terdengar mendekati ruangan Jennie. Victor, suaminya, masuk dengan jas yang disampirkan di tangannya serta paperbag berisi sarapan dan pakaian untuk Kayla dan Key.

"Daddy," seru Kayla pelan, matanya berbinar melihat kedatangan ayahnya. Jennie menoleh ke arah Victor, merasa sedikit lega dengan kehadirannya.

"Pagi, anak-anak," ujar Victor dengan senyum hangat sambil berjalan mendekati mereka. Dia meletakkan paperbag di atas meja dan memeluk Kayla dan Key, lalu memberikan ciuman di pipi keduanya.

Jennie hanya diam melihat perlakuan Victor kepada Kayla dan Key. Victor menatap Jennie sebentar, mencoba membaca ekspresinya.

"Aku sudah berbicara dengan dokter Jack. Dia bilang kamu sudah bisa pulang hari ini," ujar Victor seraya menyentuh pundak Jennie. Jennie merasa tidak nyaman dengan sentuhan Victor dan menepis tangannya dengan kasar.

"Jangan sentuh aku," tegas Jennie.

Victor terdiam dan menjauhkan diri dari Jennie. "Apa yang wanita ini pikirkan sebenarnya?" gumamnya dalam hati.

Berusaha mengalihkan perhatian, Victor berkata, "Baiklah, ayo kita sarapan, anak-anak," seraya mengeluarkan makanan dari paperbag.

Kayla dan Key menatap kedua orang tua mereka bergantian, mulai memahami seperti apa hubungan di antara mereka. Mereka merasakan ketegangan yang ada, meskipun orang tua mereka berusaha menyembunyikannya.

Kayla lantas berbisik kepada Key, sementara Victor sibuk menyusun makanan di meja dekat sofa. Jennie hanya diam memandang kedua anaknya yang nampak merencanakan sesuatu.

Key dan Kayla turun dari ranjang rumah sakit dan duduk di sofa. "Wah, apa ini sandwich buatan Alexa?" seru Kayla dengan antusias.

"Alexa menitipkan sandwich ini untuk kalian," bohong Victor. Padahal dialah yang menyuruh Alexa membuatkan sandwich pagi tadi.

"Benarkah? Tumben sekali dia menjadi orang baik," ujar Kayla sambil mengambil sandwich itu.

Jennie segera menahan tangan Kayla. "Kay, belum cuci tangan, hum?" ujarnya lembut sambil membawa Kayla dan Key ke kamar mandi untuk mencuci tangan.

Setelah mencuci tangan, Kayla dan Key kembali ke meja dan mulai menikmati sandwich mereka. Victor duduk di samping mereka, berusaha menciptakan suasana yang lebih nyaman.

Jennie memakan sandwich itu sambil menatap anak-anaknya dengan rasa ingin tahu. "Apa kalian sering memakannya?" tanyanya.

Key mengangguk sebagai jawaban, "Setiap hari, Mom," ujar Key. Kayla menghentikan aktivitas makannya dan menatap Jennie dengan penasaran.

"Apakah Mommy tidak menyukainya?" tanya Kayla.

"Ini bukan soal suka atau tidak, hanya saja Mommy tidak terbiasa memakan makanan yang tidak sehat seperti ini," jawab Jennie, mengernyitkan dahi sambil memeriksa isi sandwich-nya.

"Entahlah, bagaimana bisa memakan sosis yang digoreng terlalu matang, daging olahan seperti ham, telur goreng, mayones, dan sedikit sayur seperti ini," Jennie berkata sambil memandangi sandwich dengan skeptis. "Ini benar-benar tidak sehat untuk kalian."

Kayla menghela napas, "Kami makan ini karena Alexa cuma bisa memasak ini saja, Mom."

"Alexa? Apa dia koki? Bagaimana mungkin koki tidak bisa memasak?" tanya Jennie, bingung.

"Bukan, Mom, Alexa bukan koki. Dia pengasuh kami," jelas Key.

Jennie terkejut. "Apa di rumah kalian tidak ada koki?" tanya Jennie tajam kepada Victor.

Victor merasa gelagapan mendengar pertanyaan Jennie. Dia menatap kedua anaknya yang memberikan isyarat agar tidak memberitahu Jennie mengenai Alisa. Mereka takut ibunya sedih dan merasa bersalah.

"Tentu ada koki, tapi anak-anak tidak suka makan-makanan mereka," jelas Victor dengan gugup, mencoba meredakan situasi.

Jennie menatap wajah kedua anaknya dengan penuh kasih sayang. "Baiklah, sekarang Mommy yang akan memasak untuk kalian," ujar Jennie penuh semangat.

"Benarkah? Mommy bisa masak?" tanya Kayla dengan mata berbinar.

"Tentu saja. Bahkan masakan Mommy lebih enak daripada koki bintang lima," ujar Jennie dengan bangga, sambil tersenyum kepada anak-anaknya.

Kayla dan Key terlihat sangat antusias. Mereka belum pernah merasakan masakan ibu mereka sendiri dan rasa ingin tahu mereka terpancar dari mata mereka yang berbinar.

"Kay ini makan masakan mommy seperti hari, dad. Apa masakan mommy enak?"ujar Kayla.

Victor terdiam sebentar sebelum menjawab"tentu, sangat enak"ujar Victor sembari memaksakan senyum diwajahnya.

Kayla semakin antusias setelah mendengar jawaban Victor, dokter Jack datang untuk memeriksa kondisi Jennie untuk terakhir kalinya.

1
FeVey
wah... wah.... gak bahayata...??? ternyata victor punya niatan menjadikan korban kevelakaan mnjdi istrinya.... /Shy/
Dedi Aljufri
baru baca tp cerita nya buat penasaran .. . semangat Thor 😊
Dede Dedeh
okk masih nyimak!!
Anita Jenius
1 iklan buatmu
Mắm tôm
Mantap banget nih thor, jangan berhenti menulis ya!
Keyla: makasih, tenang aja gk bakalan berhenti
total 1 replies
Ryner
Ceritanya bikin nagih thor, terus lanjut ya!
Keyla: makasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!