GADIS KECIL SANG PRESIDEN

"Aku senang kau tahu itu. Apa yang mereka katakan padamu?" Armando menatapnya. Kelembutannya dalam berbicara pada Chloe kali ini tidak bisa mengurangi semua karisma yang dimilikinya. Sebaliknya, dia seperti seorang raja yang lahir dalam posisi tinggi yang bersikap sopan kepada para pelayannya.

Jelas, Chloe sudah bisa menebak sejak awal bahwa Armando pasti akan mempertanyakan tentang kejadian hari ini. Benar saja, Chloe tidak bisa menghindarinya! Chloe ingat bahwa pria tua itu memintanya untuk memastikan apakah Armando gay atau tidak. Tapi Chloe benar -benar tidak tahu bagaimana mengatakannya.

"Dia .... hanya bertanya bagaimana kehidupan kita setelah pernikahan." mata Chloe melayang. "Dan menanyakan apakah kita hidup dengan harmonis."

Mata Armando seolah-olah mampu menembus wajahnya dan menatap hatinya yang tak tenang. "Oh, begitu? Lalu bagaimana kamu menjawabnya?"

"Aku bilang kalau kita sangat harmonis." hati Chloe dipenuhi airmata! Hatinya menangis saat mengatakan itu! Harmonis? Apanya yang harmonis? Meskipun Armando memperlakukannya cukup baik dan memberinya banyak uang dan kemewahan, tapi, apakah itu bisa dikatakan harmonis?

Armando menatapnya untuk waktu yang lama, lalu dia meletakkan gelasnya, dan berdiri. "Jangan pernah memiliki kontak dengan keluarga Caesar lagi di masa depan. Jangan membuatku mengulangi kata-kata ini lagi."

Jika dia tidak mendapatkan berita pada menit terakhir, bahwa keluarga Caesar datang ke Z City dan meminta seseorang untuk membawa Chloe, Armando tidak bisa membayangkan apa yang akan mereka katakan padanya. Armando bangkit berdiri dan melangkah pergi dari sana tanpa mengatakan apapun lagi.

Chloe menoleh menatap Bucky dan berkata, "Ada apa denganmu, Bucky? Mengapa kamu memasang wajah yang buruk ketika aku kembali ...."

"Nyonya muda," kata Bucky. "Meskipun anda sudah memiliki kesepakatan dengan Tuan Muda bahwa anda dapat menjalani hidupmu sendiri setelah menikah dan tidak terlibat dalam urusan satu sama lain, aku pikir Tuan Muda masih sangat baik padamu."

Chloe merapatkan kedua sisi bibirnya. Dia tidak mengatakan sesuatu yang buruk pada pria tua itu. Karena dia memang tidak mengenal pria tua itu. Dia juga tidak bodoh, harus menjaga diri dan waspada tentang hubungannya dengan Armando. Tidak boleh ada yang tahu kebenarannya.

"Tuan muda pulang lebih awal hari ini. Dia ingin makan malam denganmu." ujar Bucky.

Tiba-tiba sesuatu yang tajam seolah menyodok hati nurani Chloe. "Apakah itu be---benar .....jadi itu masalahnya?" kini, sepertinya dia memahami darimana datangnya kekesalan Armando.

"Anda bisa pergi ke mana saja, tapi Anda harus menelepon saya jika Anda tidak pulang untuk makan malam." Bucky memperingatkan. "Bukankah Tuan Muda memperlakukan semua orang dengan baik, dan Anda bernasib baik karena andalah yang menikah dengannya."

Akhirnya, Chloe mengangkat kepalanya, "Aku tahu, oke? Dia baru saja pulang kerumah, tapi aku tidak ada di rumah saat dia pulang. Bukankah aku juga akan makan malam dengan tuan mudamu? Lalu apa masalahnya?"

Tetapi ketika mereka menikah dan menandatangani perjanjian, tidak ada aturan yang mengatakan bahwa mereka harus makan malam bersama. Tetapi sekarang, kenapa sepertinya Armando ini justru semakin sering pulang kerumah. Dan dia bahkan pulang lebih awal hanya untuk makan malam dengannya?

Malam itu juga. Cjloe keluar dari kamarnya lebih awal dan mengetuk pintu kamar tidur utama. Armando yang baru saja selesai mandi masih mengenakan jubah mandi, membuka pintu dan menatapnya. "Ada apa?"

Rambutnya yang basah menempel di dahinya, yang membuatnya terlihat berbeda dari pria yang selalu mengenakan jas dan sepatu kulit di siang hari. Pria di depannya sepertinya terlihat acuh tak acuh tetapi justru terlihat lebih manusiawi. Bibir Chloe bergerak sedikit. "Itu......"

"Bicaralah!" Armando bersandar di pintu dengan kedua tangannya terlipat, aroma segar dari sabun mandi menguar dari tubuhnya.

Wajah Chloe memerah. Penampilan pria itu selalu saja dengan mudah memicu hormonnya, "Hari ini .... Aku tidak berbohong tentang baterai ponselku yang mati saat aku berada diluar."

"Ya." Armando merespon dengan lembut, tetapi dia tidak bisa menyembunyikan kesan bahwa dia merasa kesal. "Jadi?"

"Dan apa yang terjadi hari ini? Maaf, aku tahu pernikahan seperti apa yang kita punya." Chloe menautkan kedua tangannya dengan kikuk, "Jika kamu merasa tidak senang, aku tidak akan berhubungan dengan keluarga Caesar di masa depan."

"Aku mengatakan bahwa kamu memiliki kehidupan yang bebas setelah menikah, jadi kamu tidak harus menjelaskannya kepadaku." Armando memandangnya secara acuh tak acuh. "Kamu tidak perlu peduli dengan orang -orang yang kamu temui hari ini. Kata -kata yang kuucapkan tadi hanya untuk mengingatkanmu. Bahwa kamu memiliki sesuatu yang harus kamu rahasiakan tentang pernikahan kita, jadi kamu tidak perlu peduli tentang hal lain . "

"Selamat malam, Chloe." ucap Armando mengakhiri pembicaraan. Dia masih merasa kesal dan tak ingin berlama-lama berdiri dihadapan Chloe, atau dia akan kehilangan kendali diri.

Melihat Armando akan berbalik dan masuk ke kamarnya, Chloe tiba -tiba menjadi cemas. "Armando!"

Armando berhenti, dan dia menoleh ke belakang menunjukkan seperempat wajahnya yang tampan. "Apa ada yang salah?"

"Kita ...." Chloe menggigit bibirnya. "Bisakah kita membatalkan perjanjian pernikahan?"

"Yang mana?" tanya Armando dengan kening berkerut.

"Aku, aku tidak ingin punya anak." jawab Chloe dengan suara gemetar. Dia bahkan tidak berani menatap Armando karena merasa takut jika pria itu akan marah.

Armando tidak berbicara, dan punggungnya yang dingin berdiri tegak di depannya. "Kita menikah dengan damai dan tanpa paksaan. Dan kamu sudah menyetujui sejak awal."

Chloe ingat bahwa pria tua itu mengatakan bahwa ada seseorang di hati Armando. Chloe memutar jari -jarinya dan berkata sedikit malu. "Ketika waktunya tiba, jika kamu membutuhkannya, kita juga bisa menjalani proses perceraian yang damai."

Lihatlah! Mengetahui bahwa ada seseorang yang istimewa di hati Armando, Chloe melakukan hal yang hebat untuk membantunya! Dia tidak ingin menyakiti orang lain! Dia juga seorang wanita, dia mengerti bagaimana rasanya mencintai seseorang. Jadi, dia tidak mau merenggangkan hubungan Armando dan wanita itu kelak!

Mata cokelat Armando berubah menjadi gelap untuk pertama kalinya. Mengapa wanita ini begitu bersikeras tidak mau bersamanya? Apakah Chloe sungguh tidak menyukainya sedikitpun? Armando tidak menginginkan itu!

Dia berjalan menghampiri Chloe dan perlahan-lahan mengulurkan tangannya untuk mengangkat dagunya. Jantung Chloe sontak melompat ke tenggorokannya.

Tepat saat ketika bibir Armando mendekat ke bibirnya. Dia berhenti dan tiba -tiba melonggarkan cengkeramannya. "Tidak, kamu harus melahirkan seorang anak untukku!"

BRAK! BRAK!! Pintunya dibanting hinga tertutup. Chloe mengambil langkah mundur dengan bahu bergetar. Dia benar-benar terkejut melihat reaksi Armando. Tidak jelas apakah dia marah atau mengancamnya?

Tapi, saat ini Chloe merasakan persaan yang campur aduk. Dia pun berbalik dan membuka pintu kamarnya yang berseberangan dengan kamar Armando.