Jeni, si pembuat onar itu itu julukan yang pas untuk jenifer,dia putri ke 3 dari pasangan Joshua martin dan yolanda vidia martin.
Ibunya sangat membenci jeni dia bahkan menganggap jeni anak sial,dulu waktu bayi ibunya bahkan tidak mau menyusui dan merawatnya,hanya sang ayah yang menganggapnya ada,dia selalu membuat onar di sekolahnya mencari perhatian dari sang ibu.
Sampai di pertemukan dengan CEO, keren dan cold,merasa tertantang untuk menakhlukkan sang CEO
Mampukan Jennifer menakhlukkan hati sang CEO, kita baca yuk kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilham Dzaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
Selesai makan siang ronald dan jodi keluar dari ruangan Alex, mereka membawa barang barang kotor tersebut dari sana.
" Mana desain yang kamu janjikan?" tagih Alex, masih dengan gayanya yang galak.
"Om, om. mbok ya sabar dikit kenapa, kok ada ya orang galak dan killer begini." dengus Jeni.
"Jangan modus, cepat mana desainnya atau kamu juga sama dengan mereka mereka itu." kata Alex dengan kasar.
"Astaghfirullah, tapi apa imbalan yang pantas untuk saya, kalau hasil gambaran saya sesuai?" Jeni menanyakan lebih dulu apa keuntungannya, jika desainnya lolos.
" Untuk itu tidak perlu khawatir, imbalan dan keamanan karya kamu saya sendiri yang akan menjamin." Jawab Alex tegas, sebenarnya dia sudah penasaran akan hasil karya jenifer, karena beberapa waktu ini dia masih belum menemukan karya yang sesuai, bahkan sudah menyewa desain dari mancanegara pula.
Jeni mengambil map dari dalam tas ranselnya, lalu menyerahkannya kepada Alex.
"Ini om periksa dulu." ucap jeni.
Alex segera menerima map tersebut dan membukanya di dalam nya ada beberapa sketsa dan gambar yang sudah jadi.
Ada 8 model kalung yang unik disana. Alex mengamati satu per satu gambar kalung tersebut. kemudian jeni menjelaskan arti dari kalung yang dia gambar, serta bahan bahannya juga sudah terperinci disana.
Alex mengangguk puas dengan apa yang di lihatnya saat itu.
"Bagaimana om?" tanya jeni.
"Ini bagus sekali saya suka, apa ada karya lain?" Alex merasa masih kurang banyak lagi, melihat keindahan karya jenifer.
"Om Alex serakah juga ternyata,.tidak baik om, kita langsung membuat banyak model sekaligus, Orang akan mengira tidak asli dan plagiat, buat mereka penasaran dulu baru keluarkan lagi yang baru." ucap jeni.
"Iya, memang benar, tapi ini belum lengkap kalau cuma kalung saja." ucap alex yang menginginkan yang lain.
"Cincin om, cincin ini berbentuk sederhana tapi berlian ini akan sangat mahal kalau kita pamerkan, om ciptakan dulu Berlian dasarnya, lalu buat kalung, cincin maupun gelang, liontin dll, dari berlian tersebut." kata Jeni.
"Betul itu, kami memiliki ahli berlian, memang tinggal membuat model perhiasannya, Tapi yang berlian pink star itu kami belum berhasil menciptakannya." jawab Alex.
"Warna pink memang akan lebih di sukai para kaum hawa om, untuk prosesnya memang harus sangat berhati hati, kita harus menemukan batu yang cocok." ucap jeni.
Dia juga mengeluarkan, model bros yang mewah.
"Om akan memamerkan berlian ini di inggris kan, ini saya buat bross khusus untuk ratu elisabeth, kita akan mendapatkan hasil tambah." ucap jeni selanjutnya.
Alex kembali mengamati kembali semua gambar dan penjelasannya. Alex mengulurkan tangannya, membuat jeni kebingungan.
"Ada apa om?" heran jeni.
"Selamat, karya anda ini sangat memukau nona jenifer, saya tidak menyangka seorang gadis bar bar ini, bisa menciptakan maha karya ini, spektakuler." ucap Alex mengapresiasi karya jeni.
"Selamat bergabung dengan Alexander grub, kamu akan saya kontrak menjadi salah satu desainer perhiasan disini." Ucap Alex selanjutnya.
Jenifer menerima uluran tangan Alex dengan hati berbunga bunga.
"Terima kasih om, tapi biarkan saya bekerja di belakang layar saja, saya masih sekolah, jadi tidak mungkin saya bergabung,serta rahasiakan kalau semua itu hasil karya saya om!" minta jeni pada Alex.
"Lalu!" heran alex, biasanya orang lain akan sangat bangga kalau kalau dirinya akan terkenal.
"Om bilang saja pen desainer nya adalah JSM, itu inisial nama saya. Saya takut nanti ada yang tidak terima dengan keberhasilan anak badung ini." jawab jeni dengan jelas.
"Lalu siapa yang akan mempresentasikan semua ini." kata Alex.
"Om Alex sendiri, disini sudah saya jelaskan secara detail, mengenai berlian maupun bahan penunjangnya. kalau Om butuh sesuatu atau ada pertanyaan, om cukup menelpon nomer saya." ucap jeni sekali lagi.
"Oke kalau itu mau kamu, tapi sebagai bukti kerja sama kita, kamu harus menandatangani kontrak kerja sama kita." kata Alex.
"Oh kontrak kerjasama, kirain kontrak nikah om." kata jeni yang tidak nyambung, dia juga mendapat sentilan dari Alex.
"Dasar otak sedeng, ternyata masih sama sifatnya." kesal Alex.
"Hehe, becanda om, lagian siapa juga yang mau married, masih sekolah ini, tunggu jeni lulus dulu ya om." goda jeni yang semakin tidak nyambung.
Alex hanya menggelengkan kepalanya, dan tersenyum tipis. Tipis sekali sehingga tidak ada yang tahu.
Alex meminta Jodi untuk membuatkan surat kerja sama untuk mereka.
"Jo, kamu buatkan surat kontrak kerja sama antara saya dan jenifer!" kata Alex lewat telpon.
" Om saya punya permintaan yang harus om setujui !"
"Apa itu, asalkan tidak yang aneh aneh saja." jawab Alex dan dengan penuh tanda tanya, soalnya tingkah gadis labil di dekatnya itu tidak bisa di prediksi.
"Cuma mau selfi dengan om Alex, untuk bukti kalau kita ada hubungan kerja sama, jadi nanti kalau jeni ditolak bertemu om, tinggal tunjukkan fotonya." kata jenifer. Sambil tersenyum lebar.
"Hehe, peace" mengangkat kedua jari tangan dia.
"Oke, tapi tidak boleh di up load di sosmed dan tidak boleh disalah gunakan, kalau sampai nakal, awas kamu ya!" ancam Alex.
"Siap om, kalau yang mengawasi orang seganteng dan sekeren om, tidak perlu khawatir." kata asal jeni.
"Mulai lagi, jadi tidak?" tanya Alex.
" jadi dong." kata jeni sambil mengambil handphonenya di tas.
Jeni dan alex mengambil beberapa sesi foto yang unik.
"Ih, senyum dikit lah om, seperti suami yang marahan dengan istrinya saja posenya." jenifer mempraktekkan senyum bibirnya.
"Kalau om alex tidak mau tersenyum, kita tidak akan selesai selesai fotonya." ucap jeni.
Alex kemudian menyetujui permintaan jenifer untuk tersenyum. Gaya foto mereka seperti orang yang baru pacaran saja, di sesi terakhir, jeni mencium pipi Alex serta berhasil di abadikan.
"Lo." geram Alex.
"Hehe, tidak apa apa om, cuma cium pipi doang, seharusnya om senang, di cium oleh bibir perawan saya ini om, walau di pipi sih, hehe." Jeni menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Benar benar bocah nekad, tapi kenapa rasanya beda ya, di cium cewek bar bar ini, bibirnya terasa masih menempel disana." batin Alex.
"Dasar bocah edan." kata Alex yang menutupi kecanggungannya.
Untung Jodi segera datang memberikan surat kontrak pada jenifer
Alex dan jeni masing masing membaca isi kontrak tersebut.Alex juga menambahkan beberapa poin di dalamnya, mengenai royalti yang akan jeni dapatkan nanti, serta hukuman bagi salah satu pihak yang melanggar kontrak nantinya.
Alex menandatanganinya sebagai pihak 1 dan jeni sebagai pihak ke dua di atas materai. Jeni mendapatkan salinan dari kontrak tersebut sebagai buktinya.