It'S Okay If You Forget Me

"Aku malas sekali masuk sekolah."

"Lapar, belum sarapan."

"Rasanya aku ingin mati saja kalau berhadapan dengan genk mereka."

"PR belum aku kerjakan, pasti guru killer itu akan menghukumku."

Paolo sudah merasa pusing ketika memasuki gerbang sekolahnya pada pagi itu. Banyak suara hati yang dia dengar dari para murid yang lalu lalang memasuki area sekolah. Beruntung Paolo sudah beradaptasi di badan Daniel, dan mulai merasa nyaman juga dengan kelebihan yang dia miliki.

Usia Daniel baru 15 tahun, berat badannya sekarang 85kg tentu dia terlihat sangat besar dan lebih mencolok dari pada murid-murid lainnya.

Semua murid menatap ke arah Paolo yang bertubuh Daniel. Mereka menatap tidak percaya kalau murid gendut itu selamat dari maut setelah loncat dari lantai 10 gedung sekolah.

"Mustahil! Dia bisa selamat, bukankah waktu itu kepalanya pecah dan mengeluarkan banyak darah?"

"Nyalinya sangat besar karena berani memasuki sekolah ini lagi!"

"Apa dia tidak takut pada genk black devil yang sudah membuatnya celaka dan hampir kehilangan nyawa?"

Paolo mengabaikan para murid yang menatapnya. Dia tidak mau ambil pusing dengan bocah-bocah ingusan itu. Dan dia sama sekali tidak takut pada mereka. Paolo terus berjalan menuju kelasnya, namun langkahnya terhenti ketika mendengar suara hari dari seorang murid wanita yang menyebut nama 'black devil'.

"Black devil? Setan Hitam?" Paolo bergumam sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, lalu melanjutkan langkah menuju kelas, tapi langkahnya kembali berhenti ketika ada segerombolan siswa berjumlah 4 orang menghadang jalannya.

"Wohoho. Lihat siapa yang datang!" ucap murid pria berambut pirang, menatap Paolo dari atas sampai bawah dengan pandangan mengolok.

Paolo mundur satu langkah ketika ke-empat murid itu maju satu langkah.

"Apa nyawamu ada banyak? Bagaimana kalau kita bermain-main lagi!" ucap murid berambut pirang itu sambil mencengkram pipi gembul Paolo.

Para murid yang ingin melintas di lorong sekolah itu langsung mundur dan mencari jalan lain, mereka tidak ingin berurusan dengan Black Devil.

Paolo diam tanpa ekspresi, bahkan dia menatap murid berambut pirang itu dengan datar, lalu menepis tangan itu dari wajahnya. "Apa kalian ber-empat adalah Black Devil?" tanya Paolo datar.

"Apa kau hilang ingatan!" sentak Raoul si rambut pirang sebagai ketua Black Devil.

"Apakah perlu aku jawab?" balas Paolo dengan santainya tanpa merasa takut kepada Black Devil.

"Wah! Sepertinya dia benar hilang ingatan. Bagaimana kalau kita kembali memperkenalkan diri kepada si gendut ini, hitung-hitung memberikan ingatan baru kepadanya agar dia selalu ingat siapa kita!" sahut  Primo dengan nada kesal yang berdiri tepat di samping kiri Raoul.

"Idemu sangat bagus!" ucap Flavio tersenyum sinis, seraya mendekat lalu ingin mencengkram leher Paolo tapi sebelum menyentuh lehet Paolo tanganya di tepis kasar.

"Jangan coba-coba menyentuhku lagi. Atau kalian akan menyesal!" Paolo menatap tajam ke-empat pemuda itu dengan emosi.

"Cih! Apa karena hilang ingatan kau jadi berani kepada kami!!" bentak Raoul tak kalah emosi.

Paolo mendorong dada bidang Raoul, tapi anehnya pria itu langsung terhempas jauh seolah terbawa angin kencang.

BRUG!!

Punggung Raoul membentur dinding yang posisinya lumayan jauh dari mereka.

"Shiit!" Raoul mengumpat kasar dan terbatuk-batuk punggungnya sangat sakit sampai merasa sesak di bagian dada.

Primo berlari membantu Rauol, sedangkan dua pemuda lagi masih berhadapan dengan Paolo. Mereka juga terheran-heran saat melihat kekuatan Daniel sangat besar, dan sangat berani tidak seperti biasanya.

Paolo menatap kedua tangannya dengan perasaan heran. Bagaimana bisa dia mendapatkan kekuatan seperti itu?Padahal dia hanya mendorong dada Raoul tidak terlalu kuat, tapi kenapa pemuda itu sampai terhempas dan membentur dinding?