" Tidakkah kau malu?? Bermain kotor bersama dengan suami orang? Jika aku jadi kau, lebih baik aku mati daripada menjadi simpanan pria beristri. " Sindiran dari Belleza Rodriguez, istri sah Tyreece.
" Kenapa aku harus malu? Suami mu sendiri yang merangkak naik ke atas ranjang ku.. Seharusnya kau sadar diri, tidak mungkin suami mu mencari kepuasan diluar rumah, jika saja kau..... Bisa memuaskannya. " Balas Roseline tidak mau kalah.
Dengan gilanya Roseline menerima begitu saja ajakan seorang pria yang menginginkannya menjadi simpanan setelah Roseline menabrak mobil pria itu. Saking patah hatinya Roseline hingga dirinya bahkan tidak sadar jika suatu hari nanti keputusannya ini akan membawanya pada malapetaka.
Bagaimana nasib Roseline selanjutnya?
Apakah cinta pria itu bisa membawa Roseline menjadi istri sah?
Ataukah selamanya Roseline akan tetap menjadi simpanan pria itu?
Dan bagaimana jika hadir pria lain dalam hubungan gelap Roseline dan pria itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little ky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Dengan ditemani anggota keluarga de Niels, Roseline dan Aston menunggu di depan laboratorium rumah sakit JN untuk mendengar hasil dari tes DNA yang Aston lakukan seminggu yang lalu. Gaffi sebagi dokter yang juga mewakili Roseline dan Aston, tengah mengambil hasil tes.
Perasaan Roseline dan Aston kini campur aduk. Meski Roseline yakin jika besar kemungkinan Aston adalah ayah kandung Syon. Tetap saja dirinya merasa tegang dan gugup saat ini menantikan hasil tes DNA itu. Begitu pula dengan Aston yang perasaannya tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Terlalu rumit bagaimana perasaan Aston saat ini.
Banyak hal yang tengah Aston pikirkan setelah nanti dirinya mengetahui hasil tes DNA itu. Tapi dari semua yang Aston putuskan, dirinya sangat ingin bertanggung jawab pada Roseline dan juga Syon. Bagaimana pun juga, besar dalam lingkungan keluarga dengan hanya memiliki satu orang tua yaitu ibu, tidaklah mudah.
Aston sangat tidak menginginkan Syon tumbuh tanpa adanya sosok ayah. Bagi Aston, cukup dirinya yang mengalami itu semua dan jangan putranya. Meski begitu, keputusan ini belum bisa direalisasikan karena Aston masih membutuhkan persetujuan dari Roseline. Apakah Roseline mau menerima pertanggung jawabannya atau tidak. Secara, dilihat dari segi apapun, Roseline mampu untuk berdiri sendiri tanpa bantuan Aston.
" Kau gugup? " Roseline bertanya basa-basi pada Aston.
" Iya.. Saya tidak sabar untuk melihat hasilnya. " Aston tersenyum menatap Roseline. Kedua tangannya saling menggenggam saking gugupnya Aston menunggu hasil laboratorium.
Melihat jemari Aston yang saling meremas satu sama lain, Roseline tergugah hatinya untuk menggenggam jemari Aston. Apa yang Roseline lakukan ini membuat tubuh Aston menegang. Keringat dingin semakin banyak keluar membuat telapak tangannya basah. Meski begitu, dalam hatinya Aston merasakan kehangatan yang tidak pernah dia rasakan.
Mata Aston menatap jemari Roseline yang saling bertautan dengan jemarinya. Seulas senyum terbit di bibir Aston. Tidak buruk juga, perasaan menenangkan ini, Aston begitu menyukainya. Hatinya menghangat, mampu mengusir rasa gugup meski masih menyisakan ketegangan di sana. Aston senang, genggaman tangan Roseline memberikan efek yang besar pada dirinya.
" Kalian sudah tidak sabar mendengarkan hasilnya? " tiba-tiba saja Gaffi muncul, dan membuat Aston serta Roseline kaget karena fokus mereka sempat teralihkan tadi.
" Cepat bacakan!! " pinta Roseline tidak sabar.
" Aduh.. Kau itu tidak sabaran sekali. " protes Gaffi. Meski begitu tangannya dengan ceketan membuka amplop yang berisikan hasil tes DNA yang Aston dan Syon lakukan.
1
2
3
Dan..........
" 99,98 % dikatakan disini jika Syon memang putra Aston. Selamat ya. " ujar Gaffi.
Aston tak kuasa membendung rasa senang dalam hatinya. Tanpa banyak bicara, refleks Aston langsung memeluk Roseline yang ada di sebelahnya. Tentu saja Roseline terkejut tapi dirinya tidak mendorong Aston menjauh, justru Roseline membalas pelukan Aston.
Saat memeluk Roseline, Aston dalam diamnya menangis. Perasaan bahagianya membuncah karena saking senangnya jika dia sekarang adalah seorang ayah. Tapi rasa bahagia ini juga dibarengi beribu rasa penyesalan dan juga kesedihan karena tidak berada di sisi sang putra selama tumbuh kembangnya.
Bagaimana Syon terlahir dan bagaimana pertumbuhannya. Lalu betapa beratnya penderitaan Roseline selama ini karena membesarkan putra mereka seorang diri. Dan masih banyak lagi hal yang membuat Aston menangis. Roseline sampai terkejut saat mendengar isak lirih tangisan Aston.
" Terima kasih.. Terima kasih karena anda memilih untuk mempertahankan Syon dan membesarkannya meski semua itu tidak mudah. Anda adalah wanita yang hebat.. Anda ibu yang luar biasa dan saya sangat berterima kasih karena itu.. Nona Roseline... Saya tahu apa yang saya katakan ini tidak akan bisa membayar semua perjuangan anda selama ini dalam membesarkan Syon.. Tapi.. Terima kasih.. dan maafkan saya yang tidak bisa ada di samping anda.. " ucap Aston tulus dari hatinya.
Roseline sangat terkejut mendengar ucapan Aston ini. Tidak pernah Roseline sangka, jika Aston akan berterima kasih padanya setelah apa yang Roseline lewati. Kata-kata Aston yang sangat tulus ini, meruntuhkan dinding yang selama ini Roseline bangun untuk menyembunyikan semua rasa sakitnya menjadi seorang ibu tunggal. Sekuat apapun Roseline, nyatanya menjadi ibu tunggal tidaklah mudah.
Roseline tak lagi kuasa menahan sesak di dadanya dan akhirnya Roseline pun menangis. Entah kapan terakhir kali Roseline menangis karena teringat perjuangannya membesarkan Syon hingga sekarang. Ucapan terima kasih dari Aston, membuat hati Roseline menghangat. Dirinya merasa dihargai, semua usahanya terasa dihargai oleh Aston hingga tangis itu dengan sendirinya keluar tanpa Roseline pinta.
" Saya tahu semua ini tidak mudah.. Dan rasanya saya sangat tidak tahu malu karena meminta ini pada anda, nona.. " Aston menjeda ucapannya.
" Tapi izinkan saya untuk bertanggung jawab.. Tidak hanya pada Syon tapi juga pada anda.. Saya tahu saya memiliki banyak kekurangan, tapi saya masih tetap ingin bertanggung jawab. Anda wanita yang hebat dan ibu yang hebat, karena itu izinkan saya untuk menjadi bagian dari kehebatan anda dalam membesarkan putra kita.. Izinkan saya bertanggung jawab pada kalian, nona Roseline... " pinta Aston memelas.
Pelukan mereka sengaja Aston lerai agar dia bisa melihat bagaimana tanggapan Roseline tentang niatnya untuk bertanggung jawab. Aston tahu semua itu sudah terlambat, tapi lebih baik terlambat daripada Aston sama sekali tidak ikut berkontribusi dalam kehidupan putranya dan kehidupan wanita yang selama ini membawa keturunannya.
Roseline bimbang. Meski dirinya bisa melihat ketulusan dan kesungguhan Aston dari kedua matanya. Tapi bagaimana pun juga tidak mudah merubah persepsi Roseline selama ini. Delapan tahun, Roseline menganggap jika pria di depannya ini hanya seorang pria bajing*** yang telah menghancurkan hidupnya.
Namun dalam kenyataannya, pria ini hanyalah korban sama seperti dirinya. Orang asing yang dipaksa masuk dalam circle buruk yang Roseline dan Tyreece ciptakan. Disini bisa dikatakan Roseline lah yang bersalah. Akan tetapi, menerima pertanggung jawaban Aston, membuat Roseline merasa dilema yang berat.
' Semua ini tidak lagi tentang kau, Tyreece dan juga pria itu. Tapi juga tentang Syon putra mu.. Anak mana yang tidak ingin terlahir dalam sebuah keluarga yang lengkap dimana ada ayah dan juga ibu. Sama halnya seperti kau dan aku, Rose.. Andai saja tidak ada orang sebaik papa yang mau bertanggung jawab pada kita, maka kita pastinya hanya akan dianggap sebagai anak haram.. Apa kau ingin Syon begitu? '
Ucapan Rouge di malam ketika Roseline mendengarkan pengakuan Aston untuk pertama kalinya kembali terngiang dalam ingatannya. Semua yang terjadi kini, memang harus melibatkan Syon di dalamnya. Dan Roseline tahu, selama ini meski tidak pernah mengatakannya tapi diam-diam Syon teramat menginginkan kehadiran sosok ayah di dalam keluarga kecil mereka.
Pertanyaannya disini haruskan Roseline mengabulkan keinginan terpendam sang putra dengan menerima pertanggung jawaban Aston.
Atau Roseline tetap dalam pendiriannya selama ini bahwa dirinya tidak membutuhkan siapapun bertanggung jawab pada dirinya. Roseline bisa hidup sendiri tanpa adanya pria yang bertanggung jawab padanya.
" Aku... Aku... " Roseline bingung harus menjawab apa.
" Momma.... "
Roseline langsung berbalik dan melihat sosok putranya tak jauh dari tempatnya berada. Roseline tentu saja terkejut karena tidak mengira jika putranya akan datang.
Saat itu juga, bisa Roseline lihat binar kebahagiaan dalam tatapan putranya ketika bertemu tatap dengan Aston. Sepertinya, ikatan darah di antara keduanya begitu kuat sehingga tanpa Roseline menjelaskan seolah Syon bisa merasakan kehadiran ayah kandungnya.
Roseline pun semakin dilema, demi egonya atau demi putranya. Manakah yang lebih Roseline pilih saat ini??
semangat thor