⚠️Bantu author dengan membaca sampai selesai dan jangan lompat bab juga boom like ya ...😊 ⚠️
Seasion 2 dari Transmigrasi Azura ( si gadis ceroboh ).
Melanjutkan cerita hidup Adelia yang mencari keberadaan Alpa yang tiba tiba menghilang di saat insiden dia dengan Noah yang hampir merenggut nyawanya.
Namun berkat bantuan Alpa , Adelia berhasil di selamatkan dengan Alpa yang sebagai gantinya , dan karena tidak ingin kehilangan sistem Alpa yang susah payah dia buat di saat dia sebagai Azura , Adelia ingin mengambil setengah dari inti Alpa yang dia sembunyikan di sebuah pulau yang cukup tersembunyi.
Tetapi disaat ingin mengambil inti Alpa tersebut , Adelia malah di hadapkan oleh musuh baru yang juga sangat mengiginkan Alpa.
Mampukah Adelia mengambil kembali Alpa?
Dan bagaimana kisah Adelia dan Eldrik selanjutnya?
Yuk simak kisahnya , dan jangan lupa untuk tinggalkan jejak kalian 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @adiramanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Adelia ( 35 )
💜💜💜💜
Sepanjang perjalanan Adelia dan yang lain menuju kota rahasia , Adelia terus memikirkan bagaimana caranya melepas kalung yang ada di leher Mira , sedangkan yang lain sedang sibuk dengan pikirannya masing masing sambil melihat awas di sekitar mereka.
"*Nona ada yang datang*" ucap *Alpa* yang bicara di pikiran Adelia.
Dan saat mendengar suara Alpa di pikirannya , Adelia baru menyadari jika sejak tadi dia melamun , namun setelahnya dia mengeluarkan laptop yang dia letakkan di tas ransel miliknya.
Lalu setelahnya membuka laptop tersebut , hingga munculah lima titik merah yang terlihat sedang mengikuti mereka.
"Ada yang mengikuti kita , lebih cepat kak Garen"ucap Adelia yang menyuruh Garen untuk mempercepat laju mobilnya.
Dan beruntung Medan yang mereka lalui hanya lahan datar dengan pohon yang ada di sekitar mereka , hingga tak sulit bagi Garen untuk melajukan mobilnya sambil mengecoh orang orang yang sedang mengejar mereka.
"Kak Kenzi , awas di sebelah kirimu!!"teriak Adelia mengingatkan Kenzi mengenai orang yang sedang membuntutti mereka.
Kenzi yang sadar jika ada yang mendekatpun sekarang fokus dengan katana yang siap di tangannya , hingga saat dia melihat seorang pengendara yang ingin menyerang dari samping , dengan secepat kilat Kenzi mengayunkan katana miliknya hingga pengendara itu jatuh dengan bagian tubuh yang terlepas dari kepalanya.
Dan motor yang di gunakan pengendara itu mengenai temannya yang dari arah berlawanan , hingga tabrakan pun tak bisa di hindari lagi oleh orang itu.
"Di belakang ada dua"ucap Ravindra yang sekarang sedang menyiapkan senjatanya.
"Ck .. merepotkan , kenapa juga mereka bisa memiliki kendaraan itu"sahut Vano yang juga sedang membidik satu orang di sebelah kirinya.
"Di lihat dari kendaraan yang mereka bawa , sepertinya mereka sudah lama tinggal di sini"sahut Kenzi yang kembali bersiap dengan katana miliknya.
Sedangkan Dion berdiri di belakang Kenzi dan hanya menyaksikan ketiga orang itu melakukan tugasnya.
Dan kemudian , aksi saling tembak pun terjadi dengan ketiga pengendara yang masih tersisa.
Sedangkan Adelia masih sibuk dengan laptopnya , dan Mira terlihat menggepalkan kedua tangannya karena merasa takut dengan situasi yang dia alami sekarang.
"Kak Garen di depan ada jurang , namun jika kita melaluinya maka kita akan sampai di kota , tapi jika harus memutar arah maka akan membutuhkan waktu lebih lama lagi"ucap Adelia saat melihat lokasi tempat dimana mereka sekarang.
"Dan ku harap mobil ini bisa terbang"jawab asal Garen yang masih fokus mengemudi.
Hingga perkataan Garen tadi membuat Eldrik menyeringai , lalu dia melihat Adelia yang sedang duduk di jok belakang bersama Mira.
"Apa kau takut ketinggian sayang?"tanya Eldrik yang membuat Adelia merasa was was dengan apa yang akan di lakukan oleh Eldrik nantinya.
"Jangan ngelakuin hal yang gila El"jawab Adelia yang sedikit paham apa yang akan di lakukan oleh Eldrik.
"Lagipula kita tidak memiliki banyak waktu sayang , karena sebentar lagi matahari hampir terbenam"ucap Eldrik yang kemudian meminta Garen untuk bertukar tempat dengannya.
"El .."
"Percayalah padaku"ucap Eldrik yang kemudian fokus mengemudikan mobil itu , setelah dia bertukar tempat dengan Garen tadi.
"Kalian , cari pegangan"ucap Adelia menyuruh Kenzi dan yang lain kembali ketempat duduknya , begitupula dengan Mira dan Garen yang juga mencari pegangan.
Sedangkan Adelia masih memasukkan laptop miliknya kembali kedalam tas , lalu setelahnya Adelia juga mencari pegangan sambil melihat kearah depan dimana mereka sudah sampai di sisi jurang.
Dan Eldrik terlihat menambah laju mobilnya hingga mobil itupun terlihat melayang saat melewati jurang , namun saat Adelia merasakan jika mobil yang akan jatuh , Eldrik menekan sebuah tombol tersembunyi hingga membuat mobil itu kembali melayang sampai di sisi seberang jurang yang mereka lalui tadi.
Dan hal itu membuat orang orang yang masih mengejar mereka jatuh ke jurang karena tidak sempat menginjak rem.
"Wah ... gue berasa lagi main film aksi"sahut Vano yang masih menetralkan degup jantungnya yang berdetak sangat cepat sebab merasa terkejut dengan apa yang barusan mereka lalui tadi.
"Kayaknya jantung gue masih aman"ucap Ravindra sambil memegang dadanya.
"Kalian berdua itu sahabatnya , masa tidak tahu apa yang kakak pikirkan"cibir Dion saat menatap aneh kedua sahabat Eldrik itu.
"Dan seharusnya lo juga tahu jika mobil ini masih dalam tahap uji coba , dan gue enggak nyangka jika kita yang dijadikan bahan percobaannya"sungut Vano mengenai mobil hasil modifikasi dirinya dan Dion.
"Ck .. lebay lo"
"Teryata lo ngeselin juga Dion"
"Aa ... kalian berdua berisik"sahut kesal Adelia saat mendengar perdebatan Vano dan Dion.
Padahal saat itu , Adelia sedang berkonsentrasi untuk melepaskan kalung di leher Mira , namun saat mendengar perdebatan Vano dan Dio , membuat Adelia jadi pusing dan bingung ingin melakukan apa nantinya.
"Kita berhenti di mana sayang?"tanya Eldrik yang sedikit aneh dengan kondisi hutan yang mereka lalui sekarang.
"Pergi sedikit lagi ke barat , di situ ada salah satu pintu masuk menuju ke kota , dan Mira .. apa kalungmu berubah warna lagi?"sambil menatap Mira yang duduk di sampingnya.
Kemudian Mira kembali memeriksa kalungnya , namun yang dia lihat kalung itu tidak berubah dari terakhir dia melihatnya , hingga hal itu membuat Mira merasa panas dingin saat menyadari jika hidupnya mungkin tidak akan lama lagi.
"Nona .. ka .. kalungnya"ucap takut Mira sambil melihat Adelia.
"Sial .. El cepat"ucap Adelia yang paham maksud dari Mira tadi , hingga membuat Adelia menyuruh Eldrik untuk cepat sampai di tujuan.
Dan berharap jika mereka tidak akan kehabisan waktu sebelum mereka bisa sampai di tempat tujuan mereka nanti.
♣︎**♡♡♡♡♣︎**
congrat El dan Adel.. ku taburkan🌹🌹 buat kaliannn
kok jdi aku yg sadis sih✌️✌️✌️