NovelToon NovelToon
Love After Marriage

Love After Marriage

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: Caroline Gie White

Indira dan Devian sama-sama dihadapkan pada kondisi traumatik yang sama. Sama-sama harus menelan pil pahit perselingkuhan. Indira memergoki pacarnya, Gilang berselingkuh dengan teman sekampusnya dan Devian dengan tragisnya melihat Mamanya berselingkuh dengan mata kepalanya sendiri, dirumahnya. Perasaan itu yang akhirnya bisa lebih menguatkan mereka untuk saling bantu melewati kenangan buruk yang pernah mereka alami.

Dan, takdir lebih punya rencana untuk lebih menyatukan mereka dalam sebuah pernikahan yang tidak mereka inginkan. Menikah di usia muda dan tanpa berlandaskan rasa cinta. Namun, Indira tidak pernah menyangka bahwa rasa nyaman yang ditawarkan oleh Devian pada akhirnya bisa membuat Indira tidak mau melepaskan Devian.

Akankan hubungan mereka baik-baik saja? Ataukah banyak konflik yang akan mereka hadapi dan semua itu berhubungan dengan rasa trauma mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caroline Gie White, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PIL PAHIT UNTUK LUSI

Lusi duduk di samping Indira sewaktu di perpustakaan. Indira hanya menoleh sekilas dan kembali fokus ke buku di tangannya.

"Gak ada meja lain, Kak?" Tanya Indira dengan volume sepelan mungkin.

"Gue emang mau duduk di samping lo." Sahut Lusi sambil membuka buku catatan dan sebuah buku tebal tentang Hukum Perdata yang tidak di mengerti oleh Indira.

"Ada yang mau lo omongin sama gue?"

"Gak juga sih, kaya yang tadi gue bilang, gue cuma mau duduk di samping lo."

Lusi mulai menulis sesuatu di buku catatannya sambil sesekali melihat ke buku bacaannya. "Lo sama Devian, baik-baik saja?"

"What do you expect? (Lo maunya gimana?)"

"Lo tahu Gilang gak bakal berhenti membuat lo balik ke dia."

"Tapi gue sudah berulang kali bilang ke dia, kalau gue sudah sayang banget sama Ian."

"Perasaan dia ke gue gak sebesar perasaan dia ke lo, jadi gue gak heran kalau dia masih usaha buat lo balik ke dia."

"Gue minta maaf ya, Kak, karena sudah masuk di antara kalian."

"Gue gak pernah menyalahkan lo ataupun keadaan sekarang, karena gue sadar gue gak bisa memaksa Gilang buat jatuh cinta lagi sama gue. Malah harusnya gue yang minta maaf sama lo."

"Gue yakin ini sudah jadi takdir gue, apa yang terjadi kemarin ya emang harus terjadi dan gue bisa menerima pernikahan paksa gue sama Ian."

"Soal.. cewek yang digosipin sama Devian?"

"Marsha? Dia masa lalu Ian, dan mungkin dia masih terobsesi sama suami gue karena dulu gak pernah berhasil mendapatkan Ian."

"Terobsesi ya? Mungkin Gilang juga begitu ke lo, terobsesi, bukan rasa sayang lagi. Kaya dia cuma mau membuktikan ke Devian, lo masih punya perasaan ke dia."

"Mungkin lo benar, Kak."

"Tapi gue percaya Devian bisa mempertahankan lo, selama kalian bisa saling percaya."

Indira tersenyum. "Gue gak pernah membayangkan kalau kehidupan pernikahan itu rumit. Beda kaya waktu pacaran. Benar kata lo, kalau kita gak bisa saling percaya, gue yakin pernikahan ini gak akan bertahan lama."

"Kalau lo gak tahu siapa yang harus lo percaya, percaya sama kata hati lo, tapi gue lihat Devian bukan tipe cowok yang mudah berpaling, itu nilai plus yang bisa lo pegang, percaya suami lo."

Indira kembali tersenyum dan melihat Lusi kembali fokus ke tugasnya.

Harusnya Gilang bersyukur punya Lusi, cewek pengertian dan gue yakin bisa menerima Gilang yang ambisius. Dan dia masih tenang banget padahal tahu cowoknya masih mengejar cewek lain.

***

"Ian, tunggu, Yan."

Devian dengan malas menghentikan langkahnya ketika Marsha berhasil mengejarnya. "Mau lo apa sih?"

"Gue minta maaf."

"Gue maafin lo asal lo gak ganggu gue atau istri gue."

Devian ingin kembali berjalan namun Marsha masih menahannya.

"Tapi.. gue sayang banget sama lo, gue yakin bisa lebih membahagiakan lo."

Devian mendengus sinis lalu menatap Marsha. “Berapa kali gue harus bilang sama lo, lo cuma buang waktu, gue sudah menemukan orang yang selalu buat gue happy, yaitu istri gue.”

“Tapi Yan, lo bisa kasih gue kesempatan biar gue bisa buktikan ke lo.”

“Gak akan ada kesempatan buat lo. Lagian, kenapa lo gak cari cowok lain aja sih yang jelas-jelas single, gak kaya gue.”

“Gue gak mau cowok lain, gue maunya lo, Yan.”

“Sorry, gue masih ada urusan yang lebih penting dari pada ngobrolin hal yang gak penting sama lo.” Devian lalu pergi meninggalkan Marsha yang sedikit kesal.

Sebuah notifikasi masuk ke ponsel Marsha dia lalu membuka aplikasi chatnya dan membalas pesan kemudian pergi yang ternyata menghampiri Gilang yang sudah menunggunya di lobby. Lusi dan Indira yang baru keluar dari lift sedikit bingung ketika melihat Gilang dan Marsha.

"Sejak kapan Gilang kenal sama Marsha?"

"Itu cewek yang lo ceritain tadi?"

"Iya, Kak. Gue gak tahu kalau mereka saling kenal."

Merekapun melihat Gilang dan Marsha berjalan keluar lobby. Devian menghampiri yang lalu ditarik oleh Indira untuk mengikuti Gilang dan Marsha yang ternyata ke pelataran parkir menuju mobil Gilang.

"Kok gue kepo ya, Ndi."

"Lo mau ikutin mereka?"

"Kalian apaan sih? Gak usah mengurus urusan orang deh."

"Tapi Lusi ceweknya Gilang, Yan, kalau gue jadi dia, gue bakal ikutin mereka. Ayo cepat keburu mereka jauh, pakai mobil Ian saja, Kak."

Devian akhirnya mengikuti Lusi dan Indira yang pergi menuju mobil jeepnya lalu pergi mengikuti mobil Gilang.

***

"Itu kaya tempat karaoke ya?"

Devian menghentikan mobilnya di pinggir jalan setelah melihat mobil Gilang berbelok ke arah sebuah bangunan cafe dengan fasilitas karaoke di sebrang jalan dari tempat mereka.

"Gue gak pernah tahu kalau Gilang suka ke tempat begituan."

"Kita berpikiran positif saja ya, kalau mereka mau makan siang bukan melakukan hal-hal aneh.."

Lusi dan Indira sontak menatap Devian.

"Maksud lo?"

"Kalian gak tahu? Tempat karaoke kelas melati gitu bisa jadi ajang tempat melakukan hal-hal aneh, kaya mabok-mabokan atau.. hal nakal lainnya."

"Maksud lo mereka.."

"Ya gue gak tahu, kan gue bilang semoga saja mereka cuma mau maksi."

"Kita masuk ke sana."

Devian dan Indira pun berpaling menatap Lusi.

"Lo yakin, Kak? Untuk apapun yang bakal lo temui di sana."

"Gue yakin, Ndi, ayo, Yan, kita ke sana."

Devian menghela nafas. "Tapi jangan libatkan kita ya." Devian menyalakan mobilnya dan membawanya masuk ke tempat yang dimasuki oleh Gilang dan Marsha.

Mereka mengedarkan pandangan ke sekeliling cafe dan tidak mendapati Gilang ataupun Marsha. Devian lalu menuju sisi agak dalam dan menghampiri meja resepsionis diikuti oleh Indira dan Lusi.

"Mas, atas nama Gilang atau Marsha? Kita teman-temannya."

Seorang cowok menatap ketiganya dengan tatapan curiga namun dia memeriksa buku tamu dan menyebutkan nomor ruangan yang diisi oleh Gilang dan Marsha.

Indira menahan Lusi sejenak. "Lo yakin, Kak?"

"Gue yakin, Ndi, kalian ke mobil saja ya, biar gue urus sendiri."

"Tapi kalau lo kenapa-napa gimana?"

"Gue bakal teriak, kalian tenang saja." Lusi beranjak menuju bagian dalam bangunan sedangkan Indira dan Devian berbalik menuju mobil.

"Yan, Lusi bakal baik-baik saja kan?"

"Semoga, Ndi. Dan semoga dia gak mendapati Gilang lagi aneh-aneh."

Muka Indira terlihat cemas menatap pintu masuk cafe. Tangan Devian menggenggam tangannya dan mencoba menenangkannya.

Beberapa menit kemudian, Lusi keluar dari pintu dan langsung masuk ke mobil sambil menyuruh Devian cepat pergi dari sana. Tanpa bertanya lebih lanjut, Devian menyalakan mobilnya dan membawanya pergi yang sebelumnya dari spion tengah dia melihat Gilang muncul dari pintu masuk dan menatap mobilnya.

Devian membawa mobilnya kembali ke kampus karena mobil Lusi masih terparkir di sana. Di sepanjang perjalanan dia tidak berkata apa-apa dan mereka juga tidak menanyakan apa-apa. Tapi dari raut muka Lusi, tampak jelas ada sesuatu yang terjadi.

"Gue antar lo pulang ya, Kak."

Lusi tersenyum. "Gak usah, Ndi, gue bisa sendiri kok."

"Lo yakin, Lus?"

"Iya, Yan. By the way, makasih ya sudah mau antar gue."

"Kak.."

Lusi menepuk bahu Indira yang duduk di depannya. "Gue gak papa, Ndi. Bye, kalian hati-hati juga pulangnya ya." Lusi keluar dari mobil Devian dan pergi menuju mobilnya dan pergi, diiringi oleh mobil Devian.

"Pasti ada yang terjadi, Yan, cuma Lusi gak mau kita khawatir."

"Lo benar, Ndi. Tapi itu hak dia, selama dia gak mau cerita, kita gak bisa ikut campur."

Indira menghela nafas sambil terus menatap mobil Lusi yang berjalan di depan mobil mereka.

Gue pikir lo sudah berubah, Lang, tapi ternyata lo masih sama dengan kebiasaan buruk lo. Gue bersyukur Indira lepas dari lo. Dan mungkin gue juga bakal melakukan hal yang sama.

Lusi menghapus airmata yang mengalir di pipinya sambil fokus ke kemudi dan menghiraukan ponselnya yang terus berdering.

To be continued....

1
Zaza Eiyna
gilang vs Marsha
Yvonne Dumais
Episode nya tolong diterbitkan semua sekaligus donk...jangan satu2 setiap hari. terima kasih
Yvonne Dumais
episode nya tolong diterbitkan sekaligus semuanya donk....jgn satu persatu...terima kasih
Càröliné Gie White
Terimakasih bwt yang sudah baca story aku sampai sini... 🙏🥰
Putu Sriasih
Luar biasa
Càröliné Gie White
Jadi makin semangat buat up terus..
Càröliné Gie White
Iya kak, makasih buat supportnya ya 🙏
mustaqim jm
Masih baca sampe sini thor. semangat upnya
Pena Hitam
di ikalnin terus kak..
semangat yaa semoga booming
Galuh Jennaira
Mereka yang berantem, gw yang baper /Sob/
Galuh Jennaira
Ayo devian, buat indira jatuh cinta sama kamu
Galuh Jennaira
Bibit hadirnya pelakor
Galuh Jennaira
Devian cowok gentle bgt
mustaqim jm
Semangat upnya thor.
Pena Hitam
Bagus ko kak, penempatan kalimat maupun tanda baca juga tepat.
Cuma tambahan aja kak untuk dialognya di kurangi jd biar balance dengan penjelasan latar dll. Biar pembaca tidak bosan 🙏
Pena Hitam: sama-sama ka 🙏
Càröliné Gie White: Terimakasih kak masukannya..
total 2 replies
Càröliné Gie White
Selalu berusaha lebih baik dalam menulis.. Saran kalian amat sangatlah berarti.. Terimakasih sudah mampir utk membaca story aku..
Galuh Jennaira
Penggunaan gaya bahasa yang sederhana jd bisa dengan mudah diikuti.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!