NovelToon NovelToon
Menjadi Selamanya

Menjadi Selamanya

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:14k
Nilai: 5
Nama Author: Kiky Mungil

Divi hampir menyerah saat pengajuan pinjamannya ditolak, dengan alasan Divi adalah karyawan baru dan pengajuan pinjamannya terlalu besar. Tapi Divi memang membutuhkannya untuk biaya operasi sang ibu juga untuk melunasi hutang Tantenya yang menjadikan Divi sebagai jaminan kepada rentenir. Dimana lagi dia harus mendapatkan uang?

Tiba-tiba saja CEO tempatnya bekerja mengajak Divi menikah! Tapi, itu bukan lamaran romantis, melainkan ada kesepakatan saling menguntungkan!

Kesepakatan apa yang membuat Arkael Harsa yakin seorang Divi dapat memberikan keuntungan padanya? Lantas, apakah Divi akan menerima tawaran dari CEO yang terkenal dengan sikapnya dingin dan sifatnya yang kejam tanpa toleransi itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kiky Mungil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chap 25. Terpesona

Mereka sampai di pelataran parkir sebuah butik milik designer ternama, Divi sampai ragu untuk membuka pintu, dia menahan lengan Arkael sejenak sebelum Arkael keluar dari dalam mobil untuk bertanya.

"Apa nggak ada butik yang lain, ya, Pak?"

"Kenapa memangnya?"

"Harga disini pasti ajaib semua."

"Saya punya uang, kamu jangan khawatir, saya nggak akan menggadaikan kamu untuk bayar sewa gaun."

Divi berdecak. "Ya tapi kan sayang aja, Pak, uangnya, apa lagi ini semua hanya sandiwara. Mendingan uangnya buat nambahin bonus saya aja nanti akhir bulan."

Cetuk!

Divi meringis memegangi keningnya yang mendapatkan sentilan dari jari Arkael.

"Kenapa di kepalamu hanya ada uang?"

"Ya menurut Bapak kenapa?"

"Kamu tenang aja, Div, jangankan bonus, semua hartanya bisa menjadi milikmu kalau kamu jadi Nyonya sungguhan." Celetuk Bimo yang langsung dilempari pelototan super galak dari Arkael.

Kabuuuuur! Bimo langsung melarikan diri, keluar dari dalam mobil dan menghampiri Seli dan dua orang pelayan butik yang sudah menunggu kadatangan mereka di depan butik.

"Kenapa Pak Kael dan Nyonya Divi belum keluar, Pak?" tanya Seli.

"Lagi mesra-mesraan dulu sebentar." jawab Bimo asal nyeletuk saja.

Divi dan Arkael akhirnya keluar dari dalam mobil, dengan ekspresi yang sudah disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Alasan Bimo tadi jadi terdengar nyata.

Di dalam ruang fitting setelah selesai memilih-milih gaun, Seli dan satu orang pelayan dari butik itu membantu Divi mengenakan pilihan gaun yang pertama dari empat gaun yang menjadi pilihan.

"Wah!" Seli berdecak kagum melihat penampilan Divi yang elegan dengan gaun putih itu. "Lo-eh, Anda terlihat sangat cantik dan menawan, Nyonya." kata Seli dengan kalimat formalnya ketika mereka sedang tidak berdua.

"Tapi..." Divi terlihat tidak terlalu nyaman dengan bagian atas yang menurutnya terlalu terbuka, terlalu mengekspos bagian atas dadanya, dia merasa risi ketika pantulan cermin memperlihatkan sebuah belahan dari sesuatu. "Ini terlalu terbuka, aku nggak nyaman."

"Padahal itu membuat Anda terlihat seksi juga." Sahutan Seli sambut dengan cubitan gemas dari Divi.

"Aw!" Seli mengusap pinggangnya. "Tapi kita perlu minta pendapat Pak Kael dulu." Seli mengedipkan sebelah matanya.

"Ha? Ng-nggak usah! Ini terlalu terbuka, aku malu."

"Nggak perlu malu, Nyonya, Pak Kael pasti udah sering melihat yang lebih dari ini juga, kan?"

Astaga! Kenapa Seli jadi vulgar begini di depan orang lain. Pelayan butik yang membantu mereka jadi ikut senyum-senyum mendengar penuturan Seli.

Akhirnya demi sandiwara yang totalitas, Divi menahan rasa malu dan risinya dengan keluar dari uang fitting untuk - ceritanya - mendengarkan pendapat Arkael, sang suami.

"Wah!" Satu kata itu lolos dari bibir Bimo, dia tercengang melihat Divi dalam balutan gaun itu.

Lain halnya dengan Bimo yang ekspresif, Arkael hanya diam beberapa detik melihat tampilan Divi, tapi kemudian dia menyilangkan kaki, memalingkan wajah seraya berkata, "Apa kamu mau menggoda semua tamu? Ganti."

Divi menatap Seli dengan tatapan yang mengartikan, "Tuh kan!"

Tiga kali dia gonta-ganti gaun, semuanya membuat Divi malah diberikan pelototan tajam oleh Arkael lantaran, bagian punggungnya yang sangat rendah, atau belahan di bagian paha yang sangat tinggi, meski pun Bimo berdecak kagum dan mengakui Divi terlihat seksi dengan gaun-gaun pengantin itu. Tapi Arkael kok malah merasa jengkel dengan komentar-komentar Bimo, ada rasa tidak terima mendengar bagaimana Divi membuat pria lain tertarik pada penampilannya.

Hingga Divi akhirnya menyerah mencoba gaun-gaun pilihan Seli yang notabene temannya itu selalu memilihkan pilihan gaun dengan bagian-bagian terbuka, Divi memutuskan untuk memilih satu gaun, tidak terlalu mewah, tidak juga sederhana, namun cukup tertutup pada bagian dada, punggung, lengan atas juga kakinya, gaun itu melekat pas pada tubuhnya, mungkin pada bagian pinggang agak dikecilkan sedikit, dan pelayan butik cukup peka dan sikap menyelipkan pentul pada bagian yang diinginkan Divi untuk dikecilkan, setelah dirasa cukup, Seli melihat Divi malah dengan sorot mata berkaca-kaca, dia memeluk Divi.

"Sumpah, lo sempurna banget, Div!"

Divi keluar dari ruang fitting, Bimo melongo, mulutnya hanya terbuka tapi tidak berkomentar. Begitu pun dengan Arkael yang juga sedang menjajal tuksedonya. Matanya menatap lurus dan lekat pada Divi yang muncul dari dalam ruang fitting. Arkael membeku, namun sesuatu di dalam dadanya menyentak keras. Matanya terus menyorot Divi seorang seperti lampu sorot yang menerangi objek di atas panggung. Divi sangat mempesona dan membuat Arkael terpesona dengan brutal. Ribuan hasrat menyerang Arkael, mendorongnya untuk merasai kembali bibir mungil merah jambu itu, mendekap tubuh dalam balutan gaun putih yang membuat Divi terlihat seperti peri hutan. Dan yang paling gila, imajinasi terliar Arkael muncul dalam kepalanya.

"Ganti!" katanya kemudian. Satu kata itu sukses membuat Divi kehabisan kesabaran. Sejauh ini dia sudah bolak balik ganti gaun sebanyak lima kali, dan masih disuruh ganti. Apa yang salah kali ini dengan gaunnya? Jika gaun-gaun sebelumnya diganti dengan alasan terlalu terbuka, bisa Divi maklumi, tapi gaun yang ini sama sekali tidak terbuka, bahkan gaun ini terlampau sederhana untuk dipakai oleh pengantin dari seorang Arkael di sebuah acara resepsi megah.

"Mau ganti yang seperti apa lagi? Ini sudah tertutup. Lihat!" Divi protes sakin sebalnya dengan Arkael yang seolah mengerjainya. Lelaki itu pikir gonta-ganti gaun pengantin yang besar dan berat itu tidak menguras energi? Apalagi hanya untuk sekadar pernikahan palsu.

"Kamu terlalu mempesona, sayang." kata Arkael.

"Lalu, kamu mau aku pakai gaun yang seperti apa? Bukannya gaun-gaun pengantin ini dibuat memang untuk membuat pengantin wanita terlihat mempesona ya?"

"Apa kamu mau membuat semua tamu undangan laki-laki terpesona denganmu?" Nada cemburu terasa cukup pada suara Arkael, mungkin Divi tidak menyadarinya. Tapi tidak dengan orang lain yang ada disana.

"Apa sih?!" Protes Divi. "Kalau mereka terpesona, ya itu sebagai bentuk penghargaan untuk kamu dong!"

"Aku bilang ganti." kata Arkael dengan nada rendah. "Cari gaun yang lain." Kali ini dia memberikan titah pada Seli.

Divi berdecak sebal. "Carikan aku gaun yang tertutup dari kepala sampai jempol kaki sekalian, Sel!" kata Divi seraya menghentakkan kakinya kembali ke dalam ruang fitting.

"Dasar aneh! Apa sih maunya?! Dikirain nggak capek apa gonta-ganti gaun gede-gede dan berat begini?! Nyebelin!" Divi masih saja terus ngedumel sementara Seli dan pelayan butik masih di luar ruang fitting untuk mencarikan lagi satu gaun yang diinginkan Arkael untuk sang istri.

Suara pintu ruang fitting terdengar terbuka dan tertutup, Divi mendengkus, membuang napasnya dengan kasar karena kesabarannya mulai setipis tisu. Ia membungkuk untuk mengangkat bagian bawah gaunnya yang lebar agar dia bisa berjalan ke depan cermin.

"Apa kamu sudah dapat gaunnya, Sel? Mudah-mudahan Pak bosmu itu nggak nyuruh aku ganti lagi, kalau dia masih nyuruh aku ganti gaun, nanti resepsi aku pake kaos dan jins aja!"

"Kamu protes dengan keputusanku?"

Suara berat itu membuat Divi menegakkan tubuhnya yang berbalik badan untuk melihat kehadiran Arkael di dalam ruang fitting itu.

"Ap-apa yang kamu lakukan disini?" Divi melebarkan mata, kaget.

"Jadi kamu mau pakai kaos dan jins saja nanti?" tanya Arkael mengabaikan pertanyaan Divi.

"Ya kalau semua gaun disini nggak ada yang cocok sama saya." kata Divi dengan suara pelan dan kembali formal.

"Saya nggak bilang gaun-gaunnya nggak cocok sama kamu." Balas Arkael juga dengan suara pelan. Memastikan perbincangan mereka dalam mode formal tidak terdengar orang lain di luar ruang fitting.

"Lalu kenapa harus ganti-ganti terus?"

"Suka-suka saya."

"Dih! Kalo gitu Pak Kael aja nih yang pake gaun, biar bisa-hmmmp."

Hukuman atas segala ketidakpatuhan diterima Divi di dalam ruang fitting itu. Bibir Arkael mengunci gerakan bibir Divi yang melayangkan protes, wajah marah dan kesal Divi membuat Arkael tidak bisa untuk tidak memberikan gadis itu hukuman yang manis. Bibir maskulinnya menyesap bibir mungil dan manis milik Divi yang membuat hasrat Arkael menginginkan lebih, tapi kemudian sebuah gerakan tangan Divi yang mendorong dada Arkael menyadarkannya. Napas Divi terengah, pa gutan Arkael membuatnya nyaris kehabisan oksigen.

"Apa kamu sengaja protes pada keputusanku untuk mendapatkan hukuman?" Pertanyaan itu lolos begitu saja untuk menutupi hasrat yang menggebu dalam dadanya.

"Ap-apa? Enggak! Saya...saya..."

"Protes lagi?"

Divi merapatkan bibirnya, menjadikan kedua tangannya sebagai tameng di depan bibir seraya kepalanya menggeleng.

"Good." Arkael mengangguk kemudian melangkah mundur. "Ganti gaunmu." katanya sebelum keluar ruangan itu. Meninggalkan Divi yang mematung di dalam sana dengan jantungnya yang tidak baik-baik saja.

"Astaga, lipstik lo sampe belepotan gitu." Goda Seli dengan suara berbisik sambil membantu Divi melepaskan gaun.

Tujuh menit kemudian, Divi kembali ke luar dari ruang fitting, kali ini gaun yang dipilihkan adalah gaun yang biasanya dikenakan oleh pengantin perempuan yang berhijab. Jadi sudah dipastikan, tidak ada bagian yang terbuka dari leher, lengan, tangan, hingga ujung kaki. Tapi, justru itu membuat Divi terlihat begitu anggun.

Arkael benar-benar frustasi! Dan yang paling membuatnya frustasi adalah dia tidak tahu kenapa dia begitu frustasi.

"Kalo lo nyuruh Divi ganti gaun lagi, fix lo cemburu, man!" Bisik Bimo tepat di telinga Arkael.

Arkael menatap temannya itu dengan tatapan nyalang. Tapi buru-buru Arkael mengkondisikan kewarasannya.

"Please jangan suruh aku ganti baju lagi..." Pinta Divi dengan suaranya yang memelas.

"Oke. You look good." kata Arkael kemudian.

"Cuma good doang nih, Pak?" Celetukkan Seli sukses membuatnya mendapatkan tatajam tajam.

Setelah Divi dan Seli juga pelayan butik kembali ke dalam ruang fitting dengan perasaan lega karena akhirnya Divi mendapatkan persetujuan dari sang suami, Bimo malah terkekeh melihat ketegangan pada wajah temannya itu.

"I think you should release your junior in the toilet." Bisik Bimo.

"Shhhit!"

.

.

.

Bersambung~

1
Boma
😄😄ketauan boong,pasti kecelakaanya di sengaja
Boma
maksudnya ini apa ya,apa kecelakaan di sengaja biar divi maubalik lgi ke arkael
Muri
kok ada yaaa ayah bejat kaya gitu sama anak kandungnya sendiri.
Boma
mau ya divi moga kael mau nerima kamu sepenuhnya,walau pun kamu gak perawan lgi
Umie Irbie
yaaaah...divi udah ngg prawan sama ayah nya sendiri😏😫 kirain bisa di gagalin 😒😩 ternyata tetap di pake,😩😒😫 iyaaa itu mah ngg pantas untuk kael
Boma
ya ampun ayah kandung iblis itu mah
Boma
terus berjuang el,untuk meyakinkan divi
Boma
pasti divi salah paham,di kiranya akan mengakhiri pernikahan kontraknya
Boma
padahal kakek cuma ingin tau perasaan kael yg sesungguhnya
Boma
mending jujur aja divi,kalo perasaan itu ada,tapi sllu menepisnya,karna tak sepadan dgn arkael,moga kakek merestuimu divi
Boma
pasti rana,makin runyam
DwiDinz
Siapa tuh yg nguping? Rana atau divi? 🤔
Boma
kamu aja yg ambil,biar nanti terbiasa😄
Umie Irbie
kok ayah siiii thoooor 😱🤔🤔 punya
traumakah ????
Umie Irbie
othooooor random bangeeeet dewhhh,. masa rumahnya kael yg mewah ada tokek 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤪
Umie Irbie: wahhahahahahaha,. 🤣🤣🤣🤣🤣 di hotel pulaaaa 😒😒😒🤣🤪
Kiky Mungil: mending kalo di rumah, tapi ini di hotel kak, eh, tokeknya juga mau ikut bobo dihotel kayaknya 😅😅😅
total 2 replies
Boma
kirain ada yg ngetuk pintu,eh toke😄ada2 saja
Kiky Mungil: tokeknya jadi room service 😅
total 1 replies
Boma
apa dia bilang wc ya ujungnya😁
Umie Irbie
duuuuh,. bahasa inggris yaks😒😣 artinya apaan siii,. masa kudu copy paste dulu ke google transit 😏😣😒
Kiky Mungil: jangan kak...bahaya artinya 😋😋
total 1 replies
Umie Irbie
hahahaah,. baca nya sweet bangeeet siiiii 🤣🤭🤭
Umie Irbie
hahahaha,. hukuman nya kok enak sekali yaaaaa 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!