Aluna tiba-tiba diceraikan oleh suami nya Wardana, tepat saat anniversary pernikahan mereka yang ke 7 tahun. Padahal malam itu dijadikan Luna sebagai momen untuk membagi kabar bahagia, kalau ia telah sembuh dari sakit kanker yang menyerangnya selama 4 tahun terakhir.
Wardana mengatakan ingin menikahi Anita Yang sedang hamil anak kakak nya, Tapi fakta baru terungkap, keluarga Wardana menginginkan kematiannya, dapatkah Luna mengungkap tabir misteri yang keluarga Wardana sembunyikan?
Yuuk dukung karya terbaru aku.. jangan lupa subscribe nya ya..
karena subscribe kan kalian sangat berarti untuk menambah imun biar lebih semangat lanjutin cerita nya❤️🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanayaa Irany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
“Jadi kau anak om Darius?” Zaki dan Rima nampak kaget, bukan tentang harta yang saat ini mereka ributkan, tapi tentang hukum pernikahan Aluna dan Wardana. Ilmu agama mereka memang tak sampai kesana, tak sefasih itu.. tapi mereka juga tahu kalau pernikahan Aluna tidak benar.. Apa jadi nya jika benar Wardana dan Aluna saudara sepupu seAyah? Apa mereka tetap boleh menikah??
Rasa terkejut juga menyapa Aluna. Apa yang dia lakukan sampai dia terjebak dengan keadaan Yang begitu membingungkan seperti ini?? Belum hilang rasa terkejut nya dengan suami yang tiba-tiba menceraikan nya , ditambah fakta tentang suami yang meracuni nya, juga fakta tentang suami yang menikahi adik kandung nya.. Dan Sekarang dirinya mendapati fakta baru lagi tentang suami nya adalah sepupu nya sendiri. Jika orang saja bisa pusing dengan semua itu, apalagi Aluna yang mengalami nya.
“Ya aku anak Darius, tapi pengecut itu tidak berani mengakui aku!” kata Gemilang lagi, kalau saja dulu, Darius mau mengakui dan menyayangi nya seperti dia menyayangi Darwis dan Danu, mungkin... Rasa dendam ini tak kan separah ini. Gemilang paham betul seperti apa ibu nya di mata masyarakat. Terkenal suka menggoda suami orang! tapi jika Darius mau sedikit saja memberikan kasih sayang untuk nya semua itu tidak terlalu jadi pikiran Gemilang.
“Itu hanya cerita lama, Gem! Kakek nya Aluna yang membuat kesalahan, kenapa kau limpahkan pada Darwis dan juga anak-anak nya!”
“Karena aku mau mereka juga menderita!”
“Jangan seperti itu! kasihan mereka, yang tak tahu menahu soal masalah itu!” kata Pak Rima, mencoba membujuk Gemilang agar tak nekat melakukan sesuatu yang bisa membahayakan nyawa Aluna.
“Diam kau! bergerak satu langkah akan ku tembak Aluna!” Gemilang mengancam dengan suara lantang. Pelatuk pistol sudah ia tarik, dan siap menembak kapan saja.
Semua awas takut Aluna kenapa-napa, Aji memberi kode pada anak buah nya untuk menyerang Gemilang dan Wardana dari belakang. Mereka menurut dan langsung berjalan perlahan mendekati Gemilang dan Wardana. Begitu mereka sampai..
Bugh!
Bugh!
Satu tendangan masing-masing di bagian punggung dan kaki Gemilang serta Wardana, mereka limbung ke lantai namun pistol yang di pegang oleh Gemi masih on di tangan, tidak terlepas sama sekali.
Gemi dan Wardana masih mencoba melawan, tak hanya sampai disana, ternyata anak buah Gemilang juga sangat banyak. Mereka bahkan bisa mengalahkan anak buah Aji dalam sekejap, tak tinggal diam Angga juga berusaha membantu. Anak buah yang ia kenal sangat ahli bela diri pun ia turunkan untuk melumpuhkan Gemilang dan anak buah nya.
Angga, Aji dan Bintang ikut berusaha melumpuhkan mereka. Hingga pada akhirnya Wardana jatuh karena mendapatkan serangan bertubi-tubi dari Aji dan juga Bintang.
“Pukulan ini karena kau sudah menyia-nyiakan sahabat ku! Dan pukulan terakhir karena sudah meracuni Aluna bertahun-tahun!! semua ini masih belum sebanding dengan apa yang kalian lakukan pada Aluna!! Hanya karena Harta, jiwa dan hati nurani kalian telah mati!” papar Bintang menghajar Wardana dengan sekuat tenaga yang ia punya, kekesalan yang menumpuk selama ini karena tingkah menjijikan Wardana ia luapkan semua nya.
Tak ada ampun, Aji juga sama! Sejak lama ia melihat penderitaan orang yang dia cintai tanpa bisa melakukan apapun, ini saat nya Aji membalas kan semua nya. Gemi menyaksikan sendiri anak nya di hajar membabi buta oleh anak Rima dan Zaki. Dan itu membuat nya geram. Emosi Gemi semakin meningkat berkali-kali lipat.
Di saat itu lah, Angga menelpon Rudi untuk mengirimkan bantuan agar Gemilang bisa di amankan.
“Kurang ajar kalian semua! Biar ku bunuh saja anak sialan ini!” Gemi mengarahkan pistol nya ke arah Aluna dan siap menembak, dengan rasa kesal, marah dan benci.. Gemilang melepaskan satu tembakan tepat di kepala Aluna.
Door!
Semua orang langsung menoleh ke arah Aluna, tapi ternyata.. tembakan itu bukan mengenai Aluna melainkan Anita!
“Anita??” jerit Luna, ia menyaksikan sendiri kalau Adik yang selama ini hilang dari diri nya menghalangi peluru yang harus nya mengenai kepala nya berbalik jadi mengenai dada sebelah kiri Anita. Dan peluru itu tembus kebelakang punggung Anita.
Anita langsung terbujur kaku di depannya. Bintang dan Aji langsung menuju ke arah Aluna. Dan Angga langsung melumpuhkan tangan Gemilang menggunakan kaki nya, hingga pistol itu terjatuh. Dengan cepat Angga langsung mengambil nya.
“Brengsek! Jangan ikut campur urusan ku!” Gemilang mencoba meraih Angga, namun kalah cepat dengan Angga yang lebih dulu melumpuhkan dirinya dengan cara menginjak telapak tangannya. Disaat bersamaan, orang-orang dari pihak Rudi ternyata sudah datang. Mereka langsung mengepung Gemilang dengan senjata di tangan mereka.
“Tangkap pak Gemilang!”
“Baik!” jawab mereka, Gemilang langsung di bekukan, kedua tangannya di borgol.. Begitu juga dengan para anak buah nya dan juga Anak nya Wardana.
“Aku akan kembali dan membuat perhitungan pada mu, Angga! terutama kau Aluna! keturunan Kesuma harus habis tak bersisa,”
“Coba saja kalau anda bisa!” Jawab Angga.
Gemilang langsung di bawa ke kantor polisi , sedang Yang lainnya masih menangani Anita. Bintang memeriksa keadaan Anita, tapi sayang nyawa wanita itu tidak bisa di selamatkan. Anita pergi dengan menyelamatkan Kakak nya Aluna.
“Dia sudah meninggal, Lun!” kata Bintang pelan, meski dalam hati ia bersyukur kalau Aluna tak kenapa-napa. Anita sudah membuktikan kalau dia benar keturunan Kesuma. Kini Aluna benar-benar seorang diri di dunia ini.
“Tapi dia sedang mengandung, bagaimana keadaan anak nya?”
“Kita bawa kerumah sakit, aku harap anak nya masih bisa di selamatkan, meski ia harus terlahir prematur!”
“Iya Ayo!” Bintang dan Angga langsung membopong Anita ke dalam mobil, sedang Aji, pak Rima dan Pak Zaki membantu melepaskan Rantai yang mengikat tubuh Aluna. Setelah terlepas mereka juga langsung menyusul Angga dan Bintang kerumah sakit.
Sesampai nya dirumah sakit, jenazah Anita langsung diperiksa dokter kandungan, berharap anak itu masih bisa selamat. Anak Yang ada dalam kandungan nya masih bisa selamat.
Saat Anita tanpa memperdulikan nyawa nya sendiri mengambil alih tempat Aluna, ponsel Anita terjatuh. Dan hal itu sempat di lihat oleh Angga, dia pun mengambil ponsel Anita dan menyimpannya.
Aluna harap-harap cemas, apakah keponakan nya masih selamat atau tidak. Ia berharap dokter keluar dengan membawa kabar baik.
Setelah berkutat di meja operasi hampir 1 jam, ternyata saat keluar Bayi Anita tidak bisa selamat. Semua dikarenakan memang fisik sang ibu terlalu lemah, atau ada faktor lain yang membuat sang bayi memang tidak bisa bertahan meski sang ibu baru saja meninggal.
“Maaf dokter Bintang, bayi nya tidak selamat.. Tubuh nya membiru.. seperti nya sebelum tertembak, sang ibu sempat meminum racun!”
“Inalillahi..”
atau memang warfana kali ya