Alina harus menikah dengan laki laki yang usia nya jauh di atas nya karena sang kakak tiba tiba membatalkan pernikahan di saat acara akan di mulai.
demi nama keluarga, Alina merelakan masa muda nya dan menggantikan sang kakak untuk menikahi laki-laki yang bahkan tak ia kenal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 Berbelanja
Selesai membeli ponsel, Alina di ajak ke store baju dan di minta memilih baju baju yang ia inginkan.
" Mas, beneran deh. Aku gak usah di beliin baju. Lagian baju baju aku masih layak pakai kok! ". Kata Alina saat menyentuh salah satu baju dan tercengang dengan harga yang tertera.
Dua juta??!.
Bahkan Alina bisa membeli baju beberapa stel dengan uang segitu, tapi di sini. Satu baju memiliki harga yang sangat mahal. Ya meski kualitas dari baju tersebut tak bisa di ragukan. Tapi untuk Alina yang tak pernah berbelanja pakaian mahal, tentu saja merasa sayang jika uang dua juta hanya di gunakan untuk membeli satu baju.
" Bukan kah saya sudah bilang, seorang istri Surya Adipati Mahesa tidak akan mengenakan pakaian biasa saja. Lagipula baju baju mu sangat buruk dan ketinggalan jaman! ".
Alina tampak mengerucutkan bibir, suami nya memiliki mulut yang pedas. Meski apa yang di katakan memang benar.
Baju Alina memang terlihat ketinggalan jaman dan warna nya pun banyak yang sudah pudar karena sering di pakai.
Ingat kan, kalau Alina tak seperti dua kakak nya yang selalu di manja kedua orang tua nya.
" Ya sudah aku ambil baju ini tapi jangan kaget harga nya ya ! ".
" Hm! ". Dehem Surya singkat.
Lagi dan lagi, Alina di buat tak percaya dengan respon sang suami yang tampak cuek dan santai. Diri nya jadi berpikir, apa semua orang kaya begitu mudah mengeluarkan uang untuk kebutuhan pribadi mereka?.
Tapi jika di ingat ingat kedua orang tua nya selalu mewanti wanti diri nya agar berhemat, dan tak menghamburkan uang untuk membeli sesuatu yang tidak penting. Ya,,, contohnya beli baju. Alina harus memilih baju yang murah dan membeli nya di toko, bukan di mall.
" Bungkus semua pakaian terbaru untuk nya. Pastikan sesuai dengan umur nya!". Titah Surya pada pelayan yang sejak tadi mendengar ucapan Alina.
" Baik tuan! ". Beberapa pelayan membantu membungkus baju baju yang di minta Surya. Mereka tampak senang karena toko mereka di. borong dan tentu saja mereka akan mendapatkan bonus dari penjualan besar ini.
Alina hanya bisa menganga, sambil melihat beberapa pelayan yang sibuk mengambil koleksi baju baju baru yang semuanya memang sangat bagus dan cocok untuk nya.
Tapi apa harus semua nya, SEMUA NYA?.
" Mas, kamu beli baju mahal kayak beli permen tahu gak. Semua nya di borong! ".
" Hm ". Dehem Surya, tangan nya sibuk mengecek ponsel.
Alina hanya bisa menghela nafas panjang, sepertinya diri nya memang harus terbiasa dengan sifat cuek sang suami.
" Tapi makasih ya mas, udah beliin aku semua ini. Jujur aku belum pernah belanja sebanyak ini. Apalagi di belikan ponsel mahal! ". Kata Alina menatap Surya dengan wajah serius. Surya menoleh sejenak dan mengangguk.
Ingin rasa nya Alina berteriak di depan sang suami, agar merespon ucapan nya, bukan hanya ngangguk seperti mainan di dalam dashboard mobil. Tapi Alina mana berani, yang ada kualat nanti karena tidak sopan pada orang tua.
Eh...
Tak ingin mati gaya, Alina memilih memainkan ponsel baru nya. Gadis itu tampak antusias saat melihat fitur canggih dari ponsel yang baru di belikan sang suami.
Ya iya lah, nama nya juga ponsel mahal kan.
Cekrek
Cekrek
Alina berfoto selfi dengan ponsel tersebut dan puas dengan hasil nya yang sangat bagus.
" Emang ya ponsel butut akan kalah jauh jika di bandingkan dengan ponsel mahal. Pantes aja teman teman aku rela gak jajan dan milih nabung buat beli ponsel ini, rupa nya kamera nya sangat bagus dan jernih! ". Gumam Alina tapi masih bisa di dengar dengan jelas oleh Surya.
" Lihat deh mas, aku cantik kan di sini? ". Tunjuk Alina memperlihatkan hasil jepretan nya.
" Biasa aja! ". Singkat, padat, biasa aja.
" Huh,, percuma ngomong sama kamu. Gak ada manis manis nya! ". Ujar Alina cemberut.
Namun buru buru gadis itu merubah ekspresi, lalu mengarahkan ponsel nya ke depan.
" Mas gimana kalau kita foto bareng. Kita kan teman jadi gak apa apa dong, kalau foto bersama? ". Usul Alina dengan senyum lebar.
" Hm ". Alina pun tersenyum di depan kamera dan memotret nya.
" Mas senyum dikit bisa gak sih, nanti kalau ponsel baru ku rusak gimana karena kamu gak mau senyum dan terkesan melotot gitu, dengan wajah garang? ". Protes Alina saat melihat hasil foto barusan.
Surya hanya menaikan salah satu alis nya, mendengar ucapan konyol sang istri. Diri nya baru dengar jika ponsel akan rusak jika orang yang berfoto tidak mau senyum.
Ada ada saja Alina ini.
" Tuan semua nya sudah selesai di bungkus, dan ini kartu nya! ".
" Bisa antarkan ke alamat ini? ".
" Tentu tuan, kami akan mengantarkan ke alamat tersebut. Terimakasih sudah berbelanja di sini! ".
" Hm! ".
" Ayo! ". Alina bangkit dari duduk nya dan menyimpan ponsel nya, lalu mulai berjalan menyusul sang suami yang sudah lebih dulu berjalan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tak hanya membeli baju dan ponsel, Surya membelikan Alina sepatu, tas dan sandal juga aksesoris lain nya. Seperti perhiasan, jam tangan, jaket serta dalaman.
Semua kebutuhan Alina baru dan memiliki harga yang tidak main main. Alina hanya bisa pasrah, dan tak lagi menolak, meski ia merasa apa yang di lakukan Surya sangat berlebihan menurut nya.
" Mas aku lapar, boleh gak kalau kita makan dulu? ".
" Hm ". Surya kembali melangkah dan berhenti di sebuah restoran Jepang.
" Mas, aku gak mau ah makan di sini. Lagian perut ku nanti kaget makan makanan mahal seperti ini! ". Tolak Alina memberi alasan.
" Lalu kau mau makan apa? ". Tanya Surya, dan Alina tampak tersenyum penuh arti.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...