NovelToon NovelToon
Perjalanan Cerita Cinta Kita

Perjalanan Cerita Cinta Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Single Mom / Hamil di luar nikah / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Balas dendam pengganti
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

Arabella Brianna Catlin Hamilton saat ini tengah tersenyum sumringah dan perasaanya amat sangat bergembira.

Bagaimana tidak? Hari adalah hari anniversary kedelapan dari hubungannya dengan kekasih sekaligus teman masa kecilnya— Kenan Kelvin Narendra.

Namun, hatinya tiba-tiba hancur berkeping-keping ketika Kenan memutuskan hubungan dengannya tanpa alasan yang jelas. Kemudian, Bella mengetahui bahwa lelaki itu meninggalkannya demi wanita lain— seseorang dari keluarga kaya raya.

Karena tidak tahan dengan pengkhianatan itu, Bella menghilang tanpa jejak.

Dan enam tahun kemudian, Bella kembali sebagai seorang pengacara terkenal dan berusaha balas dendam kepada mereka yang berbuat salah padanya— keluarga si mantan.
**


Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30

Kenan mengernyitkan dahinya dan amarah dalam dirinya meluap. Jadi, orang itu tahu bahwa Stevia adalah putrinya dan mereka tetap berani menculiknya? Pasti kematianlah yang sedang mereka cari.

    "Siapa orang itu?." Tanya Kenan, rahangnya terkatup rapat karena marah. Tetapi dia tidak menyangka nama itu keluar dari bibir Dante.

    "Dia Sofia Vergara Alferd. Laporan yang aku terima dia mengancam Kak Bella dengan putrinya agar mereka pergi meninggalkan kota Brentwood."

    Kenan nampak terkejut mendengar hal itu. "Apa dia orang yang kamu tangkap itu bersedia menjadi saksi untuk melawannya?." Tanya Kenan.

    "Seperti sebuah kata bajingan itu bisa mungkin atau tidak mungkin menggigit lidahnya sendiri." Jawab Dante. "Awalnya, dia tidak mau mengaku sampai kami hampir menyiksanya mati. Sepetinya dia berhutang banyak pada keluarga Alferd, karena kalau tidak, mengapa dia bunuh diri demi menyelamatkan keluarga Alferd?."

    "Ya sudah, biar aku sendiri yang mengurusnya dan terima kasih atas bantuanmu." Kata Kenan sembari menyugarkan rambutnya kebelakang dengan kasar. Lelaki itu kemudian meraih kunci mobilnya dan pergi menuju kediaman Alferd dengan amarahnya yang membabi buta.

    Beraninya mereka menganggu keluarga Kenan?

   Kenan sudah merasa bersalah karena tidak ada untuk Bella dan putri mereka, sekarang insiden penculikan itu juga karena kesalahannya. Jika Sofia tidak tergila-gila padanya, maka hal ini mungkin tidak akan terjadi, bukan?.

    Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Kenan untuk akhirnya tiba di kediaman Alferd. Rumah besar itu adalah sebuah bangunan modern bergaya Yunani yang cukup besar untuk menampung kelurga yang beranggotakan dua belas orang. Meskipun, Sofia hanya tinggal bersama dengan ayahnya dan para pelayan mereka.

    Kenan menerobos masuk begitu saja, melalui pintu besar dan mendapati Adam Alferd yang kebetulan tengah berada di ruang tamu. Setiap kali Kenan melangkah, aura dominannya menyebarkan di tempat itu.

    Adam menelan salivanya, pandangannya tertuju kearah Kenan, mengambil beberapa langkah mundur sembari memperhatikan lelaki yang tampak seperti hendak membunuh seseorang. Kenan lebih muda dari Adam, tetapi dia begitu menakutkan sehingga dadanya terasa sesak meskipun hanya melihat tatapan tajam Kenan padanya.

    "T-tuan Kenan, betapa baiknya anda berkenan untuk mengunjungi kediaman kami—"

    "Aku tidak butuh basa basi, dimana putrimu?!." Tanya Kenan menyela perkataan Adam.

    "Dia ada diatas, biarkan saya memanggilnya." Balas Adam dengan hati-hati. "Tapi, kenapa anda ingin menemuinya?."

    "Kau akan memanggilnya atau tidak? Aku sendiri bisa berjalan keatas untuk menyeretnya kemari." Ancam Kenan, menyipitkan matanya kearah pria yang jelas-jelas terlihat sangat gugup.

    'Jadi, ayahnya juga terlibat?.' Batin Kenan.

    "Baiklah, beri saya waktu sebentar untuk memanggilnya." Kata Adam, lalu berjalan mendekati tangga dan naik keatas.

    Kenan mengepalkan tangannya, dahinya mengernyit karena marah. Ayah dan anak itu bagaikan parasit yang menempel di kulitnya dan seakan sulit untuk disingkirkan.

    Beberapa menit kemudian, Kenan suara langkah kaki dan dia pun mendongak, melihat Sofia yang berjalan kearahnya dengan gaun pendek yang memperlihatkan kaki jenjangnya. Dia memang seorang wanita yang cantik, tetapi bagi Kenan, wanita itu tidak bisa dibandingkan dengan cinta pertamanya— Bella. Satu-satu kesalahan yang di perbuat dirinya adalah berteman dengan Sofia karena ayah dari wanita itu, tetapi siapa yang jika akhirnya Sofia akan menjadi duri didalam kehidupan Kenan?.

    "Kenan, kamu datang untuk menemuiku?." Tanya Sofia dengan suara lembutnya sembari mengedipkan bulu matanya, menatap Kenan.

    "Kamu lebih delusi daripada yang aku kira... kamu tahu kenapa aku berada disini dan kamu masih berpura-pura bodoh, mungkin sebaiknya aku menyerahkan kamu pada penjahat supaya mereka menghukum mu daripada polisi, mereka hanya akan mengurungmu di penjara, tanpa hukuman yang berat." Desis Kenan.

    Mata Sofia terbelalak dan dia bergemetaran, ketakutan merayapi diri karena melihat kemarahan yang terpancar dalam diri Kenan.

    Sofia hendak buka suara untuk menyangkal pernyataan Kenan, tetapi lelaki itu lebih dulu menyelanya. "Aku tahu kamu menyingkirkan bukti dan anak buahmu bunuh diri seperti orang bodoh. Tapi, kamu akan tetap masuk penjara dan kamu akan mengakui kejahatanmu dengan sukarela, jika kamu tidak mau mengakuinya, aku akan meminta seseorang untuk memaksamu."

    "Apa?." Wajah sofia tampak pucat. Dia menggelengkan kepalanya berulang kali dan air matanya mengalir di kedua pipinya. "Tidak! Aku tidak mau masuk penjara! Aku bahkan tidak menyakiti anak kecil itu! Kenan, aku mohon. Maafkan aku, aku berjanji tidak akan melakukannya lagi."

    "Sudah terlambat.." Bentak Kenan dengan nada tajamnya. "Aku akan memastikan kamu membusuk di penjara sampai kamu melupakan kehidupan mewah yang sudah kamu nikmati sampai saat ini."

    Adam yang juga berada di ruang tamu, melihat jika ancaman Kenan benar tidak main-main. Butiran keringat membasahi dahinya saat dia berusaha memikirkan cara apa yang bisa dirinya lakukan untuk menenangkan Kenan. Pria paruh baya itu tiba-tiba melangkah didepan putrinya dan memukul wajah putrinya dengan cukup keras.

    Sofia menjerit dan jatuh kelantai, memegangi pipinya dan menatap ayahnya dengan tatapan tak percaya. Ayahnya belum pernah memukulnya selama ini.

    "Berlututlah dan mohon ampun pada Tuan Kenan! Apakah ayah selama ini terlalu memanjakan kamu, hah? Bagaimana mungkin kamu bisa melakukan hal yang mengerikan seperti itu? Kamu sangat membuat Ayah malu, Sofia!." Bentak Adam, ketika Sofia tidak bergerak sesuai perintahnya karena wanita itu masih sangat terkejut dengan perlakuan ayahnya, Adam mendekati dan memaksa Sofia untuk berlutut dihadapan Kenan.

    "Tuan Kenan, saya benar-benar minta maaf. Sofia sedikit tidak berpikir dewasa. Tapi, saya yakin dia tidak bermaksud apa-apa. Karena sudah hampir membahayakan keselamatan putri anda, saya pada anda untuk memaafkan Sofia kali ini dan saya akan melupakan hutang budi anda di masa lalu." Kata Adam menawarkan. "Selama anda melepas kesalahan Sofia, saya tidak akan pergi mengungkit balas budi itu lagi.... Saya akan lebih mengawasi Sofia dan menghukumnya atas kejahatannya."

    Kenan menyipitkan matanya, aura dinginnya jelas terpancar ketika dia seolah tengah mempertimbangkan sesuatu. Bajingan tua itu masih mencoba menggunakan hutang balas budi untuk melawannya.

    Kenan tidak menginginkan apa pun kecuali menghukum Sofia atas perbuatannya, tetapi ini juga merupakan kesempatan yang baik untuk sepenuhnya memutuskan hubungan dengan keluarga Alferd atas penawaran Adam dan Kenan menjadi tidak memiliki sangkut pautnya dengan mereka.

    "Baiklah, pastikan aku tidak akan melihat wanita ini berada didekatku atau keluargaku lagi. Lain kali jika terjadi sesuatu dan wanita ini menjadi dalang di balik kejadian yang tidak diinginkan, maka aku tidak akan ragu membuatnya membayar perbuatan nya." Kata Kenan, melayangkan tatapan tajam kearah Adam.

    "Ya, tentu saja! Dia akan dihukum mulai sekarang dan saya akan mengambil langkah tegas! Saya akan menjadi rumah ini seperti penjara untuknya dan saya memastikan jika dia akan mendapatkan pelajaran yang baik!." Kata Adam, tepat ketika sofia menghela napas lega.

    Kenan menatap keduanya dengan tatapan tajam dan berbalik pergi, hatinya terasa berat mengetahui jika dirinya sendiri telah membiarkan Sofia tanpa mendapatkan hukuman.

1
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Asyik banget, thor! Makin sering update dong.
Jayrbr
Gak sabar menunggu kisah selanjutnya. Aku ingin tahu apa yang terjadi berikutnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!