I'M The Male Antagonist'S Wife

...Aku ingin menjadi rumahmu ,tempatmu untuk kembali namun aku ragu jika aku bukan pilihanmu....

...~Ardelio~...

.......

.......

...✨✨✨...

Siang telah berganti malam, angin berhembus menerbangkan helaian demi helaian rambut hitam milik pria yang sedang duduk di balkon kamarnya.

Dia Ardelio, hawa dingin mulai menusuk kulitnya namun dia masih enggan meninggalkan balkon kamarnya, pikiran Ardelio melanglang jauh pada percakapannya dengan Ruby beberapa hari yang lalu.

Dia baru menyadari jika ancaman pembunuhan pada Ruby semakin tinggi dan itu membuatnya khawatir.

Hingga di tengah lamunannya, Pintu kamar miliknya terbuka menampilkan sosok Seno yang mengenakan kacamata.

Tap. Tap. Tap.

"Bang," panggil Seno saat tiba di hadapan Ardelio.

"Hm, siapa yang mengizinkan mu masuk tanpa mengetuk pintu, Sen?" tanya Ardelio tajam.

Seno menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

"Nggak ada sih, abisnya gue panggil-panggil, Bang Ar, nggak nyahut jadi gue langsung masuk takut terjadi apa-apa gitu."

Seno mengambil tempat duduk di hadapan Ardelio, mereka berdua sama-sama diam untuk beberapa saat hingga Seno mengeluarkan beberapa kertas yang dia bawa dari rumahnya.

Dia menyodorkan kertas tersebut pada Ardelio, "Ini hasil penyelidikan gue tentang orang-orang yang dulu lo minta, cuma petunjuk mereka sangat sedikit gue nggak bisa mengusut sampai akarnya."

Ardelio mulai membaca kertas tersebut, di sana tertera rekam jejak dari orang-orang yang bunuh diri saat di interogasi oleh Satria beberapa bulan yang lalu .

"Mereka semua anggota ZD, kita harus secepatnya menangkap pemimpinnya jika tidak maka nyawa Ruby dalam bahaya," ucap Ardelio setelah membaca semua laporan tersebut.

"Benar, Bang, btw gimana persiapan acara pernikahan kalian berdua? acaranya lusa kan?" tanya Seno penasaran.

"Sudah selesai semua, kamu tinggal urus keamanan saat acara besok lusa jangan sampai ada kegaduhan yang terjadi di sana , aku juga sudah mengabari Satria jadi kalian berdua standby di dekat Ruby," titah Ardelio tak terbantahkan.

Seno mengangguk menyetujui perintah Ardelio, acara pernikahan Ruby dan Ardelio merupakan hal yang paling bagus untuk para musuh menyerang mereka dan mungkin saja saat itu akan terjadi pertumpahan darah.

..._____________...

Di sisi lain markas ZD sedang mengadakan rapat dadakan yang di hadiri seluruh anggota organisasi tersebut termasuk ketua mereka.

ZD singkatan dari ZOUTLAWS DEVIL, organisasi yang sering terlibat dengan kejahatan seperti perampokan, narkoba, dan pembunuhan tak jarang juga mereka mengusik orang yang lemah hanya untuk bersenang-senang.

Mereka musuh bebuyutan dari Cruelest Devil, organisasi yang di pegang oleh Ardelio mereka masih sering berseteru namun belakangan ini mereka tidak mengusik Cruelest Devil, akan tetapi mereka menargetkan calon istri dari pemimpin Cruelest Devil.

Seperti saat ini mereka sedang berdiskusi dan merencanakan hal buruk pada Ruby.

"Kita harus menggagalkan pernikahan mereka! Jangan sampai pemilik kedua perusahaan raksasa itu bersatu, jika itu terjadi maka kita akan semakin sulit untuk membunuh mereka berdua," ujar ketua mereka.

"Tapi bagaimana caranya? Cruelest Devil pasti sudah memperkirakan tentang ini," ujar pria paruh baya yang duduk di samping ketuanya.

Pria yang mengenakan topeng tersebut berdecak sebal.

"Kau punya otak bukan? Harusnya kau pakai otak dangkal mu itu jangan seperti putramu Lucas yang bodoh itu, Zargo."

DEGH.

Zargo tertegun mendengar jika putranya ikut terlibat dengan organisasi gelap tersebut.

Zargo adalah salah satu dari sekian banyaknya anggota ZD, dia menjalin kerjasama dengan ZD sebelum Lucas dan dia tidak mengetahui jika putranya ikut terlibat.

"Apa maksud anda dengan putra saya? Sejak kapan anda melibatkan Lucas dalam organisasi ini?" sentak Zargo geram.

Pria tersebut mengangkat kedua bahunya acuh, "Coba kau tanyakan pada putramu sendiri, dia yang datang memohon padaku agar memasukan dia dalam organisasi ini."

Zargo menggeram marah, kedua tangannya mengepal erat urat-uray di lehernya terlihat menonjol.

"Pasti anda yang mengancam anak itu bukan! Anda sangat licik bajingan." umpat Zargo.

"Pfftt kau tau, Zargo, jika saya tidak licik maka organisasi ini tidak akan pernah ada dan kau tidak mungkin bisa bebas berselingkuh dengan putri tiriku, oh atau kau mau saya membongkarnya di depan istrimu hm?"

Ketua Zoutlaws Devil tak lain adalah Luke Amerson, dendam yang dia miliki pada Zamora Group semakin menjadi saat kerja samanya dengan Ruby di tolak, kini dia benar-benar ingin menghabisi Ruby dan merebut semua aset yang di miliki olehnya.

Sedangkan alasan Zargo masuk ke dalam organisasi milik Luke, awalnya karena dia tergiur dengan tawaran uang yang di janjikan oleh Luke hingga pada akhirnya dia terjebak dan membuat keluarganya terancam.

"Jangan main-main anda dengan keluarga saya brengsek, saya tidak akan tinggal diam jika anda mengusik mereka," tukas Zargo geram.

"Wow, saya jadi menantikan hal apa yang akan kau lakukan kedepannya," sahut Luke di selingi senyum smirk.

Zargo yang kesal memilih pergi dari ruangan tersebut, Luke hanya tertawa remeh melihat kepergian Zargo.

Dia kembali pada rapat yang sedang mereka bahas, hingga pada akhirnya keputusan yang cukup ekstrim mereka ambil.

Namun salah satu dari anggotanya ada yang tidak setuju dengan rencana ketua mereka, karena konsekuensinya tinggi dimana identitas ketua mereka akan ketahuan.

"Tapi, Tuan, jika anda melakukan hal itu maka mereka akan mengetahui siapa anda sebenarnya ," ujar salah satu anggota ZD.

"Kalian tenang saja karena saya juga sudah muak menutupi identitasku, sekarang waktunya kita menyerang mereka secara langsung , mereka hanya remahan sampah yang menghalangi jalanku dan mereka tidak memiliki pegangan kuat untuk melawanku jadi semua akan tetap aman!" sahut Luke enteng.

Dia belum tau jika bukan hanya mereka yang sudah bersiap untuk bertarung, namun Ruby atau pun Cruelest Devil sudah siaga dan menantikan kemunculan perdana dari ketua organisasi ZD tersebut.

...___________________...

Di sisi lain Satria sedang mengintai kediaman seseorang atas perintah Ruby, dia sudah standby di atas pohon dekat rumah itu selama lima belas menit.

Beberapa menit kemudian ada satu mobil mewah berwarna gelap yang sedang memarkirkan mobilnya di belakang kediaman tersebut, tak berselang lama dari mobil itu keluar seorang pria paruh baya yang tak lain adalah Zargo .

Satria mengeluarkan teropong kecil yang sudah dia siapkan sebelumnya, dia memperhatikan pergerakan Zargo hingga selang beberapa detik muncul seorang gadis dari pintu belakang yang langsung berlari dan memeluk tubuh Zargo.

Pelukan tersebut lama-lama berubah menjadi ciuman panas, Satria yang melihat hal tersebut bergidik ngeri.

Dia menggelengkan kepalanya pelan, "Anj** banget dah, mereka lupa umur apa emang nggak ada otak? Bisa-bisanya mereka ciuman di tempat kaya begini."

Beberapa saat kemudian Satria kembali melihat Zargo dan gadis tersebut memasuki mobil, mau tak mau Satria pun harus mengikuti mereka.

Dia turun dari pohon dan berlari menuju motornya yang terparkir tidak terlalu jauh dari tempatnya tadi.

Satria mengikuti mobil milik Zargo hingga tiba di sebuah apartemen yang cukup mewah, karena Satria juga tinggal di salah satu unit apartemen tersebut.

"Lah ngapain mereka ke daerah apartemen gue?" bingung Satria.

Dia melihat Zargo dan gadis itu keluar dari mobil, Satria melepas helm full face dari kepalanya dia lalu menghubungi Ruby.

Drrrtt. Drrrrt. Drrrtt.

Klik.

"Halo, Nona," sapa Satria ketika telfon telah terhubung.

"Hm, ada apa?"

"Nona, saya ingin melapor, Zargo dan Senna Amerson memasuki daerah apartemen yang saya tinggali," ujar Satria.

"*Bagus, dengan begitu kau akan lebih mudah memantaunya, jika bisa dapatkan bukti lebih akurat lagi agar nanti mereka tidak bisa mengelak lag*i,"

"Baik, Nona."

Sambungan telfon di matikan secara sepihak oleh Ruby. Satria menarik salah satu sudut bibirnya ke atas, dia memasukan ponselnya kembali ke dalam saku lalu dia mulai melangkah membuntuti Zargo dan Senna menuju salah satu unit apartemen tersebut.

... ...