🥉Juara 3 lomba Wanita Kuat.
IG= Erna Less22
FB= Erna Liasman
EKLUSIF HANYA DI NOVELTOON, JIKA ADA DI TEMPAT LAIN ATAU DENGAN AKUN BERBEDA BERARTI PLAGIAT! LAPORKAN!!
Dewi Maha Putri adalah nama seorang wanita yang jago bela diri, kuat, tangguh dan dingin, ia punya pengikut yang banyak. Ia sudah terkenal di penjuru dunia. Siapa yang tidak mengenalnya?
Ia sering mengikuti kompetisi-kompetisi bergengsi Internasional, bahkan tuan rumah di setiap Negara memanggilnya master. Baik itu preman jalanan, geng kecil maupun besar menjulukinya sebagai Dewi pembunuh, karena ia sangat kejam. Ia bahkan pernah mengusir teroris dari suatu negara di pukul mundur di buatnya dan ia juga pernah membantai bos mafia besar hanya dengan dirinya sendiri.
Sayangnya, ia mati di jebak oleh musuhnya yang tidak ia kenali. Akan tetapi di dalam mobil itu ternyata terpasang bom alarm, di situlah ia mati dengan tragis.
Dewi di beri kesempatan kehidupan kedua dan ia pun berpindah ke tubuh seorang gadis malan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
Jam sudah menunjukkan pukul 18:20 menit.-
Tririt!
Tririt!
Tririt!
Sebuah pesan masuk di ponselnya dan kiriman itu dari Zeiro lokasinya saat ini.
Dewi mengunci kamarnya lalu menindihkannya lagi dengan meja.
Dewi membuka jendela lalu melihat kiri dan kanan memastikan jika tidak ada orang. Ia pun melompat turun dan pergi meninggalkan rumah tersebut.
Dewi pergi ke lokasi yang di kirim Zeiro dengan maraton.
Dewi melewati 3 orang pria yang sedang nongkrong di jalanan sambil merokok dan minum tuak.
"Eh ada cewek tuh," ucap pria itu memberi kode.
"Ayo kita ikutin," ajak temannya.
Dari belakang 3 pria yang mengikuti Dewi, akan tetapi Dewi tidak mempedulikannya dan ia terus lari.
Ketiga pria itu juga berlari mengikuti Dewi dan menambah kecepatannya dan menghalangi jalan Dewi. Dewi terpaksa berhenti.
Ketiga pria itu tersenyum mesum melihat Dewi dan menjilat bibirnya.
"Menjijikkan!" ucap Dewi ketus.
"Kau sangat cantik, maukah pergi bermain dengan kami? Kami pasti akan memuaskan mu," ucap pria itu menaikkan sudut bibirnya bagian kanan.
"Kalian sungguh ingin bermain denganku?" tanya Dewi bercekak pinggang.
"Iya, iya kami mau," ucap ketiga pria itu mengangguk senang.
"Ayo, kalian mau pergi ke tempat mana, saat ini aku memang butuh teman untuk mengajak mengobrol," ucap Dewi tersenyum ramah.
"Ayo ikut kami," ucap pria itu dengan wajah memerah, di dalam pikiran mereka sudah banyak yang akan mereka lakukan nanti.
"Bagaimana jika tempat sepi, apa ku suka?" tanya salah satu pria itu mendekati Dewi.
"Itu memang tempat yang seru, awalnya aku memang ingin mengajak kalian ke sana," jawab Dewi.
"Wah, pas sekali ya, emang mungkin isi pikiran kita sama," ucap pria itu tersenyum malu-malu.
"Pikiran kita berbeda, kalian ingin membawaku ingin melakukan hal menjijikkan! Sedangkan aku akan membuat kalian menjadi sarung tinjuku, itung-itung latihan," ucap Dewi dalam hati.
Sampai tempat yang mereka maksudkan, tempat itu sangat sepi satu orang pun tidak ada.
"He-he-he, kita sudah sampai, jadi mari kita lakukan," ucap pria itu mengerakkan jari-jari tangannya bersiap menerkam Dewi.
"Baik, mari kita lakukan," ucap Dewi yang melayangkan tendangannya di kepala pria itu hingga ia terjatuh, Dewi melangkahi pria itu lalu menginjak kepala pria itu lalu menghantam perutnya beberapa kali sehingga mengeluarkan darah dari mulutnya.
Melihat temannya di hajar Dewi, kedua pria itu langsung menangkap tangan Dewi, Dewi mengangkat tangannya membuat mereka juga terikut, ia langsung menghempasnya ke tanah, menghajar wajah pria itu berkali-kali, temannya juga, Dewi menarik tangannya lalu memutarnya kebelakang dan mematahkannya.
Krak!
"Aaaaaaaa!" teriak pria itu kesakitan.
"Kalian menggoda orang yang salah, rasain tuh akibatnya," ucap Dewi pergi meninggalkan mereka, dan ia keluar dari gang dan kembali meraton.
Perjalanan yang cukup jauh itu, Dewi pun sampai di lokasi yang di kirim Zeiro. Yaitu sebuah rumah tradisional yang masih memelihara keasriannya.
Karena lelah berlari, Dewi duduk di anak tangga sambil melihat sekitar, udaranya cukup dingin juga karena angin malam dan pakaian olahraga Dewi tidaklah terlalu tebal.
"Kenapa lama sekali?" tanya suara seorang pria dari belakang mendekat. Dewi melihat kebelakang dan mendapati Zeiro dengan pakaian karate.
"Aku ke sini dengan meraton, bisakah aku berikan air minum dulu?" pinta Dewi.
"Kau mau minum apa?" tanya Zeiro.
"Terserah, asalkan bukan air kencingku," sahut Dewi. Zeiro menutup mulutnya tertawa.
"Ambilkan air mineral dulu sana," ucap Zeiro menyuruh asistennya.
"Baik Tuan," angguk asisten kembali ke dapur.
Zeiro menuruni anak tangga dan duduk di sebelah Dewi.
"Ini Nona, minumannya," ucap asisten Zeiro memberikan satu botol air mineral dingin.
"Terima kasih," ucap Dewi menerimanya lalu meneguk air minumnya.
"Kamu sudah punya pacar?" tanya Zeiro.
Dewi tersedak dan menyemburkan air dari mulutnya. Matanya berkedip-kedip.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Zeiro memegang bahu Dewi.
"Aku baik-baik saja," jawab Dewi mengangguk menyeka mulut dengan punggung tangannya.
"Aku sendiri binggung mau jawab apa, jiwaku memang punya pacar, tapi tubuh ini tidak," ujar Dewi dalam hati.
"Lupakan saja pertanyaan ku tadi, apa kamu sudah makan?" tanya Zeiro mengalihkan pembicaraan.
"Sudah, kau apa sedang latihan?" tanya Dewi.
"Iya, bagaimana jika kita latihan? Aku melihat kau sangat antusias melawan para musuh-musuh itu, jadi aku ingin merasakan bagaimana sepak terjang mu," tantang Zeiro.
"Kau serius? Tidak takut jika tiba-tiba aku tak sengaja mematahkan lehermu?" tanya Dewi menatap Zeiro sayup.
"Kau pasti bisa mengendalikan kekuatanmu karena aku bukan musuh mu," ucap Zeiro berdiri dan menaikkan anak tangga.
Dewi berdiri mengikuti Zeiro dan mereka masuk ke dalam sebuah ruangan yang cukup luas untuk tempat bertarung.