Sofia Anderson lahir dari keluarga kaya raya namun ia di besarkan dan hidup sederhana bersama seorang pria yang menculiknya sewaktu masih kecil karena sebuah dendam masa lalu.
16 tahun kemudian sang penculik mulai menyadari kesalahannya dan ingin menyerahkan Sofia pada orang tua kandungnya. Lantas memindahkan gadis itu ke universitas milik keluarganya berharap ada keajaiban disana.
Namun tingkat sosial yang berbeda membuat Sofia mendapatkan banyak sekali bullyan dari teman-temannya, belum lagi ayah angkatnya (sang penculik) yang tiba-tiba menghembuskan napas terakhirnya sebelum mengatakan rahasia yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~35
"Tuan, sepertinya anda terlalu banyak minum." ucap Sofia lalu segera beranjak dari sebelah pria yang sedang menggodanya itu.
Sofia menyadari pekerjaannya saat ini memang rentan dengan godaan para pria hidup belang dan oleh karena itu ia selalu waspada untuk melindungi dirinya sendiri.
"Meski aku terlalu banyak minum tapi aku mengatakan dengan sangat sadar nona, ayolah jadi wanita simpananku. Uangku banyak, berapa pun yang kamu minta akan ku berikan." ulang pria itu lagi.
"Maaf tuan, saya tidak bisa." tegas Sofia lantas berlalu menjauh, namun lengannya langsung di tarik oleh pria itu hingga kini ia terduduk di kursinya kembali.
"Dasar pelayan sok jual mahal, berapa hargamu katakan saja !!" ucap pria itu seraya mencengkeram lengan Sofia dengan kuat hingga membuat gadis tersebut meringis kesakitan, tapi tak berselang lama sebuah pukulan tiba-tiba mendarat di tubuh pria itu hingga jatuh di atas lantai.
"Dasar bajingan, jika kamu menginginkan seorang wanita pilihlah di antara mereka semua tapi jangan mengganggunya." ucap Aril seraya menunjuk ke deretan wanita penghibur yang sedang duduk menunggu sang pelanggannya.
"Astaga tuan Aril, sepertinya kau juga mengingkan pelayan itu." ledek pria tersebut seraya beranjak bangun, darah segar pun nampak menghiasi sudut bibirnya akibat pukulan keras Aril.
"Bedebah !!" Ariel yang sedari tadi menahan emosinya kembali menghujami klien bisnisnya tersebut dengan beberapa pukulan hingga membuat suasana club malam pun seketika menjadi heboh.
Setelah pria itu hampir tak sadarkan diri, Ariel segera menarik tangan Sofia lantas membawanya keluar dari tempat tersebut.
"Astaga Sofia, ini hari pertamamu bekerja tapi sudah membuat ulah jadi jangan pernah kembali ke sini lagi." teriak sang manager saat berpapasan dengan gadis itu.
Namun Ariel nampak tak peduli, pria itu terus saja membawa gadis itu melewati lorong menuju arah keluar club.
James yang masih di dalam club malam tersebut nampak menghela napas panjangnya saat melihat tadi bagaimana calon menantunya itu sangat emosi hanya karena seorang gadis apalagi gadis itu cuma seorang pelayan bar.
Lantas pandangannya beralih ke arah pria yang hampir sekarat itu yang kini nampak di bantu oleh para klien bisnisnya untuk bangun.
"Saya membatalkan kesepakatan bisnis ini, karena saya tidak suka bekerja sama dengan pria yang sama sekali tak menghargai seorang wanita." tegas James seraya merobek surat perjanjian bisnis yang baru saja mereka sepakati.
"Tapi tuan..."
James yang muak dengan perbuatan mereka segera beranjak dari duduknya tak peduli para kliennya itu melayangkan protes.
Sementara Ariel dan Sofia yang kini telah meninggalkan club malam tersebut, nampak berada di pinggir jalan.
"Lepaskan aku !!" Sofia langsung menghempaskan cekalan tangan pria itu.
"Kau telah membuatku di pecat di hari pertamaku bekerja." sinis Sofia kemudian.
"Jadi seperti itu caramu berterima kasih pada seseorang yang menolongmu ?" timpal Ariel menanggapi.
"Aku bisa melindungi diriku sendiri dan janganlah bersikap sok baik padaku padahal itu hanya sebuah kepalsuan." sinis Sofia lagi.
"Aku tak mengerti dengan yang kamu bicarakan." timpal Ariel dan bersamaan itu sebuah mobil nampak berhenti tiba-tiba di dekat mereka.
"Sofia, Ariel ?" panggil Daniel saat baru membuka pintu mobilnya.
"A-apa yang kalian lakukan di sini ?" imbuhnya lagi seraya menatap ke arah Ariel dan Sofia bergantian.
"Dan, bisa antar aku pulang ?" mohon Sofia kemudian.
"Kau pulang bersamaku." tegas Ariel seraya mencekal tangannya, namun gadis itu kembali menghempaskannya.
"Lepaskan, aku akan pulang bersamanya." ucapnya lalu segera berlalu menuju mobil Daniel.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan kalian sebelumnya, tapi Sofia akan pulang bersamaku Ar." timpal Daniel seraya menatap ke arah sahabatnya itu.
Kemudian pria itu segera berlalu menuju mobilnya dan segera pergi meninggalkan tempat tersebut.
"Sial !!" umpat Ariel kemudian.
Keesokan harinya.....
Pagi itu Sofia terlihat sangat letih sekali, semalam hampir pukul 3 pagi sampai di rumahnya lalu ia beristirahat sebentar dan keesokan harinya harus bangun untuk pergi bekerja.
Hari ini ia harus memastikan jika CEO di tempatnya adalah tuan muda SG yang selama ini membuat hidupnya kesulitan.
"Sofia, apa kamu kurang tidur ?" ucap Juan saat melihat wajah lelah gadis yang baru datang itu.
"Hm." Sofia mengangguk kecil.
"Baiklah, nanti kamu beristirahatlah sebentar setelah meeting. Biar aku yang akan mengerjakan sebagian pekerjaanmu." tukas Juan kemudian.
"Terima kasih Juan, kenapa kamu baik sekali padaku ?" ucap Sofia yang tak bisa lagi berkata-kata karena kebaikan pria itu maupun Lucy sang kekasih, ia seperti mempunyai keluarga baru setelah mengenal mereka.
"Kamu sudah ku anggap seperti adikku sendiri Sofia, sebab satu-satunya adikku telah meninggal tahun lalu karena sebuah kecelakaan." ujar Juan dengan wajah sedihnya.
"Aku turut berduka, Juan." timpal Sofia kemudian.
"Tidak apa-apa lupakan saja, ayo masuk sebelum nona Brigitta datang dan memberikan kita kuliah gratis." ucap Juan yang langsung membuat Sofia terkekeh.
Beberapa saat kemudian mereka telah sampai di ruangan atasannya tersebut, ruangan yang lumayan besar yang setiap pagi selalu di gunakan untuk breafing para karyawan bagian kebersihan kantor tersebut.
"Aku mendapatkan kabar jika CEO akan datang ke sini pagi ini dan mungkin sekarang sudah berada di perjalanan." ucap nona Brigitta yang langsung membuat ruangan meeting tersebut menjadi heboh.
Karena tak biasanya CEOnya itu datang ke kantor cabang di pagi hari, biasanya hanya sore hari lalu tak berapa lama kembali pergi.
Apa CEOnya itu akan berkantor seharian di sini? mereka nampak saling menghela napas mengingat bagaimana perfectnya putra dari pemilik perusahaan tersebut dan sedikit pun tak mentolerin sebuah kesalahan.
Sementara Sofia yang sedari tadi mendengarkan tiba-tiba penasaran dengan CEOnya tersebut, apa benar jika pria itu adalah tuan muda SG dan sepertinya ia harus membuktikannya.
"Semua karyawan di sini akan menyambut kedatangan beliau di lobby kecuali kalian semua, sebisa mungkin jangan perlihatkan wajah kalian pada CEO. Mengerti !!" ucap nona Brigitta menjelaskan.
"Baik, nona." ucap mereka semua.
"Bagus."
"Oh ya Lucy, apa ruangan CEO sudah kamu pastikan bersih dan rapi ?" imbuhnya seraya bertanya pada Lucy.
"Sudah nona Brigitta, kemarin sebelum pulang aku sudah membersihkannya dan tadi pagi pun aku sudah mengeceknya." terang Lucy kemudian.
"Kerja bagus, Lucy." puji nona Brigitta.
"Sekali lagi ku tegaskan jangan pernah mencari muka atau gara-gara saat ada CEO, mengerti !!" imbuhnya dan kali ini wanita itu melirik ke arah Sofia.
"Mengerti nona Brigitta." ucap mereka semua.
Beberapa saat kemudian breafing pagi itu di bubarkan dan semua karyawan kembali bekerja ke area masing-masing.
"Aku harus mencari cara agar bisa melihat kedatangan CEO." gumam Sofia seraya keluar dari ruangan tersebut, namun tiba-tiba nona Brigitta memanggilnya hingga membuatnya kembali berbalik badan.
"Sofia, kamu mendengar perkataanku? ingat jangan pernah mencari masalah lagi jika masih ingin bekerja di sini." tegas wanita itu yang langsung di angguki oleh Sofia.
"Baik, nona Brigitta." sahut Sofia.
"Tapi jika CEO itu adalah tuan muda SG tentu saja aku akan mencari masalah dengannya, enak saja dia memeras keringat karyawan tanpa imbalan yang pantas. Dasar CEO tak berperasaan."
Imbuh Sofia seraya melangkah meninggalkan ruangan atasannya tersebut.