"sudah aku katakan sedari dulu, saat aku dewasa nanti, aku akan menjadikan kakak sebagai pacar, lupa?" gadis cantik itu bersedekap dada, bibirnya tak hentinya bercerocos, dia dengan berani masuk ke ruang pribadi pria di depannya.
tidak menjawab, Vallerio membiarkannya bicara seorang diri sementara dia sibuk periksa tugas para muridnya.
"kakak.."
"aku gurumu Au, bisa nggak panggil sesuai profesi gitu?"
"iya tahu, tapi kalau berdua begini nggak perlu!"
"sekarang kamu keluar!" ujar Vallerio masih dengan suara lembutnya.
tidak mengindahkan perintah pria tampan itu, Aurora malah mengikis jarak, dengan gerakan cepat dia mengecup bibir pria itu, baru berlari keluar.
Vallerio-Aurora, here!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pulang dengan Cava
jam pulang
Aurora keluar dari dalam kelas dengan langkah malas. Caca masih mengandeng tangannya, berjalan menuju parkiran.
"heuhhh, pak Joko mana?" gumannya tak kala dia tidak melihat mobil pak Joko. Mata Aurora mencari cari, tapi tak kunjung kelihatan.
"kenapa bengong? lihat siapa?" tanya Caca yang masih belum paham dengan kebingungan sahabatnya.
"mobil Ca,, pak Joko belum terlihat, apa mungkin terjadi sesuatu ya sama dia?" pikirannya terlalu jauh, hal itu wajar saja, karena tidak biasanya pak Joko telat menjemputnya. Biasanya pria tua itu akan datang lima menit lebih awal sebelum lonceng pulang berbunyi.
"kalau pak Joko tidak datang, kamu bisa nebeng dengan mobil saya, tuh papa udah datang jemput.." ujar Caca dengan nada mengajak, Aurora menggeleng pelan, kemudian fokus pada ponselnya untuk menghubungi pak Joko.
"kamu duluan aja Ca, ini aku lagi hubungi pak Joko, mungkin saja dia masih di jalan, kena macet atau apalah.."
"oh gitu,, jadi aku duluan nih! Nggak apa apa di tinggal sendiri? Atau aku nunggu disini sampai pak Joko datang, gimana?" tawar Caca tak enak hati meninggalkan Aurora berdiri di gerbang.
"hmm, pulanglah duluan, aku nggak apa apa!" memberi senyum lembutnya, mengisyaratkan pada Caca untuk pulang duluan
"ya udah, aku duluan! Byeee sayangku..."
"bye byee Caca, ketemu besok ya!!" Caca berlalu, menuju mobil jemputannya.
...----------------...
Aurora mondar mandir tak jelas, sesekali dia mengajak bicara pak Satpam yang sejak tadi menemaninya menunggu.
"nona, mending pesan taksi online saja, pak Joko bisa saja sedang sibuk!" saran pria itu dengan sangat hati hati.
Udah hampir lima belas menit Aurora disini, tapi pak Joko tak kunjung terlihat.
"tapi aku tidak terbiasa naik taksi online pak, takut ah" jawab Aurora yang memang rada takut, apalagi jika pulang seorang diri.
Kembali menghubungi sopirnya, di telepon ke berapa kali, barulah pak Joko menerima panggilan darinya. Suara pria itu sedikit gemetar, mungkin takut di marahi tuan putri tersebut.
"pak, bapak dimana?" tanya Aurora masih dengan nada yang dia tahan, emosi memang, tapi dia berusaha mengendalikan diri.
"nona, maafkan saya, saya tidak sempat memberitahu nona sebelumnya, saya sedang berada di rumah sakit non, istri bapak drop dan di larikan ke rumah sakit satu jam yang lalu, maafkan saya nona, tapi saya akan jemput nona sekarang, tung__"
"tidak usah pak, bapak temani saja bibi disana, aku pulang sendiri, atau minta Deddy yang jemput" ujar Aurora.
"makasih non, sekali lagi maafkan saya.."
"iya pak,, lagian bukan kemauan bapak juga kan,, Rora doakan semoga bibi cepat sembuh ya pak!!" Tak lama setelahnya, Aurora mematikan sambungan telepon itu. Mencari nomor deddynya, saat Aurora hendak menghubungi, suara Cava yang berumur saja sampai di parkiran kini terdengar.
"Rora, kamu belum pulang?" tanyanya. Jelas saja belum, orang Aurora masih berdiri diam disana.
"pak Joko tidak datang jemput, Cava.." jawab Aurora.
"ya udah, pulang bareng aku aja,, sini!!" Cava menepuk belakang motornya, meminta gadis itu untuk ikut pulang bersamanya saja.
"tapi kita berbeda arah" jawab Aurora tak enak hati, tapi tetap menghampiri bahkan sudah duduk di belakang pria itu.
"aku antar pulang, sudah siap?" Cava memastikan lebih dulu, Aurora mengangguk mantap. Cava melajukan motor gedenya meninggalkan area parkiran.
.
.
"setelah makan bersama, mereka juga pulang bersama??" Vallerio mendumel dalam hati saat melihat Aurora nebeng bersama Cava. Ya, semua itu tak luput dari pandangannya saat sudah keluar dari ruang guru.
dia hanya terlambat beberapa detik, harusnya Aurora pulang bersamanya tapi duluan Cava.
Berjalan menghampiri mobilnya, Vallerio mengejar motor Cava yang sudah melesat jauh.
"tidak bisa di percaya,, baru kemarin terlihat bucin sama aku, kini sama bocah itu!!" entah kenapa, Vallerio merasa tak terima dengan sikap Aurora. Dia seperti di mainkan oleh anak kecil, saat sudah mulai membuka hatinya, Aurora seperti itu, sungguh suatu hal yang sangat tidak dia inginkan.
Hingga tak lama kemudian, dari jauh Vallerio bisa melihat motor Cava yang berhenti di depan supermarket. Aurora turun, berjalan masuk ke dalam supermarket.
Vallerio tersenyum tipis, kemudian ikut menghentikan mobilnya disana. Sebelum masuk, dia menghampiri Cava yang masih menunggu di atas motornya.
"Cava!" panggilnya dari belakang. Cava menoleh, kaget melihat Vallerio berada disana.
"pak, bapak disini?" tanya Caca basa basi. Vallerio hanya menatapnya sekilas, " kamu ngapain disini?" tanya Vallerio pura pura tidak tahu dan sok akrab.
"menunggu teman pak!" jawab Cava.
"hmm, aku masuk dulu!!" pria itu meninggalkan Cava di parkiran, berjalan masuk ke super market, menyusul Aurora.
matanya mencari, hingga dia melihat Aurora yang sedang asyik mencari cemilan. Berjalan menghampiri, dia mengambil beberapa cemilan yang hendak Aurora raih.
"eh, itu milik sa__ kakak!!" pekik Aurora saat melihat wajah tampan itu tengah memandangnya dengan tatapan tak terbaca.
"kenapa, kaget??" tanya Vallerio acuh tak acuh. Aurora mengangguk, dia memang kaget melihat keberadaan pria tersebut di sampingnya.
"kenapa pulang dengan dia? dimana pak Joko??" dengan nada datar Vallerio bertanya.
"ouhh, pak Joko ada di rumah sakit, kakak mau jenguk? istrinya sedang drop.." sahut Aurora masih belum mengerti maksud dari pertanyaan Vallerio. Pria yang sempat kesal itu kini tersenyum tipis mendengar jawaban Aurora. Jawaban di luar dugaan, mana ada dia niat menjenguk istri pak Joko, sementara mereka tidak ada hubungannya sama sekali.
"kamu mau beli apa?" tidak mau memperpanjang, Vallerio beralih menatap troli yang Aurora dorong.
"jajan, stok di rumah sudah menipis.." jawab Aurora sambil mengambil beberapa jajan kesukaannya. Vallerio mengekor dari belakang, seolah takut Aurora hilang dari pandangannya.
"kenapa kakak ngikut, mau beli apa sebenarnya?" tanya Aurora yang merasa risih di ikuti sejak tadi. Dia jadi seperti sedang di kawal seseorang.
"tidak ada, hanya mau menemani calon istri.." jawabnya asal. Aurora melototkan matanya tak percaya, ya walaupun selama ini mereka mulai dekat, tapi tidak pernah Vallerio bilang cinta cintaan, siang ini kalimat pria itu mengejutkannya.
"jangan pura pura, aku tahu kakak sebenarnya takut aku omel omel karena tadi siang pergi jajan berdua dengan Bu Lisa, iya kan??" kembali teringat dengan ibu guru sok cantik itu, Aurora cemberut. Dia cari penyakit, harus membahas hal itu disini.
"enggak juga!!" jawab Vallerio datar. Dia mengambil alih belanjaan Aurora, kemudian mengikuti gadis itu yang sudah selesai dengan urusan belanjaannya.
Mereka berdua berjalan ke arah kasir, membayar belanjaan yang sangat banyak.
Setelah selesai, keduanya keluar. Terlihat Cava masih betah menunggu Aurora sejak tadi.
"Rora sudah??" Cava menghampiri Aurora.
"eh, " kaget sendiri, untuk sementara Aurora melupakan keberadaan Cava barusan.
"kamu pulang saja, dia pulang bersama saya!!" datar Vallerio berujar semaunya. Cava melirik ke arah Aurora, meminta kejelasan gadis itu, Aurora mengangguk tak enak hati.
"maaf ya Cava, sudah buat kamu menunggu,, aku pulang dengan pak Vallerio aja, terima kasih ya sudah mau mengantar aku kesini.." tak bisa berbuat banyak, Cava hanya mengangguk, kemudian pamit dengan Aurora, meninggalkan super market.
"ayok!!" setelah di pastikan Cava benar benar berlalu, Vallerio mengajak Aurora ke mobilnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
lagian knpa emgga bilng kalo udah punya pacar .. 🗿🔪