puncak tertinggi mencintai adalah mengikhlaskan, ketika kehilangan dan kita mengikhlaskan nya, percaya lah Allah pasti akan memberikan yang terbaik untuk kita.
itulah yang tengah dirasakan oleh Dinda, seorang gadis manis yang mana ia harus merelakan seseorang yang dia cintai untuk sahabat nya sendiri.
kesalahpahaman pun terjadi antara Dinda dan sahabat nya hingga membuat persahabatan mereka hancur.
akankah Dinda menemukan tambatan hati? dan apakah persahabatan Dinda bisa kembali membaik?
yuk mampir ke cerita author, semoga para readers suka ya🤗jangan lupa untuk, vote, like dan komen ya teman-teman 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Author_G, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 34
Satu Minggu kemudian, sesampainya di kota B, Aryan langsung pulang ke rumah, namun betapa terkejut nya Aryan ketika ia melihat istrinya terbaring lemah di atas tempat tidur.
mata Dinda tertutup dengan rapat seolah-olah ia sedang bermimpi indah. tangan nya terpasang infus dengan raut wajah yang begitu pucat.
Aryan mendekati tempat tidur"astaghfirullahaladzim sayang."ucap Aryan tak percaya sembari menjatuhkan tubuhnya di sisi tempat tidur.
berlahan Dinda membuka mata nya, samar-samar ia melihat siapa yang ada di sampingnya."mas, kamu udah pulang."jawab Dinda lemah
"kamu kenapa? kenapa tidak memberi tau aku sayang?."tanya Aryan sedih dan tak sadar ia sudah menangis
Dinda tersenyum lemah,"mas, sini peluk. aku kangen banget tau."ucap Dinda
Aryan pun segera memeluk tubuh Dinda dengan erat. Dinda menangis di pelukan Aryan karena selama ini dia menahan semua nya sendiri.
Aryan melepaskan pelukannya, ia tatap wajah Dinda dengan sendu "kenapa bisa seperti ini?."tanya Aryan
"aku nggak apa-apa mas, dokter bilang ini hal yang biasa di alami oleh ibu hamil."
"iya sayang tapi kenapa bisa separah ini."ucap Aryan sedih
"aku ikhlas mas, aku seperti ini karena aku sanggup untuk menjalani nya."jawab Dinda sembari tersenyum
tiba-tiba Dinda kembali muntah, ia tak sengaja muntah di baju Aryan. sungguh hal itu membuat Aryan sedikit kaget.
"mas, maaf."ucap Dinda lemah lalu ia berlari ke kamar mandi. Dinda kembali muntah.
"astaghfirullahaladzim."ucap Aryan
"ya Robb kasihanilah istri hamba, jika dia harus menghadapi ini semua berikan dia kekuatan dan jadikan lah pahala untuk nya. jika semua ini bisa diganti kan hamba ikhlas mengganti kan nya ya Allah."batin Aryan
...----------------...
tak terasa usia kehamilan Dinda sudah memasuki bulan ke dua, keadaan nya sudah cukup membaik. siang ini kedua orang tua dan adik-adiknya serta mertua nya akan datang. Dinda sudah tidak sabar untuk memberikan surprise kepada mereka.
kedua nya sedang duduk di ruang keluarga."mas aku udah nggak sabar dech."
Aryan mengelus pundak Dinda, ia tersenyum menatap wajah cantik Dinda."iya sayang, masih mual?"
"Alhamdulillah nggak mas."
"syukurlah."ucap Aryan sambil memeluk Dinda dan mencium ubun-ubun nya.
setelah menunggu beberapa jam, akhirnya mereka datang. Dinda dan Aryan sangat bahagia ketika melihat orang mereka sayangi datang.
"mama, papa."teriak Dinda sembari berlari mendekati orang tua nya.
"ya Allah nak."ucap Bu Ami sambil memeluk Dinda dengan gemesh nya.
kemudian Dinda memeluk mertua nya baru lah papa dan kedua Adik nya.
mereka pun duduk di ruang keluarga, mereka begitu asik ngobrol, sementara Dinda kembali ke kamar nya tak lama ia kembali dengan membawa dua buah kotak berwarna pink.
Dinda berjalan mendekati keluarga nya."wih apa tu mbak."tanya Kevin penasaran
"apa aja boleh."jawab Dinda sembari tertawa
Dinda duduk di samping Aryan, ia tatap orang tua nya secara bergantian. kemudian Dinda tersenyum.
Bu Ami dan Bu Irma mengernyitkan kening nya "ada apa nak? kok senyum-senyum gitu?"tanya kedua nya.
Dinda mengalihkan pandangannya ke arah Aryan lalu kembali menatap orang tua nya. "mama, papa serta adik-adik ku, Dinda punya hadiah untuk kalian semoga kalian suka ya."ucap Dinda sembari menyodorkan kotak tersebut.
mereka semua saling pandang satu sama lain. sementara Aryan hanya tersenyum.
Dinda begitu bahagia"1,2,3 silahkan di buka."ucap Dinda sembari bertepuk tangan.
mereka pun membuka kotak itu, terlihat selembar gambar USG yang terlihat masih samar-samar.
"sayang ini maksud nya apa nak?"tanya Bu Ami
"kamu hamil nak?"tanya Bu Irma
Dinda mengangguk dan tersenyum bahagia.
"Alhamdulillah ya Allah."ucap semua orang di ruangan itu
"Alhamdulillah sayang" ucap Bu Ami sambil memeluk Dinda. tangis haru mengiringi kebahagiaan tersebut.
"mama kok nangis."tanya Dinda dengan mata berkaca-kaca
"mama terharu dan bersyukur nak. semoga sehat terus ya nak."ucap Bu Ami
"selamat ya sayang."ucap pak Rama senang
"sebentar lagi mama akan jadi nenek dong. "ucap Bu Irma dibalas pelukan oleh Dinda.
mereka begitu sangat bahagia dengan kehamilan Dinda, tak henti-hentinya Dinda mengucapkan rasa syukur kepada Allah.
...----------------...
di tempat lain, Dita sedang berada di ruang tamu, ia sangat merindukan sahabat nya.
"Din kamu dimana sekarang? aku kangen sama kamu."ucap Dita sedih
"sayang kok ngelamun, ada apa?"tanya Reyhan
"aku kangen sama Dinda, mas, sudah lama aku nggak ketemu sama dia."jawab Dita
"kamu yang sabar ya."jawab Reyhan
"iya mas."ucap Dita
Hoek...Hoek
Reyhan terkejut sementara Dita berlari ke kamar mandi."astaghfirullahaladzim sayang."ucap Reyhan panik.
"sayang kamu kenapa?"tanya Reyhan panik
"nggak tau mas, tiba-tiba aku ngerasa mual."jawab Dita
"kita ke rumah sakit ya, takut nya terjadi apa-apa sama kamu."ucap Reyhan
kedua nya pun pergi ke rumah sakit, kedua nya terkejut ketika Dita ditangani oleh Aryan.
#flashback on
drrtttt
suara ponsel Aryan
"siapa mas?"tanya Dinda
"dari rumah sakit, sayang."
Aryan pun menjawab panggilan tersebut, setelah itu Aryan pamit pada Dinda untuk pergi ke rumah sakit karena kebetulan ada pasien kecelakaan.
#flashback off
"Aryan."ucap Dita lirih
Aryan juga terkejut, ia diminta untuk memeriksa pasien yang tak lain adalah sahabat dari istri nya.
"kamu kenapa, dit?"tanya Aryan datar
"nggak tau Yan, tiba-tiba tadi aku mual dan muntah."jawab Dita
"hmm, baik lah saya periksa dulu."
Aryan pun memeriksa kondisi Dita, sementara Reyhan berdiri disamping Dita.
"kamu baik-baik aja kok."ucap Aryan
"maksud nya yan?"
"iya kamu baik-baik saja, mual itu hal yang wajar bagi ibu hamil."jelas Aryan lagi
"maksud nya istri saya hamil yan?"tanya Reyhan
"iya, Dita sedang mengandung, usia kandungan nya sudah tiga Minggu."
kebahagiaan terpancar dari wajah kedua nya."Alhamdulillah ya Allah."
"selamat ya. nanti saya buatkan resep untuk vitamin nya."ucap Aryan kemudian pergi meninggalkan Dita dan Reyhan. namun belum sempat Aryan keluar, Dita sudah memanggil nya.
"Aryan."panggil Dita tiba-tiba
Aryan pun menghentikan langkahnya, kemudian ia membalikkan badannya.
"ada apa dit?"tanya Aryan datar
"Dinda apa kabar?"tanya Dita pelan
"Alhamdulillah dia baik-baik saja."jawab Aryan
"syukurlah, apakah aku boleh bertemu dengan Dinda, yan?"
"untuk apa?
"aku mau minta maaf sama Dinda, aku mau minta maaf atas apa yang sudah aku lakukan dengan nya kemarin, aku menyesal, aku merindukan sahabat ku, yan."jelas Dita dengan air mata yang sudah mengalir di pipi nya
"maaf dit, untuk saat ini aku belum mengizinkan kamu untuk bertemu dengan Dinda, karena sekarang dia lagi hamil dan aku tidak mau terjadi apa-apa dengan nya."
"hah, Dinda hamil yan?"tanya Dita senang
"iya Alhamdulillah."jawab Aryan
"kalau begitu saya permisi dulu"
"yan."
"ada apa lagi, dit?"
"sampai kan salam ku pada Dinda ya, bilang sama dia aku sangat merindukan nya dan aku minta maaf."ucap Dita sedih
"ins syaa Allah nanti saya sampaikan."
"thank you yan."
Aryan mengangguk lalu ia pun pergi dari sana. rasa kecewa dan marah kembali menyelimuti hatinya.
To Be Continued 🍁
