Pernikahan Arya dan Ranti adalah sebuah ikatan yang dingin tanpa cinta. Sejak awal, Arya terpaksa menikahi Ranti karena keadaan, tetapi hatinya tak pernah bisa mencintai Ranti yang keras kepala dan arogan. Dia selalu ingin mengendalikan Arya, menuntut perhatian, dan tak segan-segan bersikap kasar jika keinginannya tak dipenuhi.
Segalanya berubah ketika Arya bertemu Alice, Gadis belasan tahun yang polos penuh kelembutan. Alice membawa kehangatan yang selama ini tidak pernah Arya rasakan dalam pernikahannya dengan Ranti. Tanpa ragu, Arya menikahi Alice sebagai istri kedua.
Ranti marah besar. Harga dirinya hancur karena Arya lebih memilih gadis muda daripada dirinya. Dengan segala cara, Ranti berusaha menghancurkan hubungan Arya dan Alice. Dia terus menebar fitnah, mempermalukan Alice di depan banyak orang, bahkan berusaha membuat Arya membenci Alice. Akankah Arya dan Alice bisa hidup bahagia? Atau justru Ranti berhasil menghancurkan hubungan Arya dan Alice?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erna BM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 4. Masa Kelam Arya Dan Ranti
Alice telah pergi, meninggalkan rumah yang seharusnya menjadi tempatnya berlindung. Hujan semakin deras, suara petir menyambar di kejauhan, seolah menggambarkan perasaan hancur yang kini memenuhi hatinya.
Namun, di dalam rumah, Arya berdiri diam di ruang tamu, menatap kosong ke lantai. Pikirannya tidak bisa berhenti memutar ulang kejadian yang baru saja terjadi. Ia seharusnya merasa lega karena telah mengusir perempuan yang dianggapnya telah mengkhianatinya, tetapi mengapa hatinya terasa kosong dan gelisah?
"Aku tidak pernah menduga, kalau Alice menghianati aku. Kenapa kamu tega menghancurkan semuanya Alice? Padahal aku mencintaimu. Aku mengira, kalau kita akan hidup bersama sampai tua."
Perlahan, pikirannya mulai menelusuri masa lalu. Bayangan tentang Ranti kembali mengusik ketenangannya. Kenapa Ranti bisa datang? Kenapa wanita itu masih terus mengganggu kehidupannya?
Ingatan Arya melayang belasan tahun ke belakang, saat ia masih menjadi pemuda bebas yang tidak ingin terikat dalam pernikahan. Sejak dulu, ia tidak pernah mencintai Ranti. Ia hanya menganggap wanita itu sebagai kenalan, sahabat kakak iparnya, Helena. Tapi bagi Ranti, Arya adalah pria yang harus dimilikinya, apa pun caranya. Arya pria tampan berkulit putih bening dengan lesung pipit di kedua pipinya, menjadikan pandangan wanita ke wajah Arya, akan terpaku dalam sekejap.
Suatu hari, saat makan malam keluarga di rumahnya. Helena memperhatikan adik iparnya bernama Arya. Arya pemuda tampan, namun terkadang, sering kali lepas kontrol saat dalam kondisi terhimpit.
Arya baru saja lulus SMA, dan tampak bersemangat dan penuh impian. Seorang pemuda atletis dengan masa depan cerah di depannya. Namun muncul ide di benak Helena. Ia ingin menjodohkan Arya dengan Ranti sahabatnya.
Selesai makan, Helena mengajak Mike kakak Arya, ke kamar, untuk membicarakan sesuatu.
"Mike, sepertinya Arya itu cocok dengan Ranti teman aku yang sering kesini itu. Arya tampan, gagah, tubuhnya juga atletis. Dan Ranti juga cantik. Bagaimana kalau kita jodohkan mereka? Siapa tahu mereka berjodoh dan mau menikah" usul Helena sambil tersenyum menggelayut di pundak Mike.
Mike mengernyitkan dahi. "Apa? Arya itu baru menyelesaikan SMA. Aku rasa dia belum siap dengan urusan wanita"
"Siap atau tidak, Ranti adalah gadis yang baik. Arya tak akan menemukan wanita sebaik dia. cantik, wibawa. Aku tahu pasti, Ranti itu gadis yang baik dan tulus," Helena membalas dengan nada yakin.
Awalnya memang Mike tidak sependapat dengan Helena. Namun lama kelamaan hatinya terus di asah dengan ucapan Helena. Maka akhirnya Mike menyetujui ide itu. Meski dengan sedikit keraguan. Namun Arya menolak keras ketika hal itu dibahas dengannya selepas Arya pulang dari melatih beladiri.
"Aku tidak akan mau kalian menjodohkan aku, apalagi dengan seseorang yang bahkan tidak aku kenal dengan baik!" protes Arya tegas sambil melepaskan pakaian beladirinya.
Helena adalah sahabat Ranti sejak SMA. Saat Helena menikah dengan Mike, kakak Arya, ia mulai menginginkan Ranti juga menjadi bagian dari keluarga mereka. Dengan penuh antusias, Helena berusaha menjodohkan Arya dengan Ranti. Ia terus membujuk Arya, mengatakan bahwa Ranti adalah pilihan terbaik baginya.
Namun, Arya selalu menolak. Ia tidak memiliki perasaan sedikit pun kepada Ranti, dan ia tidak ingin menikahi seseorang hanya karena paksaan keluarga.
"Jangan paksa aku kak, aku tidak mencintainya. Sampai kapan pun aku tetap tidak akan bisa mencintainya," ucap Arya suatu hari ketika di desak.
Namun, Helena tidak menyerah. Ia mulai memengaruhi Mike terus-menerus. Mike tidak terlalu memikirkan hal itu, tetapi seiring waktu, ia mulai termakan oleh hasutan Helena yang semakin tajam. .
Mike mulai membujuk Arya agar mempertimbangkan pernikahan dengan Ranti. Mereka berkata bahwa ini demi kebaikan keluarga, demi menjaga hubungan yang erat di antara mereka.
Tetap saja, Arya menolak. Ia tidak ingin menjalani hidup dengan seseorang yang tidak dicintainya. "Tidak perlu mengurusi hidupku. Urus saja hidup kalian masing-masing!"
Lalu, suatu hari, Helena dan Ranti merencanakan sesuatu yang licik. Mereka tahu bahwa Arya tidak akan pernah setuju menikahi Ranti secara sukarela, jadi mereka harus mencari cara lain.
Ranti dan Helena menyusun rencana jahat mereka dengan penuh perhitungan. Mereka tahu bahwa Arya sering menghabiskan waktu dengan teman-temannya, menikmati malam dengan minuman dan bersenang-senang.
"Dengan cara itu, kita bisa menjebak Arya ke dalam pernikahanmu Ran. Kamu tidak perlu khawatir. Aku selalu siap membantumu," ucap Helena.
"Terima kasih yah Hel... Aku sudah mencintai Arya. Aku ingin segera berakhir masa lajang ku, tapi hanya bersama Arya Hel... Apa pun akan aku lakukan"
"Helena memikir sesuatu menatap Ranti. " Tapi bagaimana kalau Arya tahu, kalau kamu sudah pernah melakukannya, dan kamu sudah tidak perawan lagi?"
Ranti tertawa sinis. "Masalah itu kau tidak perlu khawatir. Aku bisa pakai obat warna merah. Dan lagian kan dia nanti dalam kondisi mabuk. Jadi tidak sepenuhnya sadar kan?"
Helena tertawa renyah. "Hahaha... Licik sekali kau Ran...!"
Pada malam itu, saat Arya sedang berkumpul dengan teman-temannya, Helena diam-diam meminta seseorang untuk mencampurkan sesuatu ke dalam minuman Arya. Sejenis obat yang membuatnya kehilangan kesadaran dan kendali. Arya tidak menyadari jebakan yang dipasang untuknya. Ia merasa sedikit pusing setelah beberapa teguk, tetapi mengabaikannya, mengira itu hanya efek alkohol biasa.
Saat malam semakin larut, Arya mulai kehilangan kendali atas tubuhnya. Kepalanya terasa berat, dan pikirannya mulai kabur. Saat itulah, Ranti muncul di tempat itu. Dengan bantuan Helena, ia membawa Arya yang sudah dalam keadaan setengah sadar ke kamar hotel yang sudah mereka siapkan sebelumnya.
Sesampai mereka di dalam kamar serba putih, Ranti membimbing Arya naik ke atas tempat tidur. Arya tidak menyadari apa yang ia lakukan akibat minuman alkohol, di tambah racikan obat yang di buat Helena. Dengan liar jari jemari Ranti memainkan di suatu tempat. Meremas pelan disana. Membuat Arya mendengus pelan. Mereka melucuti kain penutup masing-masing dan melemparkannya ke lantai. Untuk permainan. nikmat sesaat di luar kendali Arya.
Segalanya terjadi begitu cepat. Arya tidak ingat banyak hal dari malam itu, hanya samar-samar merasakan ada seseorang di sampingnya. Ketika ia terbangun keesokan harinya, kepalanya masih terasa berat. Saat ia membuka mata, ia melihat Ranti tidur di sampingnya, dengan tubuh terbalut selimut.
Paniknya langsung muncul. Apa yang terjadi? Mengapa ia ada di sini bersama Ranti? Kenapa ia tidak ingat apa pun?
Ranti terbangun dan langsung menunjukkan ekspresi penuh kepuasan. "Akhirnya, Arya... kau sekarang milikku," katanya dengan nada yang membuat Arya semakin kebingungan.
"Kamu ngapain disini?" Tanya Arya.
"Kamu sendiri ngapain ada di kamarku?" Ranti Tanya balik. Menjadikan Arya menguras pikirannya untuk mengingat kembali. Hanya sebagian ia ingat.
"Jadi? Jadi kamu sudah menodai aku?" Tanya Arya membuka selimut melihat kelelakiannya yang kini tertidur di bawah sana.
"Kamu itu apaan sih! Harusnya aku yang bilang begitu! Kamu yang nodai aku! Bukan aku yang nodai kamu! Iiiiiih." Ujar Ranti geram.
"Lihat itu darah perawan aku ada disana!"
Arya membelalakkan matanya lebar-lebar. "Tidak mungkin. Ini tidak mungkin," gumamnya.