Ketika hati dan kepercayaan sudah di hancurkan maka tidak mudah membuatnya kembali seperti semula.
Seperti yang di alami oleh ocha calista harus menerima kenyataan pahit dalam hidupnya.
Ketika pernikahan yang ia bina selama hampir lima tahun ternyata penuh sandiwara dan kebohongan.
Ocha tak pernah menyangka ternyata suaminya bernama arman maulana mempunyai hubungan gelap dengan adik angkatnya bernama Aulia.
Apakah yang akan di lakukan ocha calista setelah mengetahui perselingkuhan suaminya itu?".
jangan lupa kasih like dan vote♥️
Happy reading😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yuri_be, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Garis
Ocha terdiam sesungguhnya ia merasa bimbang harus menerima atau menolak lamaran adrian.
Mereka menunggu jawaban ocha dengan hati gelisah.
Terutama ibu diana sangat mengharapkan ocha menjadi menantunya.
Namun tiba-tiba pak baskoro mengeluh sakit pada kepalanya.
"Aduh sakit sekali"rintih pak baskoro memegangi kepalanya yang terasa sakit.
Ia hampir terjatuh dari sofa kalau adrian tak menahannya.
"Ayah kenapa?"tanya adrian panik.
"Ayo kita bawa ayah ke rumah sakit dulu"pinta ibu diana tak kalah panik.
Adrian di bantu dengan ayah bastian membawa pak baskoro ke dalam mobil.
Adrian terlihat panik langsung menuju ke kursi kemudi di ikuti dengan orang tua ocha dan ocha yang ikut mengantar ke rumah sakit.
"Ayah bertahanlah sebentar lagi kita sampai di rumah sakit?"ucap ibu diana.
"Pak baskoro pasti kuat jeng,kita doakan saja tidak terjadi apa-apa?"ucap bunda nur.
"Adrian lebih cepat bawa mobilnya?"pinta bu diana.
Adrian mengangguk dan menambah kecepatan mobilnya agar segera sampai di rumah sakit terdekat.
Sesampainya di rumah sakit adrian memanggil suster lalu membawa brankar pasien.
Pak baskoro langsung di baringkan ke atas brankar pasien lalu di bawa menuju UGD.
"Mohon keluarga pasien menunggu di luar saja,biar dokter yang menangani pasien di dalam"ujar suster sebelum menutup pintu ruang UGD.
Ibu diana menangis mengkhawatirkan keadaan suaminya dan berusaha di tenangkan oleh bu nur dan ocha.
Sementara adrian berjalan mondar-mandir mengkhawatirkan keadaanmu sang ayah.
Ayah bastian mengusap pundak adrian agar lebih tenang.
Ocha melihat adrian begitu cemas lalu mendekatinya.
"Adrian lebih baik kamu berdoa untuk keselamatan pak baskoro.
Serahkan semua pada dokter ya,aku yakin pak baskoro tidak apa-apa?"ujar ocha berusaha menenangkan adrian.
Adrian tersenyum lalu meraih tangan ocha dan berkata terima kasih.
Tak berselang lama pintu ruang UGD terbuka.
Seorang dokter keluar bersama seorang suster.
"Keluarga pasien atas nama Baskoro?"tanya dokter
.
"Saya anaknya dok, bagaimana keadaan ayah saya?"tanya adrian.
"Mohon maaf saya harus menyempaikan hal ini,di kepala pak baskoro terdapat tumor yang cukup besar tapi tergolong tumor jinak.
Dan kami pihak rumah sakit membutuhkan persetujuan dari pihak keluarga untuk melakukan operasi pengangkatan tumor itu"jelas dokter.
"Lakukan apa pun yang terbaik untuk kesembuhan ayah saya dokter"jawab adrian.
"Baik,tapi saya harus menyempaikan juga kemungkinan resiko sembuh adalah 80% jadi mungkin ada resiko lain sesudah operasi?"ucap dokter lagi.
"Lakukan yang terbaik untuk suami saya dokter,bantu dia untuk sembuh?"pinta ibu diana.
"Baiklah, silahkan pihak keluarga mengurus semua biaya dan mengisi persetujuan tindakan operasi.
Saya permisi?"ucap dokter itu.
"Dokter apa pasien bisa di jenguk?"tanya bu diana.
"Boleh ibu setelah pasien di pindahkan ke ruang perawatan ya,tapi jangan terlalu berisik biarkan pasien beristirahat?"ucap dokter itu berjalan meninggalkan mereka.
Ibu diana dan adrian masuk ke dalam ruangan perawatan setelah pak baskoro di pindahkan dari ruang UGD untuk menunggu operasi besok pagi.
Sementara ocha dan kedua orang tuanya menunggu di luar ruangan.
Tak lama terlihat adrian keluar dari ruangan dan memanggil ocha untuk masuk ke dalam.
"Kalian bisa tinggalkan aku sendiri dengan ocha,ada hal penting yang ingin aku bicarakan dengannya?"pinta pak baskoro.
Keduanya mengangguk dan pergi meninggalkan ruangan itu.
"Cha,om ada yang ingin om sampai kan sebelum om melakukan operasi besok?"ujar pak baskoro.
"Om ingin bicara apa?"tanya ocha lirih.
Pak baskoro tersenyum dan berkata "tolong kamu terima lamaran adrian.
Om yakin adrian sangat mencintaimu cha,baru kali ini om lihat adrian bisa move on dari masa lalunya setelah mengenalmu"jelas pak baskoro.
"Aku tak tahu besok masih bisa melihat dunia ini atau tidak karena aku yakin operasi pada otak itu sangat beresiko.
Jadi aku minta padamu menikahlah dengan putraku.
Aku akan lebih tenang melihatnya bersanding denganmu"pinta pak baskoro.
Ocha mengangguk,ia juga yakin adrian bukan tipe pria pengkhianat seperti arman.
**Di sebuah apartemen aulia terbangun merasakan mual.
Dengan melilitkan selimut menutupi tubuh polosnya ia berjalan menuju kamar mandi.
Hoek hoek
Aulia memuntahkan cairan bening membuat aulia terasa lemas.
Om herman mendengar suara aulia di kamar mandi lalu menghampirinya.
"Kamu kenapa baby?"tanya herman mendekati aulia sembari memijat tengkuk aulia.
Merasa lebih baikan aulia segera membersihkan mulutnya lalu menghadap ke arah om herman.
"Yak kenapa om herman tidak memakai baju dulu?"ucap aulia kaget karena melihat tubuh polos selingkuhannya itu.
"Kenapa kamu terkejut begitu baby, bukannya kamu sudah biasa melihatku seperti ini?"jawab herman terkekeh.
"Mari kita lakukan olah raga pagi di kamar mandi sepertinya sangat menyenangkan"ajak herman menarik tubuh aulia menempel padanya.
"Maaf baby, sepertinya aku tidak enak badan pagi ini"jawab aulia.
"Apa kamu sakit,tumben sekali nanti aku antar ke dokter?"ujar herman.
"Tidak perlu baby,mungkin aku hanya masuk angin saja".
Aulia berjalan menuju kamar dan membuka ponselnya ia ingat sudah lama tak datang bulan.
Harus ia datang bulan minggu lalu atau jangan-jangan dia hamil.
Tidak itu tidak mungkin, aulia berusaha menelis pikiran buruknya.
"Apa yang kamu pikirkan baby,kenapa melamun?"tanya herman.
"Baby aku seperti telat datang bulan".
"Jadi maksud kamu apa baby,bukankah aku sudah menyuruhmu meminum pil penunda kehamilan?"tanya herman.
"Aku kadang lupa untuk meminumnya baby,karena kecapekan setelah bermain denganmu"jawab aulia.
"Itu salahmu sendiri".
"Bagaimana kalau aku hamil,apa kamu mau bertanggung jawab?"tanya aulia.
"Apa kamu yakin itu anak ku, bukankah kamu juga berhubungan dengan suamimu".
"Aku yakin ini anakmu baby"ujar aulia.
"Aku tidak yakin kau hamil baby,coba nanti periksa dulu.
Aku pergi dulu ada meeting mendadak dengan klien?"ucap herman keluar dari apartemen itu.
"Ah sialan ini yang aku takutkan.
Aku belum siap untuk hamil.
Aku masih belum puas menikmati hidupku dengan kebebasan"gerutu aulia.
Ia segera memakai pakaiannya lalu keluar apartemen untuk membeli tespek.
Ia sengaja membeli beberapa tespek yang berbeda untuk hasil yang lebih akurat.
Aulia kembali ke apartemen lalu bergegas menuju kamar mandi mengambil urine.
Lantas mencelupkan tespek itu pada sebuah gelas yang ia isi dengan urine sebelumnya.
Hatinya sudah tak karuan secara bergantian ia mencelupkan tespek itu karena ada beberapa buah.
Beberapa menit kemudian ia mengambil dan mengangkat sebuah tespek hasilnya negatif.
"Syukurlah hasilnya negatif, tapi tunggu ada dua tespek lagi yang belum aku lihat?"gumam aulia dengan perasaan gugup.
Tangannya mengambil tespek itu perlahan, matanya melotot terpampang jelas ada dua garis muncul pada salah satu tespek itu.
Dan kini ada tespek terakhir yang menunjukkan garis dua juga.
"Ini tidak mungkin,aku tidak mau hamil sekarang"ucap aulia frustasi membenturkan kepalanya beberapa kali ke tembok sambil berteriak keras di dalam kamar mandi.
"Apa yang harus aku lakukan,aku akan memikirkan cara agar anak ini mempunyai ayah?".
"Ayo aulia berfikir ah sialan kenapa ini semua terjadi padaku".