Aulia Aisha Fahmi Merupakan sepupu Andika, mereka menjalin cinta tanpa sepengetahuan orang tua mereka. Andika adalah cinta pertama Aulia dan ia begitu mencintainya. Namun, kejujuran Andika pada ayahnya untuk menikahi Aulia ditentang hingga Andika perlahan-lahan hilang tanpa kabar.
Kehilangan Andika membuat Aulia frustrasi dan mengunci hatinya untuk tidak menerima pria lain karena sakit di hatinya begitu besar pada Andika, hingga seorang pria datang memberi warna baru di kehidupan Aulia... Akankah Aulia bisa menerima pria baru itu atau masih terkurung dalam masa lalunya.
Penasaran dengan kisah selanjutnya, yuk ikuti terus setiap episode terbaru dari cerita Cinta untuk sekali lagi 😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aninda Peto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 20
..."Aku adalah pria yang tidak suka milikku disentuh orang lain, bahkan jika sang pemilik-Nya pun aku tetap cemburu" ...
Tutur pria beraroma lavender
Seperti melodi tassel piano flower dance, tatapan penuh rindu dan benci tersirat jelas di mata perempuan yang memiliki kornea berwarna coklat. Mata indah itu telah berkaca-kaca menatap sendu pria di hadapannya, saat wangi lavender terlintas di hidungnya, wangi lavender merupakan ciri khas prianya yang sudah berminggu-minggu hirap tanpa kabar.
"Aku benci, tapi aku juga rindu" Tuturnya lalu menangis tanpa suara. Pria itu pun menarik tubuh ramping Aulia dalam pelukannya. Dekapan hangat terasa jelas di tubuh Aulia. Perempuan itu menikmati kehangatan yang diberikan oleh pria yang sangat dirindukannya.
"Maafkan aku, maafkan aku" Bisik Ryan sesekali mencium lembut rambut Aulia. Sebagian orang menatap sinis terkadang menatap haru mereka yang sedang melepas rindu, kadang-kadang melempar senyum ikut berbahagia melihat Aulia dan Ryan berpelukan.
Mereka seperti malam dan siang yang bertemu setahun sekali bahkan dua kali. Namun, ini bukan tentang siang dan malam, ini adalah kisah dua anak manusia yang saling mencintai setelah luka, derita, siksaan telah mereka rasakan.
"Aku adalah pria yang sangat cemburu jika milikku disentuh orang lain, aku cemburu melihat kamu disentuh oleh dia... Aku sangat cemburu Auli" Tutur Ryan yang kini posisinya telah bersandar di sandaran kursi begitu pun dengan Aulia.
"Aku harus bagaimana agar aku bisa membayar rasa cemburumu?" Tanya Aulia dengan tatapan penuh cinta. Seutas senyum mengembang di bibir Ryan dan matanya selalu memancarkan kehangatan disetiap menatap wajah Aulia.
"Selalu di sisiku" Jawabnya lembut dan Aulia mengangguk.
"Baiklah"
Ryan menggenggam jemari tangan Aulia sebagaimana yang dilakukan Andika pada kekasihnya, juga menyandarkan kepalanya di bahu Aulia. Ryan ingin menghapus setiap jejak yang ditinggalkan Andika di tubuh perempuannya, ia tak ingin ada jejak lain selain dirinya.
"Kapan kamu memesan tiket dan kamu tahu dari siapa bahwa aku akan pergi ke Malang? Bahkan di pesawat yang sama" Tanya Aulia penasaran tak pernah berpaling dari wajah yang membuatnya rindu.
"Kak Widya memberitahuku" Jawab Ryan membuat Aulia mengerti.
"Lalu, untuk apa kamu ke Malang?" Aulia bertanya lagi membuat Ryan tertawa kecil hingga matanya sipit.
"Jika aku tidak pergi dan itu berarti kamu akan jauh dariku, itu sama saja aku sedang menggali tanah kuburanku... Semakin hari semakin membuatku takut, kalau-kalau kamu akan pergi dariku, aku takut kehilanganmu. Semakin aku mencintaimu semakin besar pula rasa takutku, aku sampai tidak percaya diri untuk berdiri di sampingmu, aku ingin selalu mendekapmu, mengurungmu yang hanya aku bisa melihatmu dan menikmatinya seorang diri"
Menghela napas berat seakan beban yang dipikulnya seperti gunung dan lautan.
"Aku harus bagaimana untuk bisa membuktikan cintaku, bahwa aku tidak main-main?"
"Sayang, disetiap hubungan akan selalu ada ujian, semakin kuat hubungan maka semakin besar pula ujian yang di terima... Hanya ada satu solusi yaitu komunikasi, komunikasikan jika ada masalah, cerita jika ada sesuatu yang janggal di hati bahkan jika memang di antara kita sudah terkikis rasa cinta ini, ayo bersama-sama untuk mengembangkan kembali cinta kita yang sudah dibangun, bayangkan lagi asmara yang sudah kita rajut selama ini" Sambung Aulia masih dengan tatapan cinta menatap pesona yang tak pernah pudar itu. Setiap hari pesona pria di hadapannya semakin menambah kegantengan bahkan kharismanya semakin terlihat jelas, mungkin cinta yang membuat semuanya menjadi indah.
"Aku mengerti sekarang"
"Perjalanan masih panjang, tidurlah aku akan menjagamu" Aulia mengangguk dan kini kepalanya telah bersandar di bahu lebar milik Ryan. Perlahan-lahan matanya mulai sayu hingga tertutup rapat dan terbang ke alam mimpi, perempuan itu begitu cepat tertidur dan melepas semua kewaspadaannya dan menyerahkan sepenuhnya pada prianya.
Sementara itu, Ryan masih dengan mata terbuka tak ada lagi topi menutupi rambutnya serta masker yang menutupi wajah tampannya. Ia menatap secarik kertas dan buku yang tersimpan di belakang kursi penumpang.
"Di antara trilyunan manusia di muka Bumi ini, Allah memiliki alasan pasti mengapa kau dan aku dipertemukan"
Hanya bisa tersenyum mendengar kalimat yang diucapkannya dalam hati, kalimat yang pernah dibacanya pada suatu postingan di TikTok. Sesekali mengusap dan mengedipkan matanya berulang kali. Namun, pria itu tak bisa tidur tatkala melihat wajah Aulia yang sudah tertidur pulas layaknya bayi yang masih berusia satu bulan.
Tertawa kecil melihat wajah lucu perempuannya, ingin sekali menggigit pipi tembem itu, tapi ia tak tega melukainya. Hanya bisa memandangnya dari dekat sambil menikmati musik flower dance yang mengalun indah di balik headset yang terpasang di kedua telinganya dengan volume rendah.
Entah mengapa pria itu menjadi suka mendengar musik flower dance yang dimainkan oleh suga, serasa membawanya terbang jauh ke langit bersama sang kekasih. Menikmati setiap alunan yang dimainkan dan mereka pun melakukan tarian cinta penuh gairah.
Tak terasa pesawat yang mereka tumpangi akhirnya mendarat dengan sempurna di lapangan internasional Juanda Surabaya. Aulia masih tertidur di bahu Ryan, pria itu tak tega membangunkannya bahkan saat bahunya terasa keram.
"Sayang, bangunlah kita sudah sampai" Bisik Ryan lembut di telinga Aulia membuat perempuan itu menggeliat dan perlahan-lahan membuka matanya yang masih terasa berat. Aulia merapikan rambutnya dan mulai membuka sabuk pengaman yang melingkar di pinggang.
"Padahal aku baru tidur lima menit yang lalu, sudah sampai saja" celetuk Aulia membuat Ryan melongo. Ia heran pada perempuan satu ini yang kuat sekali tidur, sudah satu jam Aulia tidur tetapi ia mengatakan baru lima menit.
"Dasar kebo, bahkan tidur atau jam pun tidak cukup" Sindir Ryan dengan kekehan kecil. Namun, Aulia tak mengindahkan sindiran itu.
Ryan mengambil tas ransel hitam di dalam bagasi kabin, lalu berjalan keluar menggandeng Aulia di belakangnya. Kemudian menuju lantai dasar untuk mengambil koper mereka di Baggage claim.
"Koper kamu warna apa sayang?" Tanya Ryan masih menggenggam tangan Aulia. Perempuan itu jika berdiri dengan Ryan ia berada di dadanya entah karena Aulia yang pendek atau karena Ryan yang begitu tinggi.
"Merah" Jawab Aulia. Perempuan itu memiliki tinggi badan 160 cm sementara Ryan memiliki tinggi badan 185 cm.
"Kayaknya itu koperku sayang" Tunjuk Aulia pada salah satu koper berwarna merah yang terus bergerak. Ryan dan Aulia pun berjalan menuju koper merah itu berada, pria itu pun. mengangkatnya.
"Berat juga, apa isinya?" Tanya Ryan, mengerutkan alisnya tinggi. Aulia tidak menjawab hanya tertawa kecil, karena barang-barang di dalamnya kebanyakan adalah skincare dan beberapa buku serta sepatu dan pakaian yang hanya beberapa lembar.
"Kamu ikut aku dulu ke rumah orang tuaku, setelah itu aku akan mengantarmu ke kosmu... Bagaimana?"
"Terserah kamu" Jawaban Aulia membuat Ryan hanya bisa tertawa.
"Dasar labil" Batin Ryan.
.
.
.
.
Lanjut part 21