Demi untuk menghindari perjodohan dengan seorang juragan tanah oleh pamannya sendiri, Fatimah pergi meninggalkan kampung halamannya, terpaksa meninggalkan sang kakek yang telah membesarkannya dari kecil.
Fatimah beruntung karena sesampainya di kota, dia bertemu dengan nenek yang baik hati yang memintanya untuk bekerja sebagai pengasuh cucunya, Zahra.
Kepribadian dan kecantikan Fatimah rupanya mampu membuat Aditya, majikannya jatuh hati padanya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sherly...
Aditya baru menyadari, sebulan semenjak pengasuh baru Zahra bekerja, tidak lagi dia mendapat telepon mendadak dari neneknya mengabarkan kalau Zahra sedang mengamuk atau bahkan menangis, hal yang biasanya sering terjadi.
Bahkan sekarang Aditya melihat kalau Zahra lebih ceria dan penurut, tak pernah lagi terdengar rengekan atau jeritan tanda dia sedang marah atau menginginkan sesuatu, kini dirinya malah lebih sering mendengar suara tertawa putrinya yang sedang bermain dan bercanda tawa dengan pengasuh baru itu.
Biasanya kalau Aditya sedang libur bekerja, putri kesayangannya pasti akan seharian bermain dan menghabiskan waktu bersamanya. Tapi semenjak ada pengasuh itu, Zahra lebih suka bersama dengan pengasuhnya daripada bersamanya.
"Siapa pengasuh itu? apa keistimewaannya dibanding pengasuh pengasuh sebelumnya.." Pikir Aditya sambil memerhatikan Zahra yang sedang bermain bersama dengan pengasuhnya di halaman belakang rumah.
Terlihat mereka sangat dekat, bahkan dekat sekali. Zahra terlihat nyaman dan bahagia ketika Fatimah menggendongnya, memeluknya bahkan menciumnya. Zahra juga melakukan hal yang sebaliknya kepadanya. Sesekali tampak oleh Aditya Zahra menghujani ciuman di wajah pengasuhnya diiringi suara tertawa dan pelukan yang hangat.
Aditya baru menyadari kalau pengasuh baru itu memang berbeda dari para pengasuh sebelumnya.
Tampak jelas olehnya, pengasuh itu menyayangi putrinya dengan sangat tulus, terlihat dari caranya yang sabar dan telaten melayani putrinya, tatapan matanya penuh kasih sayang juga kelembutan.
Aditya memperhatikan pengasuh itu lebih cermat.
Sesekali Aditya melihat Fatimah membenahi kerudung segiempat yang dipakainya, senyum manis terus terukir di wajahnya, wajahnya cantik alami tanpa makeup sedikitpun.
Fatimah selalu memakai baju yang tertutup, celana panjang yang longgar dan atasan setinggi lutut, menutup semua aurat. Penampilan yang sesederhana itu tapi membuat semua orang yang melihatnya merasa kalau dia adalah wanita yang istimewa dan karena mempunyai inner beauty yang kuat.
Pengasuh itu sangat berbeda jauh dengan para wanita disekelilingnya yang terus mencoba untuk mendapatkan perhatiannya. Mereka memakai baju minim agar terlihat seksi, memperlihatkan paha dan belahan dada, memakai make up tebal, memakai high heels dan parfum.
Hampir semua wanita mencoba menggoda Aditya dengan cara seperti itu, tapi tak satupun dari mereka mendapatkan perhatiannya, malah semakin menghindarinya karena mereka semua mengingatkannya kembali pada mantan istrinya, ibu kandung Zahra, Sherly.
Masih jelas di ingatan Aditya bagaimana dulu dia mengenalkan Sherly kepada neneknya sebagai calon istri, tampak jelas di ingatannya raut muka sang nenek yang tampak tidak menyukainya, beberapa kali neneknya mengingatkan Aditya untuk kembali mempertimbangkan menikahi Sherly, tapi Aditya bersikukuh dan mengatakan kalau Sherly gadis yang baik tidak seperti penampilannya yang selalu seksi.
Mau tidak mau neneknya tetap memberi restu pada pernikahannya.
Kini Aditya mengingat kembali kenangan itu.
Diawal perkenalannya dengan Sherly, Aditya tahu kalau Sherly sedang meniti karier sebagai model dan aktris. Akan tetapi dia berjanji akan melepaskan semuanya dan menjadi istri yang hanya mengurus rumah tangga kalau Aditya menikahinya.
Pernikahan pun terjadi dan menjadi trending topik di beberapa stasiun TV. Tentu saja yang menikah adalah Aditya yang seorang miliarder muda juga tampan yang diinginkan banyak kaum hawa, dan yang menjadi istrinya adalah Sherly, seorang aktris papan atas yang cantik dan seksi yang banyak di idolakan kaum Adam.
Banyak yang merasa bahwa mereka adalah pasangan yang cocok dan serasi, Namun diluar dugaan itu hanya sementara, karena setelah menikah Sherly masih terus aktif di dunia keartisannya.
Hal itu tentu membuat Aditya merasa sedikit kecewa, tapi Sherly memberikan alasan bahwa dia tidak bisa langsung berhenti secara mendadak tapi akan berhenti secara pelan pelan dengan mengurangi jadwal keartisannya.
Padahal sebenarnya tanpa harus bekerja pun Sherly sudah mendapatkan harta yang melimpah dan kemewahan serta fasilitas VVIP.
Aditya tak pernah marah kalau istrinya menghabiskan banyak uang untuk membeli berlian yang berharga miliaran, membeli sepatu baju dan tas yang tentu saja berharga ratusan juta.
Aditya bahkan menghadiahi sang istri pesawat pribadi untuk memudahkan istrinya bila akan bepergian.
Semua kehendak istrinya, Aditya selalu mencoba untuk memenuhinya.
Selang beberapa bulan setelah pernikahan, Aditya berpikir untuk memiliki seorang bayi, karena pada dasarnya Aditya menyukai anak kecil. Hal itu diutarakannya kepada Sherly untuk segera mereka program punya anak.
Mendengar hal ini Sherly terkejut, tak pernah terpikirkan olehnya bahwa dirinya harus hamil dan melahirkan seorang anak, di tengah karirnya yang sedang berada di puncak seperti sekarang ini, Sherly belum berniat untuk memiliki seorang anak, dia bahkan tak bisa membayangkan jika badannya akan gemuk karena proses kehamilannya nanti.
Namun, takut membuat suaminya kecewa Sherly mencoba membohongi Aditya bahwa dirinya juga menginginkan seorang bayi. Mendengar hal ini Aditya sangat senang dan mengajaknya untuk program bayi secepatnya, dan Sherly tidak bisa menolaknya
Tuhan berkehendak lain hal yang tidak diinginkan Sherly pun terjadi, dia hamil dan ini memberi kebahagiaan luar biasa buat Aditya juga neneknya, akan tetapi hal ini justru membuat Sherly frustasi dan stress memikirkan badannya yang akan membengkak.
Kehamilan Sherly sudah semakin membesar, walaupun lapar dia membatasi asupan makanan karena dia tidak mau badannya nanti semakin membesar. Hal ini diketahui oleh Aditya, dia mencoba menghibur Sherly dan mengatakan bahwa dia akan tetap mencintai istrinya walaupun badannya akan sebesar gajah nanti, Sherly tidak merasa terhibur sama sekali, Sherly membenci badannya sekarang yang naik 9 kg walaupun di sudah makan sedikit sekali, dia tidak peduli dengan bayinya yang memerlukan banyak nutrisi.
Hari kelahiran pun tiba, Sherly melahirkan bayi cantik yang sangat lucu, bisa dibayangkan betapa bahagianya Aditya dan juga neneknya. Tapi kemudian kebahagiaan itu sirna ketika perawat memberikan bayi itu kepada Sherly untuk disusuinya, Sherly dengan tegas menolak membuat semua orang terheran heran padahal air susunya terus keluar dari balik bajunya.
"Susui anakmu nak, dia kelaparan " Kata nenek sembari menyodorkan bayi kecil yang terus-menerus menangis.
"Aku sudah menyuruh asistenku untuk membeli susu formula, mungkin sebentar lagi dia akan datang nek " Jawab Sherly
"Tapi kenapa kamu tidak memberinya air susumu nak, coba lihat air susumu banyak sampai membasahi bajumu, dan ASI sangat baik untuk bayimu " Kata nenek masih tetap menyodorkan bayi itu kepada Sherly.
"Maaf nenek, tapi aku tidak mau nanti payudaraku rusak karena menyusui " Kata Sherly dengan hati hati karena dia sadar ada Aditya yang memerhatikannya.
Melihat itu semua Aditya hanya bisa terdiam menahan amarahnya. Aditya tak habis pikir kenapa Sherly bisa berpikiran seperti itu, penampilan tubuhnya lebih penting dibandingkan dengan anaknya sendiri.
Akhirnya semua mengalah, menuruti kemauan Sherly yang tetap ingin memberikan bayi yang baru dilahirkannya dengan susu formula daripada ASI nya sendiri.
Tingkah konyol Sherly semakin menjadi ketika mereka tiba dirumah, Sherly sama sekali tidak mau memperhatikan bayinya, semuanya dilakukan oleh nenek dan baby sitter, dia hanya fokus pada keinginannya untuk segera menurunkan berat badannya.
Aditya yang mengetahui hal ini dan tetap mencoba bersabar dan memahami Sherly, dia kemudian mempercayakan urusan bayinya kepada nenek.
Sampai pada akhirnya Sherly mendapatkan tawaran untuk membintangi sebuah film di luar negeri. Tentu saja dia sangat bahagia sampai meloncat-loncat kegirangan, akhirnya mimpinya selama ini untuk go internasional tercapai.
Sherly langsung menghubungi Aditya menyampaikan kabar gembira ini, tapi reaksi Aditya ternyata diluar dugaannya.
"Pergilah kalau itu memang keinginanmu, tapi sebelum itu aku akan menceraikanmu " Kata Aditya dengan datar karena sebenarnya dia menahan amarah yang menggebu dalam hatinya.
"Sayang, kenapa kamu tidak setuju, harusnya kamu bangga karena istrimu akan menjadi artis internasional " Kata Sherly seraya mencoba menggoda Aditya dengan memeluknya, Sherly tahu bahwa Aditya sedang sangat marah padanya.
"Tidak sedikitpun aku bangga memiliki istri sepertimu, yang bahkan menyusui anak kandungnya sendiri saja tidak mau, mengganti popoknya saja tidak pernah, bahkan sekedar menggendongnya sebentar saja kamu tidak pernah. Jujur aku menyesal menjadikanmu istriku, pergilah kemana kamu mau pergi, aku akan menyuruh pengacara mengurus perceraian kita " Jelas Aditya berbicara dengan penuh emosi sambil kemudian berlalu meninggalkan Sherly.
Seketika Sherly terhenyak kaget, tak disangkanya kalau selama ini Aditya memperhatikan tingkah lakunya yang tidak pernah mengurus buah hati mereka.
Dan terjadilah perceraian itu, karena Aditya sudah tekad dengan kemauannya menceraikan Sherly. Dia sudah merasa muak dengan segala tingkah laku Sherly yang terus saja mengabaikan putri mereka.Terlebih Sherly sudah melanggar janji bahwa sesudah menikah dia akan berhenti dari dunia keartisannya.
Sedangkan Sherly sendiri dengan berat hati menuruti kemauan Aditya untuk bercerai, sebenarnya perceraian ini bisa dihindari seandainya Sherly berubah dan mengurungkan niatnya untuk menerima tawaran main film itu. Tapi kenyataannya bisa go internasional adalah mimpinya selama ini, dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang berharga ini walaupun semuanya harus ditebus dengan hancurnya pernikahan dirinya dan Aditya.
Sherly meninggalkan rumah megah itu bahkan tanpa berpamitan pada bayi kecil yang belum berumur satu bulan itu.
Nenek menggendong bayi kecil itu sembari melepas kepergian Sherly.
Tak terasa air mata nenek menetes memikirkan bagaimana nasib cucu buyutnya tanpa seorang ibu disampingnya..
Saat Sherly pergi meninggalkan rumah, Aditya berada di salah satu hotel nya, berada disebuah kamar VVIP, terus mengingat nasihat neneknya dulu yang menyuruhnya mempertimbangkan kembali tentang rencananya menikahi Sherly.
Kini dia sadar bahwa yang dikatakan neneknya semuanya benar.
Penyesalan pun tidak ada guna.
Satu hal yang tidak disesali oleh Aditya.
Hadirnya Zahra dalam hidupnya.