Tak di sangka tak di duga,mereka yang dulu awalnya bermain bersama,bersekolah di sekolah yang sama kini menjadi sepasang suami istri.
Namun bukan restu yang menghalang mereka melainkan perasaan,kedua nya bahkan tidak sadar saling mencintai hingga sama sama merasa kehilangan.
Ria Maheswari,Dendy Prasetya akan kah lamaran Dendy berujung ke pelaminan atau hanya cinta yang beda perasaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 19 Sepakat
Hanya nasi goreng dan teh hangat yang tawar.Ria dan Dendy pun sarapan sesuai dengan hidangan yang Nia buatkan.
"Kalian pulang kan? Dipastikan pulang ke rumah dan jangan mampir.Mba akan berangkat kerja jam delapan dan mas mu jam sebelas.Kalian pulang jam berapa?"
"Sebentar lagi mba.."
"Nanti saja!"
Ucap Ria dan Dendy bersamaan namun dengan jawaban berbeda.Hal itu membuat Nia menghela nafas.
Dendy ingin langsung pulang sedangkan Ria ingin bermalas malasan dulu,ia masih belum ada tenaga untuk melakukan kegiatan lain nya.
Sedangkan Dendy ia tidak mau berlama lama karena Nia tidak ada disana dan hanya ada Raka.Entah kenapa dirinya sedikit tidak suka dengan gerak gerik Raka pada Ria begitu pula dengan Nia.
"Ccck!... Mana yang benar jadi nya?" Tanya Nia memastikan,kedua nya tadi menjawab dengan tak jelas.
"Nanti saja Mba,aku masih ingin tidur sebentar lagi!" ujar Ria,ia bahkan menguap di atas piring nya sendiri hingga Dendy menutup mulut Ria yang sangat lebar.
"Kita pulang saja Mba,nanti biar Ria bisa tidur di mobil.Lagi pula tidak enak dengan Ayah dan Ibu,aku tidak berpamitan akan menginap". Ucap Dendy dan Nia mengangguk.
"Kalau begitu kamu ikut mobil Dendy saja sayang,kan searah sekalian mampir kantor mu!" pinta Raka,dan hal itu di angguki oleh ketiga nya.
Ria pun mengalah,ia benar benar tidur tak lama saat masuk ke dalam mobil Dendy.Nia yang berada di jog belakang menggeleng.
"Hemmm bagaimana nanti kalau dia punya suami,pagi pagi masih mengantuk.Dengar Den,tidur nya saja mendengkur.Kamu betah tadi malam tidur samping dia,atau jangan jangan?" lirikan tajam Nia mengintimidasi,Dendy yang melihat dari spion dalam pun menggeleng.
"Aku sudah lama berteman dengan nya Mba,dan aku tidak pernah mempermasalahkan semua nya yang ada pada dirinya!" ucap Dendy,terdengar tulus.
Namun hingga sekarang pun masih belum jelas dan tak ada kejelasan sama sekali dari mereka berdua.
Mobil melaju hingga berada di gedung yang sangat luas dan lumayan tinggi,kira kira tiga atau empat lantai dan itu adalah bank Nia bekerja.
"Jagain adik mba ya Den?" ucap Nia,tak lupa ia berterima kasih.Mengusak pelan puncak rambut Ria,ia pun membuka pintu dan keluar dari mobil.
"Hati hati Den,tidak usah mengebut!" ucap Nia lagi sebelum masuk gedung,tak lupa ia berpesan pada teman adik nya itu.
Melajukan mobil nya lagi,Dendy hanya sesekali melirik pada Ria yang masih tertidur dengan kaki berada di atas jog.Beberapa kali lampu merah Dendy tak mampu menerobos karena memang jalanan sangat ramai para pengendara pekerja dan sekolah.
Berkali kali membunyikan klakson karena banyak pemotor yang ugal-ugalan,lampu lalu lintas juga sedang tidak bersahabat dengan nya,mendapati saat merah beberapa kali.Tiga puluh menit jika jalanan lengang dan memakan satu jam jika macet.
Jam menunjukkan pukul sembilan pagi lebih sedikit,mobil Dendy mulai mendekati kawasan rumah Pak Wara.Dendy pun beberapa kali mengusak ujung kepala Ria namun gadis itu hanya terkejut dan terpejam lagi,hingga ia melewati rumah Ria mencoba memutar kan setir mobil.Melewati blok demi blok dan berhenti sejenak di depan rumah nya.
"Mas Dendy..." ucap satpam di depan,kepala nya pun turun melihat siapa yang duduk di sebelah nya.Mata nya membola namun Dendy buru buru menampik keterkejutan lelaki tua di luar pintu mobil.
"Sssstt!! Apa Papa dan Mama sudah berangkat bekerja Pak?" tanya Dendy pada satpam.
"Sudah,Bapak dan Ibu sudah berangkat pagi pagi sekali.." ucap nya lirih,Dendy pun mengangguk.
"Tolong masukan mobil Pak,pintu dapur dibuka kan Pak?" tanya Dendy kemudian.
"Njih Mas,dibuka..." jawab nya.
Dendy pun mengangguk,ia keluar dari mobil dengan perlahan lalu berlari kecil ke pintu sebelah nya.
Seolah memberi kode pada satpam nya untuk menutup mobil,Dendy menggendong Ria dan membawa nya masuk.
Pak satpam pun menutup mobil setelah Dendy membawa Ria masuk cukup dari sana.Menatap anak majikan nya,ia pun menggeleng.
Seharusnya Dendy membawa Ria ke rumah nya namun entah rencana apa yang ia buat hingga kemudi nya membawa mereka ke rumah Tuan Wara atau rumah Dendy.
Memasuki pintu dapur ia bertemu dengan art dan hanya tersenyum.
"Mas..." ucap nya sedikit bingung,namun Dendy mengisyaratkan bibir nya untuk diam.Dan wanita itu pun mengangguk.
Mengendap melewati setiap ruangan,sebenarnya beberapa cctv menyala hanya saja bagi Dendy itu hal yang mudah dan ia sendiri mampu menghapus.
Meletakkan Ria di atas ranjang nya,ia sendiri mengambil nafas dalam dalam karena bobot Ria yang cukup berat.
.
.
.
"Hallo Bu,Ria sudah sampai?" ucap Nia,ia sengaja menanyakan adik nya untuk memastikan jika Dia pulang dan tidak mampir.
"Ibu belum melihat nya dari tadi,apa dia sudah pulang?" ucap Ibu Aela.Wanita itu pun melepaskan apron dan meletakkan di sandaran kursi.Sedang mem fillet ayam untuk persediaan di kulkas.
"Nia rasa ada yang aneh dengan Ria dan Dendy Bu.." ucap Nia kemudian.
Merasa obrolan anak nya sedikit serius,Ibu Aela pun berpindah ke masuk ke kamar karena ia takut suami nya mendengar.
Apapun yang terjadi pada keluarga mereka pasti akan dibicarakan dengan ibu nya dahulu lalu Ayah nya kemudian karena hanya Ibu lah yang mampu meredam emosi atau apapun reaksi Ayah.
Nia mulai menceritakan tentang apa yang ia lihat pagi tadi,namun ia tidak menceritakan jika Ria menyangkal telah terjadi sesuatu.Semua rekayasa Nia buat,wanita itu pun mengulum senyum atas reaksi ibunya.
"Astaghfirullah,kenapa mereka melakukan itu.Harusnya jika sudah sama sama menyukai bilang saja pada ayah,ayah juga beberapa kali menanyakan nya.Apa dia tidak bercerita jika selama ini Dendy juga mengirim nya uang yang cukup banyak?" ucap Ibu Aela.
"Tidak Bu..." jawab Nia.
"Ya sudah nanti biar Ibu yang tanyakan pasti,dan Ibu harap sebentar lagi mereka datang!"
Sambungan diakhiri oleh kedua nya.Sementara Ibu Aela akan merahasiakan pada suami nya jika Ria sudah perjalanan pulang sedari tadi hanya saja belum sampai.Tapi ia akan bilang pada suami nya jika Ria memang masih berada di rumah Nia.
.
.
.
To be continue