NovelToon NovelToon
Dendam Berselimut Gairah

Dendam Berselimut Gairah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Menikah dengan Musuhku / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:275.7k
Nilai: 4.2
Nama Author: Meta Janush

Jaysen Avshallom seorang pria tampan dan kaya raya yang menjadi buta akibat kecelakaan yang menimpanya. Tragedi itu terjadi di malam saat dia memergoki kekasihnya sedang berselingkuh. Dia berniat membalas dendam pada wanita yg membuat dunianya kini menjadi gelap.

Emily Vionetta yang baru tiba di bandara, di culik dan ditawan oleh orang tak dikenal. Ternyata mereka telah salah menangkap orang. Mereka mengira Emily adalah Eleanor saudari kembarnya. Dia terpaksa menjalani hari-hari menyakitkan dan ketakutan.

Ternyata Jaysen adalah dalang penculikannya. Tanpa dia sadari, perasaan cintanya tumbuh. Dia tahu kalau gadis itu bukan Eleanor. Dia tak ingin melepaskannya. Tapi demi balas dendamnya, dia menjebak Emily dalam pernikahan.

Hingga suatu hari Eleanor kembali dan menyesal. Dia ingin kembali pada Jaysen sehingga mengancam Emily. Akankah Eleanor berhasil merebut kembali Jaysen? Benarkah Jaysen buta atau hanya pura-pura buta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meta Janush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 35. KESALAHAN BESAR

Tanpa sadar kepala Emily menyandar didada bidang lelaki buta itu, tanpa sadar napasnya menerpa leher Jaysen membuat lelaki buta itu meremang. “Sialan! Ele, kamu membuatku semakin menegang.’ gerutunya dibalas tawa tertahan Emily.

"Itu salahmu sendiri! Jangan pernah menyalahkan aku atas apa yang tidak kulakukan."

Flaahback on

Malam sebelumnya dikediaman Elkana.

Ada banyak buku yang berserakan diatas meja, membuat ruang kerja itu terlihat berantakan. Gian menuliskan sesuatu tapi tidak lama berselang dia mencoretnya lagi. Menulis lagi lalu mencoretnya dan berulang kali seperti itu selama beberapa kali.

Beberapa kali dokter muda itu menghela napas berat lalu mengacak-acak rambutnya. Tampangnya sangat kusut, lalu penampilan yang biasanya terlihat rapi dan bersih sekarang nampak tidak karuan.

Gian mengerang kesal membanting pena dan menyerakkan kertas-kertas berisi pekerjaannya begitu saja hingga berserakan dimana-mana.

“Apa ada masalah kak?” tanya Mimi menepuk pundak Gian lalu berbicara melalui isyarat tangannya. “Sudah dua minggi kakak kacau seperti ini, tepatnya sejak kakak pulang dari kediaman Wisesa. Apakah mereka melakukan sesuatu yang buruk sewaktu kakak berada disana?”

Mimi memandang kakak tirinya dengan khawatir. Belakangan ini Gian selalu gelisah dan bergadang setiap malam. Bahkan beberapa kali mimi sempat menemui kakak tirinya itu pulang pada dini hari dalam keadaan mabuk.

Padahal selama ini Gian tidak pernah mabuk sekalipun. Beberapa kali Mimi sempat merasa ragu dan takut untuk bertanya pada kakak tirinya.

Tapi tingkah laku Gian semakin lama semakin kacau, membuatnya semakin bingung dan sekaligus khawatir. Sejak mereka tinggal bersama, ini pertama kalinya Gian bersikap seperti itu. Sikap kakak tirinya itu seperti orang yang sedang patah hati tapi tidak mungkin.

Mimi tahu pasti kalau Gian tidak sedang menjalin hubungan dengan gadis manapun saat ini. Mimi menghela napas berat, dia benar-benar tidak mengerti atas perubahan sikap Gian. “Ini sudah larut malam, kenapa kakak belum juga tidur?” tanya gadis itu lagi dengan mimik khawatir.

“Apa kakak ada masalah? Apakah masalah itu menyangkut diriku?”

Gian tersenyum lalu membelai rambut Mimi, dia berniat menenangkan adik tirinya. Namun kemudian dia tertegun menyadari adanya perubahan di penampilan gadis berusia delapan belas tahun itu. “Apa kamu mewarnai rambutmu Mimi?” tanyanya.

Terlihat wajah Mimi memerah sebelum gadis belia itu menggangguk. “Apakah tidak cocok?” tanya gadis itu memilin-milin ujung rambutnya dan menunduk.

Terlihat malu dan gelisah sekaligus. “Aku hanya ingin merubah sedikit penampilanku saja.”

Warna rambut Mimi sebelumnya lebih ke warna pirang terang sehingga membuat gadis itu terlihat sedikit pucat. Mimi memiliki paras cantik, darah Belanda yang menurun dari ibunya membuat agdis itu memiliki kecantikan yang khas. Apalagi sekarang, saat warna rambutnya berubah menjadi coklat membuat gadis itu jauh lebih menawan.

Pandangan mata Gian terlihat sendu, warna rambut coklat itu mengingatkannya dengan seorang gadis yang belakangan ini selalu memenuhi hati dan pikirannya.

Seseorang yang sudah menawan hatinya. “Cantik.” ucapnya membuat wajah Mimi berbinar mendengarnya. “Cocok sekali. Aku suka penampilanmu yang sekarang. Kau terlihat lebih cantik."

“Syukurlah kalau kakak menyukainya. Tadinya aku agak tidak percaya diri tapi kata pegawai salonnya tadi warna ini cocok untukku.” tangan Mimi bergerak cepat saat membentuk bahasa isyarat saking bersemangatnya.

“Hei...hei...pelan-pelan sayang. Aku jadi bingung kalau tanganmu bergerak secepat itu.” kekeh Gian. Dia kesulitan melihat gerakan bahasa isyarat yang terlalu cepat itu.

“Oh!” mulut Mimi membentuk huruf O menyadari kekonyolannya. “Maafkan aku.”

Gian mengelus puncak rambut adik tirinya itu lalu mengusap pelipisnya. “Nggak perlu meminta maaf. Lagi pula aku yang harusnya berterima kasih karena sudah membuatku tertawa hari ini.”

Kedua pipi Mimi bersemu, entah apakah karena ucapan Gian atau karena tangan Gian yang sekarang mengelus sebelah pipinya. Tapi dia benar-benar merasa sikap kakak tirinya itu sangat aneh.

Gadis itu malah memejamkan matanya dan memiringkan kepala seolah menikmati sentuhan Gian. Selama ini Gian memang selalu bersikap lembut dan baik padanya.

Meskipun mereka hanya saudara tiri, tapi dokter muda itu seperti sangat menyayangi Mimi. Usapan dan elusan yang dilakukan Gian sekarang ini sudah biasa didapatkan gadis itu.

Kontak fisik diantara mereka merupakan hal yang lumrah, meskipun memang hanya sesekali saja mereka lakukan. Karena itulah Mimi tidak pernah berpikir macam-macam.

“Aku menyukai warna rambutmu yang sekarang.” ujar Gian nyaris berbisik ditelinga Mimi. Gadis belia itu merasakan getaran ditubuhnya saat napas Gian menerpa kulitnya.

Tanpa sadar dia menarik Mimi hingga duduk dipangkuannya, sebelah tangannya merangkul pinggang ramping gadis itu lalu mengusap-usap punggungnya membuat mimi merasa geli. “Kamu jadi terlihat tambah cantik.” bisiknya. Telunjuk dan ibu jarinya bermain dibibir gadis itu.

Bagi dokter muda itu, gadis yang duduk dipangkuannya saat ini adalah Emily bukan Mimi. Segala kerinduan dan hasrat yang berusaha dipendamnya selama ini rupanya mulai membuatnya kehilangan akal sehatnya. “Buka mulutmu. Jilat dan hisap jariku.” bisiknya perlahan membuka bibir merah adik tirinya itu.

Mimi kebingungan mendengarnya. Sikap kakak tirinya itu juga sedikit aneh dari biasanya. Saat ini pandangan Gian terlihat tidak fokus dan berkabut.

Lalu tanpa gadis itu kehendaki, jari telunjuk Gian sudah menerobos masuk kedalam mulutnya. “Hmm….hmmm...” gumamnya, sibuk mengulum jari Gian yang keluar masuk mulutnya.

Didalam sana, jari Gian juga bermain-main dengan lidah gadis itu. “Hisap, jilat.” bisik Gian lagi.

Entah apa yang merasuki pikiran Gian sehingga dia bertingkah tak wajar pada adik tirinya itu.

Gian juga sengaja mengarahkan agar gadis itu menggigit ujung jarinya lalu kembali menggerakkan jarinya masuk ke bibir mungil itu membuat air liur Mimi mengalir belepotan.

Gadis itu bergerak gelisah di pangkuan kakak tirinya. Ada sesuatu yang asing didalam dirinya yang perlahan mulai menggeliat bangun.

Hanya karena menjilat dan mengulum jari Gian saja sudah membuat gadis itu bernapas tersengal-sengal. Dia juga merasakan sesuatu mulai berkedut.

Kenapa? Kenapa dia merasa seperti ini? Ini sungguh sensasi aneh yang baru pertama kalinya dia rasakan. Mimi seolah merasakan bahwa dia menginginkan Gian kakak tirinya sendiri.

Lalu saat Gian meraup bibir merahnya, Mimi hanya sanggup membalas sebisanya ciuman liar kakak tirinya itu, sementara tubuhnya semakin bergetar. “Kamu sudah sangat ingin rupanya.” bisik Gian saat jarinya menerobos kebalik segitiga dan mengusapnya.

“Ughh.” Mimi menegang.

Napasnya semakin berat dan tersengal saat dokter muda itu menggerakkan jarinya sehingga terdengar suara decakan. Sementara bagian sensitifnya menjadi ajang permainan jari Gian, gadis itu mendongak dengan mulut terbuka lebar saat sepasang tangan kakak kirinya bergerak. Entah sejak kapan Gian sudah membuka kancing blouse gadis itu.

1
Agus Tina
Lama sekqli thor up nya ... makasih udah up lagi
Azlina85
Gian sdh jd Gio?
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
bingung si jaysen buta tp bisa tau si emily cuma diam ditempat tu dr mana? siapa tau emily sambil kayang kan wkwk
Agus Tina
aBagus ceri
Agus Tina
Thor sudah berganti tahin kenapa tidak up lagi?
Firdausy Dhewy
waooww keren2 visualnya thor 🤩🤩🤩
Maya Ellydarwina
di tunggu thor 🥰🥰🥰🥰🥰
Catur
kenapa lama Up nya tor
Agus Tina
/Casual//Casual/
Yunita Widiastuti
😊😊
Inah Ilham
eiitttt.... tunggu..tunggu...nih kayaknya ngga cuma emily deh yg dibohongi tp kita juga. jaysen sudah bisa melihat kan.?
Meta Janush IG@Meta_Janush: penasaran kan, ikuti terus ya ceritanya
total 1 replies
Yunita Widiastuti
weleh...
Inah Ilham
sekelas mafia pun ketika dia jatuh cinta....ternyata bisa melakukan tindakan bodoh dan konyol 😄😄😄
Maya Ellydarwina
lanjut Thor lanjut yang banyak dong thor sayang 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Ajeng Sri Pramudya
akhirnya, jaysen tau juga bahwa wanita yang slalu di sakiti adalah emily bukan eleanor,
nyesel kan jaysen,
semoga akhrnya nanti bahagia
Agus Tina
kenapa lama upnya. semoga jay mau menerima emily stl tau kevenarannya
Nrlx3
jempol 10
Nrlx3
kakak ditunggu upnya. aku bolak balik cek ternyata belum up 😭
Nie Nie
bagus
Kris Wru
semangat thor..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!