Hidup sendirian tak membuatku merasa takut.
aku terbiasa apapun sendiri dan mandiri sejak menginjak dewasa.
namun, semuanya berubah setelah aku menikah dengan Ayah sahabatku sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 Leon & Maudy 2
Amanda dan Maudy kembali ke ruang keluarga, sedangkan Leon ke ruang kerja nya.
Dengan sedikit tergesa dan cekatan Amanda pun ingin segera menyelesaikan tugas nya.
Dia akan kembali ke kamar dan akan membiarkan sang Ayah mendekati sahabat nya.
Hingga tepat 1 jam, Leon kembali ke bawah dengan membawa berkas yang akan di kerjakan oleh Maudy.
Dan ternyata, kedua gadis tersebut pun sudah selesai dengan tugas nya.
"Ayah, Maudy, aku ke kamar duluan ya" pamit Amanda.
"Hemm"
"Iyaa, nanti aku nyusul ya setelah ini" balas Maudy.
Setelah kepergian Amanda,
Maudy mengambil berkas yang di berikan oleh Leonard.
Dia membaca dan meneliti nya lebih dulu sebelum mengerjakannya.
"Bukannya ini berkas yang dulu pernah perusahaan Om tolak kan?" tanya Maudy.
"Iya, mereka mengajukan kembali dengan nominal yang berbeda dan juga ya kamu baca sendiri aja nama perusahaannya" jelas Leon.
Maudy menganggukan kepala nya, dia juga terheran heran dengan kelakuan oknum begini.
"Aku rasa mereka mempunyai tujuan khusus di balik kerja sama ini, ada udang di balik berkas" celetuk Maudy sambil mengerjakan berkas.
Uhuk.
Leon langsung tersedak kopi saat mendengar celetukan Maudy.
"Bukannya udang di batu ya, kenapa jadi berkas" ucap Leon bingung.
Hehe.
"Kan beda dari yang lain Om" balas Maudy cengengesan.
Leon menggelengkan kepala nya, dia lalu melirik kembali Maudy yang sedang fokus dalam mengerjakan berkas.
'Cantik nya'
'Duh jantung gue'
'Apa gue masih pantas untuk dia, gue aja udah tua'
Hampir 1 jam keduanya berada di jarak yang sangat dekat dan juga berdiskusi serius.
Keduanya nampak sangat fokus dan tenggelam dalam obrolan pekerjaan.
Hingga,
"Dy, boleh buatin coklat hangat gak?sekalian kamu buat juga" ucap Leon.
Maudy menatap Leon sejenak, setelah nya ia mengangguk dan berlalu dari sana dengan cepat.
Leon terkekeh melihat tingkah Maudy, dia senyum sendiri dengan raut wajah bahagia.
Sedangkan Maudy?
Dia menepuk kening nya dengan cepat sampai beberapa kali.
"Ih apaan sih otak ini, dia itu bokap sahabat lu"
"Tapi, Om Leon ganteng juga. Definisi pria matang yang sangat tampan dan hot"
Hehe.
Maudy terkekeh sendiri dengan gumaman dirinya, dia lalu membuat dua coklat hangat untuk dirinya dan Leon.
Tak lupa juga dengan camilannya, dia membawa beberapa camilan yang sudah ia buat tadi sebelum masak makan malam.
Tap.
Tap.
"Om, ini coklat hangat dan camilannya" ucap Maudy.
"Loh, kapan kamu buat camilan?" tanya Leon.
"Tadi Om, sebelum masak makan malam dan aku simpan aja di kulkas kalau mau tinggal goreng" jawab Maudy santai.
Leon menganggukan kepala, dia lalu mengambil camilannya.
"Emm, enak" gumam Leon.
Keduanya menikmati camilan dan coklat hangat, dengan obrolan ringan yang mereka sisipkan.
Tanpa keduanya sadari, keduanya sudah duduk bersampingan dengan obrolan semakin seru dan bahkan Leon tertawa dengan lepas.
Maudy menatap Leon dengan intens, ia sangat kagum saat melihat senyum lebar Leon.
Keduanya bertatapan dengan dalam, Leon pun menatap Maudy dengan penuh kagum dan cinta.
Hingga,
"Ehemm, kenapa Dy?" tanya Leon lirih.
Maudy menggelengkan kepala nya dengan menunduk karena malu.
Hingga,
"Besok lagi aja Maudy, ini udah terlalu malam. Kamu istirahat sana" ucap Leon.
"Baik Om, besok saya akan ke perusahaan dari pagi tapi sampe siang, soalnya sore ada kelas" jelas Maudy sambil membereskan beberapa berkas.
Hemm.
"Kamu langsung saja ke lantai dimana ruangan saya berada, nanti kalau udah di bawah kabari saya" ucap Leon.
Maudy mengangguk, dia lalu memasukan laptop dan berkas ke dalam tas kerja milik Leon.
Sedangkan laptop dia sendiri masuk ke tas nya, setelah nya ia pergi ke kamar tamu dengan perasaan yang entah.
Leon sendiri pergi ke kamar nya dengan senyuman kecil di wajah tampan nya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ke esokan pagi nya,
Maudy sudah siap dengan baju kerja nya, sedangkan Amanda masih dengan baju tidurnya.
Dia akan bersantai lebih dulu karena memang nanti sore jadwal kuliah nya.
Ia mengantarkan Maudy ke depan, karena sopir yang biasa antar jemput Amanda yang akan mengantarkan Maudy ke perusahaan.
"Padahal gue bisa naik taxi" ucap Maudy tak enak.
"Ck, sana protes nya sama Ayah" balas Amanda santai.
Huh.
Maudy membuang nafas kasar, dia lalu masuk ke dalam mobil yang sudah siap di depannya.
Setelah mobil yang membawa Maudy pergi, Amanda pun kembali masuk ke dalam rumah.
"Uhuy, semoga saja secepatnya mereka menikah" gumam Amanda dengan bahagia.
Dia melangkah ke arah kamar nya, dia akan bersiap untuk belanja keperluan dirinya.
Dia akan pergi bersama Bibi yang akan belanja bulanan.
*
Sedangkan di perusahaan,
Maudy baru saja tiba, dia langsung saja keluar dari dalam mobil dan langsung ke depan resepsionis.
"Mbak Maudy, langsung saja ke ruangan Tuan Leon" jelas resepsionis dengan ramah.
"Makasih ya Mbak" balas Maudy sopan.
Langkah nya dengan semangat ia bawa ke lift, dia akan langsung ke ruangan dimana Leon bekerja.
Ting.
Pintu lift terbuka, dia lalu keluar dan menuju ke ruangan Leon.
"Nona, silahkan masuk" ucap Asisten pribadi Leon.
"Makasih Pak" balas Maudy sopan.
Maudy pun masuk ke dalam ruangan CEO.
Ceklek.
"Baru sampai?" tanya Leon.
"Langsung saja, ini beberapa berkas kerjakan di meja itu" jelas Leon dengan menunjuk meja yang di pojok.
Maudy menganggukan kepala.
Dia lalu membuka berkas dan membaca nya dengan teliti, banyak coretan yang ia berikan sebagai tanda.
Leon sendiri membuka berkas dari sang Asisten, Alwi.
Dia sesekali melirik Maudy yang sedang fokus, bahkan ia tak bosan kala memandang wajah Maudy.
Hingga.
Ting.
Ada pesan masuk ke ponsel nya,
"Jangan lihatin Maudy terus ya Ayah ku sayang"
"Fokus aja bekerja, fokus cari uang buat halalin Maudy"
"Bocah dasar" gumam Leon menggelengkan kepala nya.
Dia menyimpan kembali ponsel nya dan fokus pada laptop di depannya.
-
Tiba jam makan siang,
Leon memilih memesan makanan dan makan di ruangan nya.
Dia juga akan berdiskusi bersama Alwi dan juga Maudy tentang perusahaan x.
"Makan siang dulu, Tuan" ucap Alwi yang baru saja masuk membawa goddibag.
"Hemm"
"Ayo kita makan dulu sebelum membahas perusahaan x" ajak Leon pada Maudy dan Alwi.
"Jangan lupa kunci pintu nya, Alwi" ucap Leon tegas.
Alwi mengangguk, dia mengambil remote yang ada di meja kerja Leon dan menekannya sebentar.
Ketiga nya pun langsung diam dan memakan makan siang mereka dengan hening.
Maudy?
Dia nyata nya sangat gugup dan berdebar, tetapi ia harus bisa profesional serta tak membuat malu.
.