Dendam Berselimut Gairah
Cuaca di kota Jakarta sejak pagi boleh dibilang sejuk karena sudah beberapa hari ini hujan deras mengguyur ibukota tapi tidak sampai banjir. Seperti hari ini, hujan baru saja berhenti sejam yang lalu meninggalkan jalanan yang basah dan udara malam yang dingin membuat orang-orang lebih memilih berada dibalik selimut ketimbang berkeliaran diluar.
Waktu sudah menunjukkan hampir jam dua belas malam tapi masih terdapat aktivitas di salah satu kamar apartemen mewah yang berada di pusat kota. Suara ******* dan erangan memenuhi seisi kamar. Aroma percintaan menguar sangat pekat bahkan pendingin ruangan pun seolah tak mampu untuk meredam hawa panas yang memenuhi kamar mewah itu.
Di atas tempat tidur yang berukuran besar terlihat sepasang pria dan wanita yang sama-sama polos dengan sekujur tubuh basah peluh saling memadu kasih. Sementara sang pria bergerak seperti kesetanan sementara si wanita hanya bisa menggelepar merasakan kenikmatan tiada tara yang membuatnya melambung ke langit ke tujuh.
“Da…..danny…..aaahhhhh!” erang sang wanita menatap pria itu dengan sepasang mata sayu. Danny!”
“Katakan padaku El.” geram pria bernama Danny Maitreya itu diantara dengusan napasnya yang kian berat, “Katakan siapa yang lebih bisa memuaskanmu, aku atau kekasihmu yang dingin dan angkuh itu?”
“Dia---.” wanita cantik bersurai coklat gelap itu terlihat kesulitan untuk berbicara diantara kenikmatan yang begitu menderanya. “Dia hanya kumanfaatkan sebagai sumber uangku. Itu saja, tidak lebih.”
Ada seringai kepuasan diwajah tampan Danny ketika mendengar kalimat yang keluar dari bibir merah nan seksi. Fakta bahwa Eleanor, perempuan cantik yang sedang bersamanya ini ternyata lebih mengakui kehebatannya diatas ranjang mampu membuat pria itu berbangga diri dan tersenyum puas.
Permainan mereka semakin ganas dan penuh gairah yang meledak-ledak. Suara erangan dan ******* pun terdengar semakin nyarin memenuhi kamar mewah itu. Bahkan tempat tidur yang empuk itupun sampai terlihat ikut bergerak dasyat sementara kedua orang itu terlonjak-lonjak diatasnya.
Saat keduanya sedang hanyut dalam gelombang hasrat tak bertepi, Eleanor mendengar suara password kungi pintu apartemennya ditekan yang berarti ada seseorang yang akan masuk.
“Da---danny, dia sudah datang. Gawat ini.” erangnya panik mencoba mendorong agar tubuh Danny menjauh darinya tapi percuma karena Danny yang merasa tanggung tak mau menghentikan hentakannya hingga Eleanor merasa semakin panik, “Hentikan, kita sudah nggak punya wak---”
Belum sempat Eleanor menyelesaikan kalimatnya, Danny membungkamnya dengan ciuman sementara tubuh mereka semakin erat dan menyatu.
Danny tak peduli, dia terus bergerak untuk mendapatkan pelepasannya. Keduanya pun akhirnya mencapai puncak kenikmatan dan disaat bersamaan pintu kamar tidur Eleanor mengayun terbuka.
Tidak ada kata selain keterkejutan saat pintu kamar tiba-tiba terbuka menyusul langkah kaki seorang pria yang kini berdiri terpana dipintu kamar menatap pemandangan yang terpampang dihadapannya.
Saat itu juga Danny tergesa melepaskan dirinya dari tubuh Eleanor dan dengan cepat menyambar selimut, tidak peduli dengan semua sisa kekacauan yang lain. Dia melilit tubuhnya dengan selimut.
“Eleanor!” bentak pria itu yang tersadar dari keterkejutannya sementara wanita bersurai coklat itu terlena dalam sisa kenikmatan yang ada seolah tak peduli dengan kehadiran pria yang masih berdiri didepan pintu kamarnya memandangnya dengan tajam.
“Aahh, Jaysen,” desah Eleanor dengan tubuh lemas dan masih belum sepenuhnya tersadar. Pria bernama Jaysen itupun mengeram menahan amarah, dengan tubuh tinggi kekar, rahang kuat dan warna mata yang segelap langit malam membuat sosoknya terlihat sangat mengerikan.
Kemarahannya memuncak terlihat jelas diwajah tampannya dengan rahang mengeras dan kedua tangannya mengepal erat di samping tubuhnya. Dia menggertakkan rahangnya kuat-kuat, amarah Jaysen sudah tidak tertahankan lagi.
“Dasar pengkhianat!” bentaknya kuat. “Jadi ini rupanya yang kau lakukan dibelakangku selama ini, hah?” teriaknya pada Eleanor melupakan emosi yang sejak tadi ditahannya kini dilepaskan.
Mendengar bentakan Jaysen membuat kesadaran Eleanor kembali seutuhnya. Dengan suara gemetar dan gelagapan dia lalu menyambar seprei untuk menutupi tubuhnya. “Ja—Jay…...A----aku bisa menjelaskan semuanya.”
“Siapa si brengsek ini?” teriak Jaysen menunjuk kearah Danny yang berdiri disudut kamar.
Danny yang tadi diam-diam segera memakai kembali pakaiannya mendadak membeku ditempat. Detak jantungnya semakin tidak karuan dan dia bisa merasakan keringat dingin di dahinya.
Tiba-tiba saja sebuah pukulan mendarat ke wajah Danny. “Sialan!” umpat Jaysen semakin beringas menghajar Danny tanpa ampun. “Dasar sampah!”
“Danny!” pekik Eleanor yang ketakutan melihat Jaysen yang kalap sedangkan Danny terlihat tidak berdaya menghadapi pukulan demi pukulan yang dilayangkan Jay kepadanya.
Dalam sekejap, pacar gelap Eleanor itu sudah babak belur. “Jay! Hentikan! Kau bisa membunuhnya. Jay tolong hentikan! Jangan memukulinya lagi, dia bisa mati!”
“Memang itu niatku! Jadi tutup saja mulutmu dasar kau wanita murahan!”
“Cukup! Jangan kau sebut Eleanor seperti itu.” teriak Danny yang tak terima dengan ucapan Jay.
Danny kini berusaha melakukan perlawanan, dia mulai melayangkan pukulan ke rahang Jay tapi pukulan itu adalah sebuah kesalahan besar yang dilakukannya. Dengan punggung tangannya, Jay mengelap darah di sudut bibir. Ekspresi wajahnya penuh kebencian dan kemarahan saat dia memandang Danny, “Mati kau!” desisnya.
Hal yang terjadi berikutnya adalah sebuah kekacauan besar. Dengan penuh nafsu membunuh Jay menerjang Danny. Pukulan dan tendangannya tepat sasaran dan tidak ada kesempatan pada lawannya untuk membalas sama sekali.
Bahkan saat Danny akhirnya tersungkur di lantai sambil memuntahkan darah segar, Jay malah memberikan tendangan keras dan menginjaknya tanpa ampun.
Siapapun yang melihat kejadian itu pasti bergidik ngeri. Eleanor yang terdiam kaku sejak tadi karena ketakutan pun kini tak sanggup melihat kondisi pacar gelapnya yang menyedihkan. “Hentikan!”
Eleanor berlari turun dari tempat tidur dan menarik Jay dengan cepat lalu memeluk Jay dengan erat untuk menahannya memukul Danny. “Lari Danny! Cepat lari!” teriaknya.
Sesaat Danny kesulitan untuk bangun dengan kondisinya yang sudah babak belur, rasa nyeri didada setiap kali dia bernapas, dan bagian lain ditubuhnya yang tak kalah sakitnya.
Kemungkinan ada beberapa tulang rusuknya yang retak. Danny berusaha sekuat tenaga untuk berdiri sambil mengerang kesakitan dan berlari keluar dari kamar itu.
“Lepas Eleanor! Jangan sampai aku berlaku kasar padamu.”
“Jay! Dengarkan aku dulu. Tolong beri aku waktu untuk menjelaskan semuanya padamu.”
“Ehm, menjelaskan ya?” Jay balas mencengkeran kuat pergelangan tangan Eleanor hingga membuat gadis itu berteriak kesakitan. “Apa lagi yang perlu dijelaskan heh?”
“Jay----.”
“Lagipula, kenapa kau repot-repot membantunya kabur? Apa menurutmu aku tidak sanggup menangkapnya lalu mengirimnya ke neraka?” suara dingin Jay terdengar menakutkan. Dia melepaskan pelukan Eleanor dan balas mencengkeram rahangnya. “Jangan khawatir.” Jay mendorong kuat tubuh Eleanor begitu saja sehingga membuatnya terjerembab di kaki tempat tidur. “Aku akan mengirimkan potongan tubuhnya untukmu!”
Seketika tubuh Eleanor bergetar ketakutan, kemarahan Jay sangat menakutkan dan membuat siapapun bergidik ngeri. Namun saat Jay berbalik hendak pergi, Eleanor berteriak untuk menghentikannya, “Jay! Jangan lakukan itu! Berhenti!”
Author bagiin nih visual para pemerannya
Visual ELEANOR MILENA
Visual EMILY VIONETTA
Visual si kembar EMILY VIONETTA & ELEANOR MILENA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Mahendra Hendra
cerita yg bagus
2024-02-21
1