Lingga terpaksa menjadi pasangan pengantin saat ia sedang bersembunyi di salah satu ruangan yang di jadikan ruang make up pengantin.
Lalu bagaimana nasib Lingga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Humairah_bidadarisurga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
Lima puluh tusuk sate kerasng cucut sudah habis tak bersisa. Diko benar -benar di buat klenger dan mual karena sate kerang cucut itu. Demi buah hatinya, apapun rela ia lakukan. Tapi anehnya sudah satu jam berlalu. Diko tak merasakan apapun juga. Biasanya reaksi alergi begitu cepat, tapi kali ini tak di rasakannya.
Melihat seeua sate itu habis, Lingga pun bersorak senang. Lingga bertepuk tangan dengan bahagia. rasanya lega dan puas melihat semua tususkan sate itu habis tak bersisa.
"Yeayyy ... Hebat banget sih," puji Lingga pada Diko, suaminya.
"Mual Sayang. Klenger makan sate kerang sebanyak itu," ungkap Diko mulai eneg dan pengen mengeluarkan sebagian isi perutnya.
"Tidur yuk? Atau mau di pijat sama Lingga?" tanya Lingga pada Diko yang merasa kasihan pada perjuangan dan pengorbanan Diko yang mau menyelesaiakna misi gilanya itu. Lima puluh tusuk itu bukan hal biasa bahkan snagat luar biasa.
Lingga mencium pipi Diko dan memegang tangan Diko yang dingin menahan rasa mual yang ingin memuntahkan isi perutnya saat ini juga. Perutnya besar karena kekenyangan.
Lingga berdiri dan memijat bahu Diko pelan. Diko mulai terbuai dengan sentuhan Lingga. Tangan Lingga begitu nyaman memijat bahunya hingga Diko bersendawa beberapa kali.
"Enak ya?" tanay Lingga pelan.
"Hooh, enak banget," ucap Diko mulai merasakan kenyamanan.
Diko pun mulai merebahkan tubuhnya dan kemudia terlelpa tidur.
***
Malam ini, Diko dan Oma Anna sudah duduk bersama di ruang tengah. Keduanya sedang membahas perusahaan yang kini tengah mengalami kerugian beberapa milyar.
"Oma bingung. Apa ada mata -mata di Kantor kita? Bisa -bisanya produk yang akan kita luncurkan malah sudah di luncurkan terlebih dahulu oleh perusahaan rival. Kalau masalah mutu, Oma juga tidak tahu, tapi paling tidak mereka mengambil ide kreatif kita dan dnegan mudahnya mencontek tanpa harus berpikir keras, meriset, itu yang Oma, sayangkan. Coba kamu cari orang yang menjadi mata -mata keluarga kita," tegas Oma Anna.
Hendiko sdenag berpikir keras. Ia mencari orang yang sekiranya tidak loyal pada perusahaan dan bisa menjadi cepu bagi perusahannya sendiri.
"Siapa ya Oma? Diko belum bisa mencari siapa orangnya. Karena Diko harus turun tangan langsung soal ini," ucap Diko lantang.
"Oma kok berpikir Leo. Dia diam -diam sering mencari hal yang aneh," ucap Oma Anna pelan.
"Leo? Mana mungkin? Dia baik, dan setia, loyal pula," ucap Diko berusaha membela asisten setainya itu.
"Ini sih menurut Oma. Karena satpam pernah lihat, Leo bertemu dengan Anggie. Lalu mereka menutup pintu mobil dan tidak keluar selama satu jam. Lalu ngapain? Kalau bukan mencari informasi?" tanya Oma pada Diko.
"Anggie masih berekliaran?" tanya Diko pelan.
"Masih Diko. Dia ada disini sekarang. Ini pasti ulah Gerald," ucap Oma Anna pada Diko.
"Om Gerald? Sahabat Oma kan?" tanya Diko pelan.
"Suami Anggie," ucap Oma Anna tegas.
"Hah? Apa? Suami Anggie?" tanay Diko tak percaya.
Memang selama ini hidup Anggie bergelimang harta, dan semua barang yang di milikinya beremrek. Ternyata, Anggie semudah itu menjulal tubuhnya dan mau di jadikan sugar baby bagi Gerald yang hiper **** itu.
"Oma ... Mas Diko, cicipin dong, kue kamir buatan Lingga," ucap Lingga pelan.
Lingga meletakkan satu piring besar kue kamir yang masih hangat dan sangat wangi sekali.
Lingga mengambil kue kamir allu menyuapkan kue itu pada mulut Diko.
"Sayang, aku masih kenyang," ucap Diko pelan.
Tanpa bicara apa -apa, Lingga langsung marah dan masuk ke dalam kamar tidurnya. Maklum mood ibu hamil sedang naik turun.