Pewaris Tahta Utara

...Bab 15...

"Wah. Pengetahuan mu luas juga ternyata," puji Ryan sambil menepuk pundak Harvey.

"Hahaha. Kau mungkin tau web flower, aku lah yang mendirikan website tersebut yang mengelola semua berita tentang para bunga di Wilbur University ini. Bisa dikatakan, aku ini adalah paparazi yang handal. Tapi semua informasi yang aku berikan adalah tentang kebaikan mereka saja. Aku tidak memposting berita buruk dari mereka. Dan hasilnya, lumayan. Setiap orang yang melayari website Flower akan membayar setidaknya satu dolar untuk membaca biodata mereka. Jika tidak, dari mana aku mendapatkan uang untuk kuliah," kata Harvey dengan lumayan membanggakan diri.

"Kalau begitu, apa kau tau siapa yang mengendalikan daftar mahasiswa yang dikatakan Pedro sebagai seratus berandal dan seratus tersial di Wilbur University ini?"

Harvey mendadak pucat ketika mendapat pertanyaan itu. Bagaimana tidak pucat, orang yang mengendalikan daftar peringkat orang berandal di kampus ini adalah putra dari kaisar bawah tanah Shelter City ini, alias anak Thunder yang bernama Charles.

"Kau pucat?" Tanya Ryan ketika melihat perubahan pada wajah Harvey.

"Tidak. Aku tidak berani menyebutkan nama orang itu. Soalnya, orang tersebut adalah mahasiswa yang paling senior di kampus kita ini. Jika dia tau bahwa aku memberitahu kepada orang lain bahwa dialah yang mengelola daftar peringkat seratus besar mahasiswa paling berandal di Kampus ini, maka habis lah aku,"

"Tidak apa-apa. Aku akan mengunci mulutku rapat-rapat," ujar Ryan berjanji.

Setelah membujuknya beberapa saat, akhirnya Harvey berbisik. "Namanya adalah Charles. Dia adalah putra dari kaisar bawah tanah Shelter City yang sering dipanggil oleh orang dengan nama Bang Thunder,"

"Oh. Hebat juga dia ya,"

"Bagaimana tidak hebat? Orang lain bisa bangga dengan kekayaan yang dimiliki oleh keluarga mereka. Charles ini berbeda. Kekayaan para tuan muda ini hanya sampah dimatanya. Dia tidak pernah mau mengusik orang. Tapi orang yang mengusik dirinya tidak pernah berakhir dengan baik. Dulu, Pedro pernah memprovokasi Charles ini. Kau tau apa akhir dari Pedro?" Tanya Harvey sok misterius.

"Apa?" Tanya Ryan pura-pura penasaran.

"Pedro dihajar sampai babak belur dan dipaksa untuk menjilati sepatunya," jawab Harvey sedikit tergagap. "Charles ini juga adalah presiden perkumpulan mahasiswa di Wilbur University ini. Selain itu, dia juga ketua komite disiplin yang bisa menghukum mahasiswa lain yang melanggar aturan kedisiplinan. Dia sebenarnya sudah lulus dan sudah diwisuda juga. Tapi entah mengapa dia sangat betah di sini. Orang-orang mendoakannya agar dia pergi dari kampus ini. Tapi Dekan malah mengangkatnya sebagai ketua komite disiplin. Selain itu, dia memiliki wewenang untuk membuka gelanggang,"

"Gelanggang? Maksud mu?"

"Gini. Misalnya ada dua orang mahasiswa yang terlibat cekcok. Setelah didamaikan, masih saja berselisih. Maka pilihan lainnya adalah menyelesaikan perselisihan tersebut dengan cara primitif dengan membuka gelanggang dan mengadu kedua orang yang berselisih tadi sampai ada salah satu dari mereka yang tumbang,"

"Wah. Menarik. Apakah mereka mau diadu begitu saja, kemudian, apakah nantinya tidak akan ada dampak dari pertarungan tersebut?"

"Charles tidak mengadu mereka sembarangan. Kebanyakan, orang-orang yang berselisih ini yang mengajukan diri untuk menyelesaikan perselisihan mereka di atas ring. Prosedur nya juga lumayan ketat. Selain atas izin dekan dan beberapa tetua universitas, orang yang berselisih juga harus menandatangani perjanjian bahwa jika dalam pertarungan itu ada yang terluka atau yang terparah mereka mati, maka tidak akan ada tuntutan dari pihak keluarga mereka. Setelah ditandatangani, maka akan dilakukan mediasi sekali lagi. Tapi kalau masih menolak damai, maka Charles akan membuka gelanggang. Nah, biasanya kalau gelanggang sudah di buka, maka Charles akan membuka meja taruhan yang mana sepuluh persen dari kemenangan, akan masuk ke kantongnya. Begitulah,"

"Hahaha. Dasar otak kadal. Sama seperti ayahnya," kata Ryan sambil tertawa. Dia tertawa, tapi Harvey yang mendengar kata-kata dari Ryan menjadi panik.

"Jangan sembarangan bicara, Ryan! Kau lihat drone itu?" Harvey menunjuk ke arah Drone yang melayang terus mengitari seluruh University. "Itu adalah Drone milik Charles. Dia melakukan itu untuk melihat keadaan Wilbur University ini. Bahkan, untuk melihat kalau ada orang luar yang berani membuat onar di Wilbur University ini,"

"Dengan ramainya generasi ketiga dari keluarga kaya raya, ditambah ada Charles yang menjadi senior, apakah masih ada yang berani membuat keributan?"

"Menurutmu, apakah orang kaya hanya di sini saja? Di sini itu, Universitas elite. Kaya saja tidak cukup. Mereka juga harus mempunyai nilai yang tinggi untuk bisa diterima di Wilbur University ini. Kalau nilai mereka rendah, mereka tidak akan diterima walaupun mereka memiliki kekayaan yang banyak. Keputusan Dekan adalah mutlak dan selama ini, belum ada yang berani mengganggu dan mempermasalahkan keputusan dari Dekan. Jika Dekan sampai mengadu ke Raja Utara bahwa dirinya diintimidasi, maka Raja Utara akan menghukum orang tersebut dengan melemparkan mereka ke perbatasan. Siapa yang berani. Jadi, untuk melampiaskan kekesalan mereka, palingan mereka akan memprovokasi mahasiswa di sini. Walaupun tidak setiap hari, tapi lumayan sering juga,"

"Dan kalian akan bertarung dengan para pengganggu itu?"

"Aku tidak cukup berani untuk berkelahi. Tapi Charles tidak akan pernah gentar. Biasanya ketika melihat dia dikeroyok, maka beberapa mahasiswa akan membantu," jawab Harvey. Mana dia pernah berkelahi. Nyalinya tidak cukup besar untuk ikut-ikutan berkelahi. Sifatnya yang takut menceritakan tentang Charles sudah menunjukkan seberapa tipisnya nyali Harvey ini. Padahal orang yang dia ceritakan itu entah di mana keberadaannya. Belum tentu juga orang itu mendengar bahwa dirinya sedang digosipkan.

Ryan memang tau kalau Bang Thunder mempunyai seorang anak laki-laki yang usianya lebih tua dari dirinya. Tapi yang tidak dia sangka adalah, anak Bang Thunder ini ternyata adalah mahasiswa abadi di Wilbur University ini. Sebagai orang yang sangat akrab dengan Thunder, tentu saja Ryan menganggap bahwa Charles adalah saudaranya. Jangankan Charles, bahkan Pedro pun dia tidak mau memperpanjang masalah dengannya. Padahal sudah jelas Pedro mau mencelakai dirinya. Karena dia tau, ayah Pedro, yaitu Efander adalah orang yang dulu berjuang demi Utara dan Tahta yang diduduki oleh Ayahnya saat ini. Bagaimana mungkin dia tega membalas Pedro. Padahal, hanya butuh satu kata darinya, maka kelar sudah nasib Pedro ini.

"Sudah banyak informasi yang aku berikan kepadamu. Dan saran dariku, jangan terlalu memprovokasi orang-orang yang aku sebutkan tadi. Katakanlah kau mampu melawan mereka di sini, tapi dikhawatirkan, mereka akan membalas mu di luar,"

"Terimakasih atas nasehat mu," ujar Ryan. Bagaimanapun, kesannya terhadap Harvey ini cukup baik. Mungkin saja mereka bisa berteman baik kedepannya.

"Sama-sama," balas Harvey dengan mengangguk. Kemudian dia mulai menghadap ke depan karena dia sudah mendengar suara langkah kaki dari sepatu hak tinggi. Dan itu adalah dosen mereka yang akan memberikan mata kuliah hari ini.