Aku terpaksa menikah dengan pria yang belum pernah aku temui sebelumnya.Setelah menikah kembaranku menginginkan bertukar suami. Apakah dia sudah gila mau menukar suaminya dengan suamiku?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35 : Ngemall
Kami tidak langsung pulang melainkan keliling kota dulu, menghabiskan sepanjang sore sama Karel cukup menyenangkan juga.
"Rel, kita mampir ke mall yuk? aku mau belanja. Boleh kan uang yang kamu berikan aku pakai"
"Ya boleh lah kan sudah aku kasih, terserah mau buat apa. "
Karel membelokkan mobil disalah satu mall terbesar di kota ini, dia memilih parkir di basement. Aku kebetulan berjalan dibelakang Karel, karena memang langkah dia itu panjang. Aku perhatikan dia hanya pakai kaos dan celana pendek serta sandal selop. Tak lupa aksesoris gelang kalung anting selalu melekat di dirinya. Tapi kok kelihatan ganteng ya walau santai outfitnya. Sedangkan aku juga cuma pakai Hoodie dan celana baggy panjang, tapi pakai flatshoes ya nggak sendalan.
"Lama banget kek siput" Karel menarik Hoodieku. Dia nggak niat gitu ya gandeng tanganku.
Aku senang cowok ini menghargai ku, dia nggak pernah melakukan skinship sama aku. Padahal aku sudah halal loh buat dia.
"Mau beli apa by? " kalau yang mengucap 'by' si Karel itu antara yang dia maksud baby apa babi atau Ruby, selalu suudzon aku.
"Bentar lihat-lihat dulu" jawabku sambil memperhatikan toko-toko yang berderet.
"Baju aja, kamu bawa baju cuma sedikit. Nanti aku beliin" Karel mengusulkan, dan menunjuk salah satu toko khusus baju.
"Iya sih, tapi pakai uangku saja kan sudah dikasih " tapi mataku malah melihat ada toko yang jual berbagai merchandise kpop. "Ehhh kesana sebentar" aku menunjuk toko itu.
"Yahhhh plastik lagi"
"Heh! mulutnya jangan rasis ya! "
"Ups sorry, ya udah aku tunggu diluar aja"
Aku masuk, Karel malah nunggu di depan yang kebetulan ada bangku dekat pagar pembatas.
Senengnya, sudah lama aku mau masuk kesini. Tapi uangku nggak cukup, biasanya aku kalau beli online yang harganya agak miring. Disini ada berbagai fandom yang lengkap sekali. Andai saja ada Gina dia pasti kalap.
Aku memilih lighstick yang belum aku punya, walau belum ada niat buat ke konser BTS tapi sejak dulu aku pingin belum kesampaian beli, karena agak mahal. Lalu aku beli boneka bt21 yang ukurannya agak besar daripada yang aku punya. Kemudian beli album fisik juga, dan yang terakhir aku beli jam sandal rumah berbentuk cooky.
Begitu selesai membayar aku keluar, si Karel masih setia nungguin aku di kursi sambil main ponsel.
"Bantuin bawain dong Rel. " aku memang membawa tiga tote bag besar soalnya ketujuh boneka tadi aku beli.
"Males" Karel berdiri. "yang belanja siapa? " lalu meninggalkan aku dengan menenteng sendiri belanjaan.
"Biasanya cowok yang bawa belanjaan" aku menyamakan langkah Karel.
"Ya itu paling kuli pasar, sorry aku nggak pernah kaya gitu. " ucap nya.
Baiklah, aku sebenarnya juga kuat dan sanggup kok cuma ngetes aja. Siapa tahu kamu baik hati, ternyata buruk hati.
Ketika sedang berjalan, dia menunjuk arah food court. "Makan yuk? "
"Hah? apa Rel? kamu habis makan banyak loh tadi? " heran banget sumpah, aku aja masih kenyang banget lah dia ngajak makan lagi.
"Makan es krim by" dia ternyata berbelok ke antrian es krim mcd.
Aku nggak mau ikut antri, lebih baik duduk aja. Kebetulan nggak ada tempat duduk, jadinya aku cuma menyender dipagar pembatas.
"Mau yang apa? " tanyanya.
"Sunde coklat"
"Ok"
Tak lama Karel sudah kembali, dia memberi ku es krim coklat. Namun susah sekali pegangan nya karena tangan ku penuh.
"Aishhh merepotkan" Karel sepertinya terpaksa mengambil dua tote bag belanjaan ku. Dengan begitu aku bisa makan es krim nya.
Kami mau turun ke eskalator, tapi batal karena ada yang manggil Karel.
"Karel! " suara cewek.
Cewek itu, hemmm seksi sekali lebih seksi yang ini daripada yang warung tengkleng. Apa dia mantannya juga?
"Karin? " Karel ingat namanya ternyata.
"Apa kabar rel? " cewek itu narik Karel dan mereka hendak cipika cipiki, tapi sepertinya Karel menghindar.
"Kenapa? ohhh ada cewek baru kamu? "
"Bukan, dia bukan cewekku" jawab Karel, semalu itukah dia mengakui ku.
"Ini istri ku" Karel mengagetkan ku apalagi dia merengkuh pundakku.
"Ohhh jadi bener kabar itu kamu sudah menikah? " Karin ini sudah tahu kalau Karel suami orang tapi gaya bicaranya kecantillan.
"Dan ternyata selera kamu sekarang bocil gini? apa sudah cukup umur dia kamu nikahin? "
APA? dia ngatain aku bocil?
"Kami duluan. "Karel menarik aku turun ke eskalator. Untung aja nggak nyungsep.
Di eskalator Karel memakan es krim nya lagi santai seperti tidak ada yang terjadi tadi.
"Tadi mantan juga? " tanyaku
"Bukan, dia suka gitu sama aku" Jawabnya.
Kini kami sudah sampai bawah, gelas es krimnya sepertinya sudah habis lalu dibuang. Es krim ku yang ku biarkan meleleh karena terheran-heran akan kejadian tadi aku buang juga.
Kami ke luar
"Serius tadi cewek itu menganggap aku kek bocil? dia umur berapa sih? " tanyaku masih kepikiran itu.
"Dia adik tingkat ku pas kuliah, paling ya seumuran sama kamu. "
