MELODY Untuk GALAKSI

"Dari mana aja Lo, Mel?" tanya Aulia begitu Melody memasuki kelas. Dari tadi gadis itu mencari Melody.

"Habis dari rooftop" jawab Melody sekenanya.

"Sisi, Indira, dan Aulia membulatkan matanya "Lo ngapain kesana? disana itu tempat anak-anak nakal, preman kampus!" ucap Aulia.

Sepertinya Melody kurang update tentang hal ini. Ketiga sahabatnya sudah tau sedangkan Melody gak tau sama sekali tentang hal itu.

"Gak ngapa-ngapain, tadi gue suntuk aja nunggu masuk kelas"

"Tapi Lo gak kenapa-kenapa kan? Lo gak ketemu kan sama cowok-cowok nakal yang suka nongkrong d sana?" tanya Indira.

Melody mengangguk pelan "iya gue ketemu"

Ketiga sahabatnya itu kembali membulatkan matanya "Tapi Lo gak apa-apa kan? Mereka gak gangguin Lo?" tanya Sisi khawatir.

"Awalnya sih mereka mau ngelecehin gue tapi untungnya ada kak Gala yang nolongin. Kak Gala ngancam mau matahin tangan mereka kalau berani nyentuh gue" jelas Melody.

"Apa kak Gala?" tanya Aulia yang dibalas anggukan oleh Melody.

Ketiga sahabat Melody itu saling lirik, akhirnya Aulia berucap "Wah, fiks ni"

"Fiks apanya?" tanya Melody bingung.

"Kalau kak Gala suka sama Lo" ucap Indira.

"Tuh kan apa gue bilang tadi "timpal Sisi.

...********...

"Kayanya Gala suka tu sama Melody" bisik Dion kepada Aska ketika mereka selesai main basket.

Dion tu tampaknya memang suka memanas-manasi orang. Buktinya suka ngompori Aska ketika Gala dekat dengan Melody.

Salah sendiri kalau Dion dekat dengan Melody, Aska langsung mau memakannya sedangkan kalau Melody dekat dengan Gala, Aska diam saja.

Aska melirik Gala. Lelaki itu sekarang duduk di kursi panjang di pinggir lapangan basket itu.

Aska menghampiri Gala. Ia memandang Gala dengan tatapan tajam. Sadar sedang diperhatikan oleh Aska. Gala menoleh hingga tatapan tajam mereka beradu. "Kenapa?" tanya Gala. Lelaki itu sepertinya tau kalau Aska ingin menyampaikan sesuatu.

"Lo suka sama adik gue?" tanya Aska tanpa basa-basi.

Gala mengangkat alisnya "menurut Lo?" dia malah balik bertanya.

"Gue gak tau karena bukan gue yang ngerasain!" jawab Aska.

"Tapi Lo bisa melihat" jawab Gala. Lalu ia pergi meninggalkan Aska yang masih penasaran.

Aska tak dapat menilai bagaimana perasaan Gala karena lelaki itu misterius. Dia juga belum pernah liat Gala jatuh cinta. Sebab cara orang jatuh cinta itu beda-beda. Jadi bagaimana Aska bisa tau?"

"Bagaimana kata Gala bro?" Dion datang memegang pundak Aska. Dia mendengar dengan jelas pembicaraan dua manusia kutub itu. Tapi, ia malah iseng bertanya.

"Memangnya kuping Lo budek?" tanya Aska dengan pedas. Dia yakin betul kalau Dion mendengarkan percakapannya dengan Gala. "Gak usah pura-pura tuli, nanti telinga Lo gue hilangin tuli beneran," ancam Aska.

Dion menyengir lebar. Ia agak merinding mendengar ancaman Aska. "santai dong bro! Seharusnya Lo tu gak usah bertanya dengan Gala. Tentulah dia gak mau jawab, pasti dia malu" kata Dion.

"Memangnya dia punya malu dihadapan kita?" Jawab Aska.

Setahu Aska, Gala tu gak punya malu kalau berhadapan dengan teman-temannya. Lelaki itu selalu bertindak sesuka hati sesuai keinginannya tanpa ada rasa malu sedikitpun.

"Ya jelaslah, orang Lo Kakak dari cewek yang dia taksir. Kalau gue jadi Lo, gue gak bakalan biarin Gala dekat-dekat dengan adik gue" ucap Dion benar-benar kaya kompor meleduk " tapi kalau adik gue deketnya sama Dion pasti gue ijinin. Soalnya Dion pasti insyaf jadi cowok playboy kalau bisa dapet Melody" sambung Dion.

Aska menjitak kepala Dion "itu namanya untung di Lo"

"Kan itu cuma misalkan, Aska. Gak usah marah juga kali. Kaya cewek lagi PMS aja dikit-dikit marah" gerutu Dion.

'PMS itu apaan?" tanya Aska yang benar-benar gak tau apa itu PMS.

"Perempuan menjadi singa" jawab Dion asal

...********...

Sementara itu di kantin kampus.

Melody dan teman-temannya baru datang dan memilih duduk di meja paling pojokan. Meja itu biasa di tempati oleh Clara dan teman-temannya.

"Guys, setau gue ini meja biasa dipake Clara dan teman-temannya, katanya gak ada yang berani duduk disini karena Clara bakalan marah" ungkap Aulia

"Udahlah biarin aja memang ini meja dia yang buat apa?" ucap Indira santai. Gadis yang sedikit tomboi itu tak pernah takut pada siapapun.

"Kalau mereka marah gimana dong?" tanya Aulia.

"Udahlah santai saja! Lagian kita sudah terlanjur duduk disini, males gue pindah-pindah lagi!" jawab Indira.

"Gue juga sudah malas angkat pantat" timpal Melody.

"Gue juga " tambah Sisi.

Aulia menghela napas panjang. sebenarnya Aulia pun gak takut tapi malas ribut sama Clara n the geng. karena Aulia pun sama kaya Indira dia adalah atlet taekwondo

"Ok fiks, kita duduk disini, kalian mau makan apa? Biar gue yang pesan skalian gue traktir sebagai rasa terima kasih gue sama Melody, karena tadi malam sudah nyuruh kak Aska ngantar gue pulang".

Melody tersenyum lebar "Kakak ipar gue memang the best! gue paling suka kalau gratisan"

'' Iya dong Aulia gitu loh. Oh iya asal kalian tau, tadi malam Kak Aska itu minjemin gue jaketnya, asli jaketnya harum banget." Aulia memekik mengingat perlakuan Aska tadi malam yang dirasa sangat manis.

"Udah-udah kapan pesen makanan nya kalau Lo nyerocos terus, udah laper ni gue" Indira mengelus perutnya yang rata.

"Iya-iya, kalian mau pesan apa?" tanyanya.

"Samain aja lah biar gak ribet" sahut Sisi

"Oke, bagaimana kalau mie ayam sama bakso?" ucap Aulia.

"Oke!" ucap Indira yang diangguki oleh Sisi dan Melody.

Aulia pun segera beranjak dan memesan empat mangkok mie ayam bakso dan empat jus alpukat. Setelah beberapa menit pesanan jadi. Tapi Aulia tidak mungkin bisa membawa pesanan mereka sendiri jadi Aulia dibantu oleh mbak-mbak kantin.

Baru beberapa menit mereka menikmati makanannya, mereka melihat Clara dan teman-temannya datang memasuki kantin.

Melihat meja yang mereka klaim sebagai miliknya ditempati oleh Melody dan teman-temannya, Clara langsung marah. Sedangkan Niki langsung menggebrak meja membuat mie ayam bakso milik Melody dan yang lain sedikit tumpah.

"Siapa yang suruh kalian makan disini?" tanya Niki. Gadis itu terlihat angkuh, dia melipat tangannya di depan dada.

"Memangnya kenapa kalau kita makan disini?" jawab Indira terdengar menantang. Gadis itu sudah berdiri dari kursi yang dia duduki "Gak ada yang nyuruh kita duduk disini, memang kita mau duduk disini!"

Tika teman Clara ikut bersedekap "asal kalian tau gak ada yang berani duduk disini. Karena mereka tau kalau meja ini milik kita"

Teman-teman Clara kelihatan sombong semua, berbeda dengan Clara yang harus kelihatan anggun, baik dan manis untuk mempertahankan pamornya.

"Memangnya meja ini kalian yang buat atau kalian yang beli" Melody ikut berdiri karena Melody juga gak suka ditindas.

Pertanyaan Melody membuat mereka gelagapan

"Kalau meja Iki kalian yang beli, kami akan pindah dari sini. Tapi sayang meja ini fasilitas kampus bukan punya kalian" ucap Indira ia senang karena punya teman yang sama-sama berani melawan dan tidak suka ditindas.

"Guysz udahlah mending kita makan dimeja lain saja" ajak Clara bicara dengan nada lembut andalannya untuk menarik simpati orang lain. Beda dengan tadi pagi ketika mengancam Melody.

"Enggak bisa gitu dong Cla! Mereka baru masa mau merebut meja kita" protes Niki

"Siapa yang mau merebut meja ini? lagian cuma meja juga kali. Kita cuma mau makan disini habis itu sudah, kamu tinggalin mejanya" ucap Sisi.

"Tetep aja kalian gak boleh makan disini, lagian masih banyak meja kosong" Tika menunjuk salah satu meja yang kosong.

"Kalau begitu kalian aja yang disana!" ucap Aulia.

"Kurang ajar banget ya kalian ini anak baru! Kita ini senior kalian harus hormat sama kita!" sahut Tika

"Kalau kalian mau dihormati kalian juga harus menghormati orang lain juga " balas Melody

Tika geram karena baru kali ini ada anak baru yang berani melawan mereka. Tika mengambil jus alpukat yang ada dimeja dan menyiramkannya pada Melody. Namun,

yang terkena jus itu malah Gala.