Impian Khanza sebagai guru Taman Kanak-kanak akhirnya terwujud. Diperjalanan karier nya sebagai guru TK, Khanza dipertemukan dengan Maura, muridnya yang selalu murung. Hal tersebut dikarenakan kurang nya kasih sayang dari seorang ibu sejak kecil serta ayah yang selalu sibuk dengan pekerjaan nya. Karena kehadiran Khanza, Maura semakin dekat dan selalu bergantung padanya. Hingga akhirnya Khanza merelakan masa depannya dan menikah dengan ayah Maura tanpa tahu pengkhianatan suaminya. Ditengah kesakitannya hadir seseorang dari masa lalu Khanza yang merupakan cinta pertamanya. Siapakah yang akan Khanza pilih, suaminya yang mulai mencintai nya atau masa lalu yang masih bertahta di hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cinta damayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 5
Sebelumnya....
("Ya, Mom?")
[Dimana kamu?!"]
("Meeting, Mom)
["Dimana?"]
("Plaz* Indonesia Mall")
["Bohong kamu!"]
("Beneran Mom. Kalo mommy gak percaya mommy bisa datang kesini.")
["Tidak perlu. Kamu susul mommy kesini dilantai 6, ada Khanza dan Naura disini."]
("Mak...sud mommy istri sama anakku di...sini??")
"Kenapa, Sayang?"
Darren sigap menutup mikrofon teleponnya dengan sebelah tangannya, sementara tangan satunya menutup mulutnya dengan jarinya, "shutt!"
"Felicia, aku harus pergi." Ucap Darren tidak menutupi wajah paniknya setelah menutup ponselnya.
"Pergi? pergi maksud kamu apa, Mas?" Felicia masih tidak mengerti ucapan Darren.
Darren berusaha menahan kesalnya karena ketidakpekaan Felicia akan situasi yang terjadi. Tanpa berkata kata lagi segera dia balik badan, hendak meninggalkan toko perhiasan, namun sebelum itu Felicia mencekal lengannya.
"Apa maksud kamu pergi dari sini, Mas? terus bagaimana dengan pesanan kalung ku?!"
"Anak dan istriku sedang ada disini Felicia! dan yang lebih parahnya mommy ku juga ada disini." ucap Darren sambil menekan intonasi bicaranya. Sedari tadi dia sudah cukup menahan kesabaran nya dimulai dari permintaan Felicia yang memintanya dibelikan kalung berlian dengan harga fantastis serta ketol*lannya karena kurang peka dengan situasi yang menurutnya genting itu.
"Ya sudah kalo akan pergi, tapi pesankan dulu kalungnya, Sayang, "ucap Felicia mendayu dayu mencoba merayu Darren, berharap walaupun kekasihnya itu pergi tapi tetap membelikannya kalung yang sudah dia incar selama beberapa bulan ini. Tak ingin incarannya lolos begitu saja.
"Masalah itu gampang. Nanti kita bisa datang lagi kesini." Darren kemudian berlalu dari toko khusus kalangan menengah keatas itu.
Jadilah Felicia seorang diri diruangan vvip tersebut dengan wajah yang sudah semerah tomat, menahan malu. Namun dengan wajah angkuhnya pun dia berlalu dari toko perhiasan kenamaan itu. "Maaf Nona, ini bagaimana dengan kalungnya?" tanya pegawai toko.
"Nanti saja, saya datang lagi. Kebetulan pacar saya tadi ada urusan." Tanpa basa basi segera Felicia pergi namun setelah keluar dari toko perhiasan wajahnya menunjukkan kekesalannya. "Sialan kamu, Darren." umpatnya.
Kurang dari sepuluh menit, Darren telah di lantai 6 yang konon istri dan anaknya berada menurut sang mommy. Begitu tiba di depan pintu permainan yang nampak hanya istri dan ibunya yang sepertinya sedang mengobrol.
"Mommy, " Darren cipika cipiki dengan ibundanya namun dengan Khanza, istri nya dia melabuhkan ciuman dikening sekilas. "Naura, dimana Za?" tanya selepas melabuhkan ciuman sekilas itu.
"Itu, Mas ditempat play ground," jawab Khanza dengan pipi yang sudah memerah. Dirinya shock. Seumur pernikahannya baru kali ini suaminya mencium dirinya apalagi ini didepan ibu mertua nya.
Sementara itu sang ibunda nampak menyipitkan matanya melihat interaksi keduanya yang kentara sekali dibuat buat terutama sikap Darren. "Kenapa Mom? kok lihat Darren begitu amat?" cuek Darren walaupun dia tahu wajah ibunya yang nampak datar namun dia seakan tidak perduli.
"Bener kamu meeting" Ny. Prita masih menaruh curiga pada putranya.
"Astaga, mom. kan tadi Darren sudah katakan kalo Darren ada meeting dan kebetulan meetingnya memang diadakan di mall ini."
"Meeting kok di mall,"
"Terserah kalo mommy gak percaya."
Emang mommy gak percaya.
"Hari libur tuh harusnya quality time sama anak istri. Meeting bisa di laksanakan di hari kerja. Gimana sih!" Ny. Prita masih saja membahas meeting dan menyendir putranya.
"Daddy...!" Teriak Naura dari balik pembatas play ground melambaikan tangannya.
Darren hanya melambaikan tangannya disertai senyuman membalas sapaan putrinya. Dia kemudian mendekatkan diri pada istrinya lalu berbisik" Kamu kok gak bilang mau ke mall?"