NovelToon NovelToon
Pengasuh Idaman

Pengasuh Idaman

Status: tamat
Genre:Tamat / Anak Genius / Romansa
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Tie tik

Menjadi seorang pengasuh bukanlah mimpi seorang gadis bernama Fina. Apalagi anak yang diasuhnya memiliki tingkah yang berbeda dari anak yang lain. Kesabaran dan ketelatenan Fina dalam merawat anak laki-laki berusia tiga tahun bernama Elza itu, ternyata mampu membuat Benny yang tak lain adalah ayah dari Elza tertarik kepadanya.

Mungkinkah mereka berdua bisa bersatu untuk mengarungi bahtera pernikahan? Atau justru Fina memiliki perasaan kepada pria lain? Lalu bagaimana peran Elza dalam hal ini?

🌹"Jika kamu menolaknya maka hanya ada satu hati yang terluka, tetapi jika kamu menerimanya maka ada dua hati yang terluka, yaitu aku dan anakku." ~Benny Candra Suherman~🌹

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tie tik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pembelaan Fina,

Satu minggu kemudian.

"Fin, nanti malam jangan berangkat sendiri. Aku akan mengantar kalian latihan," ucap Benny dengan kedua tangan yang disilangkan di depan dada. Dia berdiri di undakan anak tangga terakhir sambil menatap Fina yang ada di ruang keluarga.

"Tapi nanti acaranya sampai malam loh, Pak. Apa Bapak bisa menunggu kami sampai selesai?" tanya Fina tanpa menatap Benny. Dia sedang sibuk merapikan penampilan Elza sebelum berangkat ke sekolah.

"Tidak masalah. Kebetulan aku tidak ada acara apapun," jawab Benny sebelum pergi dari sana. Dia berlalu begitu saja dari ruang keluarga dan berjalan keluar untuk mempersiapkan kendaraan yang akan dipakai Fina.

Kondisi labil yang dialami Benny kala itu telah berlalu bersama dengan waktu. Duda satu anak itu memutuskan untuk mengikuti saran dari ibunya, dengan memikirkan segala keputusan besar yang akan dikehendaki suatu saat nanti. Menikah butuh persiapan mental yang cukup besar agar bisa menjalankan kewajiban dengan baik. Mungkin, tugas Benny setelah ini adalah merebut hati pengasuh idamannya itu. Entah bagaimana caranya.

"Papa, aku berangkat sekolah dulu," pamit Elza setelah berdiri di samping Benny yang sedang mengecek kondisi motor matic berwarna hitam itu.

"Sekolah yang pintar ya. Jangan merepotkan Mbak Fina karena Elza sudah besar," ucap Benny sambil menatap Fina, sementara tangan kanannya membelai rambut tipis putranya.

"Elza pintar kok, Pak, kalau di sekolah." Tutur kata yang diucapkan gadis cantik itu terdengar merdu di indera pendengaran Benny.

"Semua berkat bimbinganmu, Fin," ucap Benny dengan diiringi senyum tipis, "terima kasih karena sudah membantuku mengurus Elza," lanjutnya dengan sikap yang sangat manis hingga membuat Fina merasa heran.

"Sama-sama, Pak. Kami mau berangkat dulu, permisi," pamit Fina sambil menundukkan kepalanya dengan hormat.

"Kamu gak salim dulu, Fin, seperti Elza gitu," seloroh Benny sambil menatap Fina yang sudah naik ke atas motor matic itu diikuti Elza.

"Pak Ben bisa aja. Kalau saya salim Pak Ben nanti dikira kakaknya Elza dong." Fina membalas candaan majikannya itu sebelum melajukan motornya.

Tentu ucapan Fina berhasil membuat Benny ternganga. Pasalnya, candaan itu sebagai pancingan agar Fina mengerti dirinya ingin dianggap sebagai suami bukan sebagai orang tua.

"Gadis itu benar-benar tidak peka! Masa iya dia menganggap aku seperti ayahnya! Mungkinkah aku harus mendekati dia dengan cara terang-terangan saja?" gerutunya sambil berkacak pinggang di halaman rumah.

*

*

*

Motor matic berwarna hitam yang dikendarai Fina telah sampai di halaman luas sekolah TK, tempat Elza belajar selama ini. Elza segera berlari menuju kelasnya tanpa harus menunggu Fina. Dia sudah terbiasa masuk kelas tanpa diantar oleh pengasuhnya. Sementara itu, gadis yang memakai jilbab berwarna merah jambu itu duduk di tempat khusus yang disediakan untuk para orang tua yang tua yang menunggu anak-anaknya.

"Sini, Fin, gabung! Nih Putri bawa rujak buah. Lagi ngidam katanya," ajak bu Erni sambil menepuk bangku kosong yang ada di sisinya.

"Masih terlalu pagi, Bu haji, kalau makan rujak buah jam segini," ucap Fina setelah duduk di sisi wanita berusia sekitar tiga puluh lima tahun yang baru saja pulang dari menunaikan rukun islam yang ke lima.

"Duh, Fin! Putri ini kalau pengen makan gak memandang waktu. Mau pagi, siang ataupun malam, kalau pengen sesuatu ya pasti dimakan. Dia gak takut diare, karena udah bawa persediaan obat diare tuh!" ujar Erni sambil menunjuk plastik berwarna putih yang ada di atas pangkuan Putri.

"Ih, Bu Haji ini bisa aja. Ya daripada nunggu anak-anak sekolah sambil melamun, saya ada inisiatif bawa rujak ini, karena hanya itu yang ada di kulkas saya, Bu," jelas ibu muda bernama Putri itu, "mari semuanya, siapapun yang mau rujak buah, monggo merapat!" teriak putri pada ibu-ibu yang lain.

Ya, begitulah kegiatan Fin setiap pagi saat menunggu Elza sekolah bersama ibu-ibu yang lain. Dia adalah yang paling muda di antara yang lain. Banyak hal yang didapatkan Fina selama mendengarkan celotehan mereka, tentunya dia lebih banyak mendapatkan pengetahuan tentang parenting dari mereka. Hingga beberapa puluh menit lamanya jam istirahat pun akhirnya tiba. Fina mengalihkan pandangan ke arah kelas Elza untuk mencari keberadaan anak asuhnya.

"Fin, Fin. Cepat bawa Elza kemarin! Tuh dia sedang dekat dengan anaknya bu Mamik. Aduh bahaya itu!" Putri menepuk lengan Fina sambil menunjuk Elza yang ada di depan kelas bersama temannya.

"Iya, Fin. Dari pada nanti Elza disalahkan sama emaknya. Kamu tahu sendiri kan kalau bu Mamik gak perduli meski anaknya yang salah, tetep aja anak orang disalahkan," sahut Erni setelah melihat sendiri interaksi Elza dan temannya, "tuh udah mulai itu anak! Lihat saja setelah ini pasti ngeroyok itu!" lanjut Erni sambil mengamati Elza.

Fina segera beranjak dari tempatnya setelah melihat ekspresi wajah Elza mulai berubah karena ulah anak dari Mamik itu. Satu kali Elza hanya diam saja saat temannya mencoba merebut mainan yang ada di tangannya. Namun, sepertinya putra dari Mamik itu tak puas dengan apa yang baru saja direbutnya, hingga kejadian itu terulang untuk yang ketiga kalinya. Elza mempertahankan apa yang ada di tangannya dan detik berikutnya tangan jahil bocah yang ada di sampingnya itu memukul Elza terlebih dahulu.

"Elza stop!" teriak Fina sambil berlari mendekat ke Elza. Keadaan mendadak ramai karena Elza tak tinggal diam ketika ada yang berani memukulnya terlebih dahulu.

Tentu bocah kecil yang tersungkur di lantai itu histeris mendapatkan pukulan keras dari Elza. Sementara putra semata wayang Benny itu hanya diam dengan napas yang terengah-engah. Matanya merah karena menahan emosi yang meledak dalam diri.

"Cukup! Cukup!" Fina menarik Elza hingga berada dalam dekapannya. Gadis cantik itu mencoba untuk menenangkan anak asuhnya agar tidak emosi lagi.

"Mama ... Mama ... Mama!" teriak bocah yang menjadi lawan Elza di sela-sela tangisnya.

Benar saja tak lama setelah itu, wanita bernama Mamik datang menghampiri anaknya. Dia menatap Elza dengan tatapan tajam setelah melihat anaknya menangis. Guru kelas sudah berusaha menenangkan Mamik dan putranya agar tidak memperkeruh keadaan, karena selama ini Mamik sudah terkenal jahat di antara sekian banyak wali murid di sini.

"Heh anak nakal! Kau apakan anakku! Dasar gak tahu adab!" hardik wanita yang memiliki rambut berwarna pirang itu, "kau apakan anakku heh! Berani kau memukul anakku sampai menangis begini!" ujarnya lagi dengan suara lantang.

"Maaf, Bu Mamik. Elza tidak sepenuhnya salah di sini. Anak ibu yang mulai duluan." Fina berusaha membela Elza karena dia tidak terima jika anak yang sangat disayanginya itu disalahkan dalam hal ini.

"Alah! Dasar anak asuhmu itu yang jahat! Gak mungkin anakku memulai duluan! Anakmu itu yang hiperaktif dan gak tau adab! Main pukul anak orang gitu aja macam anak tak berpendidikan!" ujar Mamik sambil menunjuk Elza dengan mata yang melotot.

Guru kelas masih berusaha untuk memenangkan Mamik, tetapi sepertinya sangat sulit. Wanita itu terus mencaci Elza dan Fina dengan kata-kata kasar hingga membuat gadis berhijab itu tidak tahan.

"Cukup, Bu! Saya tahu Ibu pasti tidak terima jika anak ibu dipukul temannya. Akan tetapi coba ibu sedikit bijak dalam situasi ini. Anak ibu yang bersalah, jadi jangan terlalu menghardik anak saya dong! Istighfar, Bu! Nyebut! Biar gak kesurupan setan!" ujar Fina sebelum membawa pergi dari hadapan Mamik dan guru kelas. Rupanya emosi gadis cantik itu tersulut hingga berani melawan sosol yang lebih tua darinya.

"Halah! Babu aja sok ngajarin aku! Gak tahu diri kau!" teriak Mamik sambil menatap kepergian Fina.

Fina tak menghiraukan lagi setiap celotehan pedas dari wanita berambut pirang itu. Dia membawa Elza ke tempat semula, bergabung bersama ibu-ibu baik yang biasa bersamanya. Mereka mencoba menangkan Elza yang sedang menyembunyikan wajah dalam dekapan hangat Fina.

"Aku gak mau sekolah! Aku mau pulang! Aku gak mau sekolah!" ujar Elza dengan suara yang bergetar.

"Loh gak boleh begitu, Sayang. El harus sekolah biar cepat naik kelas. Nanti Papa marah kalau El minta pulang," bujuk Fina sambil mengusap rambut tipis Elza agar bocah kecil itu lebih tenang.

"Aku mau pulang!" Elza masih tetap pada pendiriannya.

"Udah gak papa ajak pulang aja, Fin. Izin sama gurunya. Dari pada nanti di dalam mereka bertengkar lagi," timpal Putri sambil menepuk bahu Fina.

Sementara Fina bingung sendiri harus bagaimana. Membawa Elza pulang sama hal nya dengan mengajarkan ketidakdisiplinan. Akan tetapi membiarkan Elza kembali ke kelas pun dia takut kejadian itu akan terulang. Bukan pertengkaran yang dia takutkan, tetapi cemoohan wanita berambut pirang itu yang membuatnya sakit hati. Fina tidak terima jika Elza dihardik oleh orang lain, apalagi jika bukan Elza yang membuat masalah.

"Ya sudah setelah ini kita pulang, nanti izin sama bu guru dulu ya," ucap Fina setelah mengurai Elza dari dekapannya. Akan lebih baik jika saat ini dia mengikuti saran dari yang lain.

...🌹To Be Continue 🌹...

...🌷🌷🌷🌷...

1
Rose Niawati
tambah seru
Fera Nono
mdh" an Fina dan beni segera sehat..sembuh seperti biasa ..dan BS secepat nya bikin adonan baru/Scream/
Fera Nono
ya Allah..ujian nya berar sekali
Fera Nono
pangeran cabul..ga tau tempat..
Fera Nono
mulai unjuk gigi si gadis imut
Fera Nono
dasar duda karatan
Fera Nono
lato lato mas beni pecicilan..ga BS diem..pengen nya main mulu
Fera Nono
kamu hrs banyak belajar Fin...bahkan harus lebih menguasai ranjang..biar si duren makin klepek"/Facepalm/
Fera Nono
/Joyful/
Fera Nono
hahaha..kesandung meja yg kaki nya tumpul
Fera Nono
gagal deh...
Fera Nono
dasar duda...tauu aja trik nya
Fera Nono
pasti ada mau nya tuh
Fera Nono
Aris kalah telak
Fera Nono
waduhh...
Fera Nono
Luar biasa
Fera Nono
El pasti kamu BS meraih simpati calon ibu baru mu
Fera Nono
dilema
Fera Nono
eng ing eng...apa yg akan terjadi??
Fera Nono
maju terus pak Ben
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!