'Gagak pembawa bencana' itulah julukan pemimpin klan mafia Killer Crow, Galileo Fernandez, yang terkenal kejam dan tidak pandang bulu dalam membunuh.
Hidupnya dari saat dia kecil dilatih menjadi pembunuh berdarah dingin oleh ayahnya, sehingga menciptakan seorang Leo yang tidak berperasaan.
Suatu hari dia di jebak oleh musuh bebuyutan dari klan mafianya dan tewas tertembak dikepalanya. Tetapi bukannya pergi ke alam baka, dia justru terbangun kembali di tubuh seorang anak laki-laki berusia 5 tahun.
Siapakah anak laki-laki itu?, Apakah Leo mampu menjalani hidupnya dan kembali menjadi mafia kejam dan membalaskan dendamnya?
Inilah Kisah tentang Galileo seorang mafia kejam yang bereinkarnasi ke tubuh seorang bocah yang ternyata menyimpan banyak misteri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ADhistY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
"Dasar babu yang tidak tau sopan santun, jika Max sudah berada di genggaman tanganku, akan ku tendang kau dari sini," ujar Viona memaki.
Sang penjaga hanya bisa menggelengkan kepalanya pasrah, dia tidak berani menegur wanita muda di depannya ini, karena yang dia tau jika siswa yang berasal dari sekolah yang sama dengan tuan mudanya, bukan siswa sembarangan, kekuatan keluarga nya mungkin setara bahkan lebih dari keluarga Pradipta, yang bisa menghancurkan nya dalam sekejap.
Sedangkan Zivanna yang melihat dan mendengar makian dari wanita itu kepada para pekerja nya mendinginkan wajahnya.
"Mana mungkin putra ku Max, mempunyai pasangan bersifat buruk, mabuk di siang bolong dan tidak punya etika sepertinya." Gumam Zivanna yang diam diam di setujui oleh pelayan yang berada di samping nya.
"Apa kau mengenalnya?" Tanya Zivanna pada pelayan itu.
"Saya juga kurang yakin nyonya, tapi melihat dari wajahnya, dia adalah Viona Xanders, putri dari Jordan Xanders, salah satu pengusaha paling berpengaruh di negara ini nyonya." Jawabnya pada Zivanna. Tentu saja semua penduduk asli negara ini mengetahui putri dari seorang Jordan yang berkuasa, karena sering kali keluarga Xanders masuk berita dan majalah bisnis terkenal.
"Jordan Xanders ya..." Lirih Zivanna. Lalu melangkahkan kakinya Menuju keributan yang di sebabkan oleh viona.
Saat Viona yang setengah sadar sedang memakai habis penjaga gerbang rumah Max, Zivanna muncul di sana menghentikan keributan itu.
"Berhenti, ada apa ini?" Ujar Zivanna dengan raut wajah tidak bersahabat.
"Itu nyonya-" ujar sang penjaga hendak menjelaskan tetapi terpotong oleh perkataan viona.
"Ahh.. kau pasti ibu dari calon suamiku kan??" Tanya Viona sumringah dengan wajah merah dan sedikit Linglung lalu memegang tangan Zivanna dengan cepat.
"Ibu mertua, tolong tendang babu tidak tau diri ini dari sini, berani beraninya dia menghina dan meragukan ku." Ujar Viona dengan percaya diri.
Zivanna menatap viona dengan raut wajah tidak bersahabat karena mencium bau alkohol yang menyengat di siang hari yang panas.
"Lepaskan saya," ujar Zivanna menepis tangan Viona. Yang membuat Viona seketika tidak senang.
"Kau ini tidak punya sopan santun ya, sudah datang kemari dengan mabuk mabukan dan memaki pekerja saya dengan hina, kau pikir saya tidak melihat kejadian yang sebenarnya?" Ujar Zivanna pada Viona.
Viona yang mendengar nya mengeratkan kepalan tangannya, menatap tidak terima dengan perkataan Zivanna padanya.
"Dasar wanita tua tidak tau diri, sudah untung kau ku anggap calon mertua ku... Aku adalah Viona Xanders, anak dari konglomerat terpandang di negara ini, berani beraninya kau bicara lancang kepada ku," ujar viona menggebu yang semakin membuat Zivanna semakin tidak suka dengan sifat arogan seorang siswa seumuran putranya itu pada orang yang lebih tua.
"Kau seorang anak yang tidak punya adab terhadap yang lebih tua, walaupun kau adalah anak dari konglomerat atau raja dunia sekali pun, aku dan putraku tidak akan Sudi menerima mu disini," kata Zivanna menatap marah Viona.
Viona yang memang sedang terpengaruh oleh amarah dan alkohol ber kadar tinggi, tidak bisa mengontrol tubuhnya hendak memukul wajah Zivanna.
"Sialan," pekiknya hendak melayangkan tamparan untuk Zivanna.
Zivanna yang tiba tiba hendak di tampar oleh Viona memejamkan matanya tidak sempat menghindar.
Tap
Plak
Sebuah tangan kekar menghalau pukulan dari Viona dan mendorong viona dengan keras hingga terpental jatuh ke tanah.
Brughh
"Berani beraninya kau," ujarnya menggeram marah.
Ya itu adalah Max yang untungnya tepat waktu untuk menghalau tangan wanita murahan ini melukai wajah Mamanya.
Zivanna membuka matanya dan bernafas lega karena tamparan itu di hentikan oleh putranya.
"M-max..." Lirih viona yang sedang terduduk di tanah.
Beberapa menit yang lalu, saat Max sudah selesai dengan mandinya dan berganti pakaian, dia di kejutkan dengan kehadiran salah satu anggota shadow Crow yang berada di kamar nya dengan berlutut.
"Ada apa?" Tanya Max singkat.
"Lapor tuan, saya ingin memberitahukan sesuatu kepada anda,"
"Ada keributan di depan gerbang rumah anda, apakah saya perlu turun tangan untuk menghentikan itu?" Ujar sang shadow Crow.
"Keributan?" Ucap max menaikkan alisnya "Siapa?" Tanya nya lagi.
"Putri dari Jordan Xanders tuan, dan kini nyonya Zivanna juga menghampiri keributan itu." Jawabnya pada Max.
"Mama?..."
"Tidak usah, biar aku saja yang mengurusnya, kau tidak perlu menunjukkan diri untuk hal yang tidak berguna seperti itu," ujar Max pada sang shadow Crow.
"Baik tuan," ujarnya mengangguk dan kembali menghilang seperti bayangan dari kamar Max.
"Wanita murahan itu benar benar membuat ku kesal," ujarnya segera bergegas turun dari kamarnya.
Saat dia sudah di lantai bawah, max mendengar makian yang keluar dari mulut Viona untuk ibunya.
"Dasar wanita tua tidak tau diri, sudah untung kau ku anggap calon mertua ku... Aku adalah Viona Xanders, anak dari konglomerat terpandang di negara ini, berani beraninya kau bicara lancang kepada ku."
"Kau wanita yang tidak punya adab terhadap yang lebih tua, walaupun kau adalah anak dari konglomerat atau raja dunia sekali pun, aku dan putraku tidak akan Sudi menerima mu disini."
Max mengeraskan rahangnya ingin sekali dia merobek mulut menjijikan itu karena berani membentak dan berkata buruk pada satu satunya wanita kesayangan nya.
Tak sampai sana, Max membelalakkan matanya ketika ibu nya hendak di Tampar oleh viona.
Dia berlari dengan cepat dan menghalau tenang Viona dan menepisnya keras.
Plakk
Brughh
"Berani beraninya kau," ujar Max menatap Viona dengan wajah marah yang paling Gavin hindari.
Viona dan beberapa orang disana merasakan kengerian dari aura kemarahan yang menguat dari Max termasuk Zivanna.
"M-max..." Lirih Viona yang terduduk lemas di tanah dengan wajah pucat, dia yang awalnya tadi mabuk berat seketika Hilang Setelah aura Max mengintimidasi nya.
"Max sayang..." Ujar Zivanna memegang tangan Max dan menatap ragu wajah yang menunjukkan kemarahan sang putra, karena baru kali ini dia melihat sisi lain dari putra kesayangannya itu.
.
.
.
.
.